Jumat, 11 Oktober 2013

Staf ICT Watch: Keluarga Berperan Tangkal Bahaya Game Online

Ancaman game online dinilai seperi narkoba
null
Muh. Abdus Syakur/Hidayatullah.com
Eddy di kantornya
Hidayatullah.com- Staf Program Information and Communication Technology (ICT) Watch Eddy Prayitono menilai saat ini bahaya game online sudah sangat meresahkan. Dia berharap keluarga semakin berperan menjaga anak-anak dari dampak buruknya.
"Menurut saya pribadi, samalah bahaya game online dengan narkoba, bahkan lebih bahaya lagi (game online)," ujarnya saat ditemui hidayatullah.com di markasnya, Jalan Tebet Barat X E, Jakarta Timur, Kamis (10/10/2013) siang.
Eddy meyakini, hal penting untuk menjaga anak-anak dari bahaya tersebut adalah kontrol keluarga. Dia pun menyayangkan peran keluarga yang saat ini dinilai berkurang.
"Ruang keluarga makin tak berperan. Andai ruang keluarga masih eksis, saya pikir itu akan jadi cara agar orangtua mengontrol anaknya," urainya.
"Bagaimana pun yang punya peran orangtua. 'Quu anfusakum waahliikum naaro'," lanjutnya, seraya mengutip ayat al-Qur'an berisi perintah menjaga keluarga dari api neraka.
Saat ini, jelas Eddy, banyak game online di Indonesia yang tidak pantas dimainkan anak-anak bangsa. Termasuk game yang mengandung unsur pornografi. Dampaknya, anak-anak mengalami ketertarikan seksual yang belum sepantasnya.
Secara psikologis, tambah Eddy, game online akan menjadikan candu bagi pemainnya. Misalnya anak-anak yang terus memikirkan permainannya di ruang kelas.
Pria yang dikenal dengan nama pena MT alias Mataharitimoer ini lantas memberi solusi atas dampak buruk game online. Salah satunya dengan mengganti materi game online dengan unsur kebudayaan Indonesia.
Seperti diketahui, selama ini kerap terjadi kasus pencurian yang dilatarbelakangi candu game online.
Rep:
Muh. Abdus Syakur

Syarat-Syarat Sah Qurban I

Pelaksanaan penyembelihan hewan qurban telah diatur sedemikian rupa oleh syari’at Islam, mulai dari waktu, tempat, jenis-jenis hewan yang disembelih beserta umurnya dan kepada siapa daging kurban itu dibagikan, semua ini telah dijelaskan oleh para ulama’-ulama’ fiqih terdahulu.
Berbeda dengan penyembelihan hewan biasa yang tidak terikat dengan syarat-syarat tertentu sebagaimana hewan qurban, karena hal itu bisa dilakukan kapan saja, siapa saja dan untuk siapa saja dibagikan.
Udhiyyah atau berkurban termasuk salah satu syi'ar Islam yang agung dan termasuk bentuk ketaatan yang paling utama. Ia adalah syi'ar keikhlasan dalam beribadah kepada Allah semata, dan realisasi ketundukan kepada perintah dan larangan-Nya. Karenanya setiap muslim yang memiliki kelapangan rizki hendaknya ia berkurban.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا
"Barangsiapa yang memiliki kelapangan, sedangkan ia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat musholla kami." (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim, namun hadits ini mauquf).
Diantara urusan kurban yang harus diketahui oleh seorang mudhahhi (orang yang hendak berkorban) adalah syarat-syaratnya. Apa yang harus dipenuhi oleh pengorban dari ibadah kurbannya:
Pertama, hewan kurban harus dari hewan ternak; yaitu unta, sapi, kambing atau domba. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka." (QS. Al-Hajj: 34)
Bahimatul An'am: unta, kambing dan sapi, Ini yang dikenal oleh orang Arab sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Hasan, Qatadah, dan selainnya. Atau sejenis hewan sapi seperti kerbau karena hakikatnya sama dengan sapi juga diperbolehkan untuk berkurban, dengan demikian maka tidak sah berkurban dengan 100 ekor ayam, atau 500 ekor bebek dikarenakan tidak termasuk kategori Bahimatul An’am.
Kedua, usianya sudah mencapai umur minimal yang ditentukan syari'at.
Umur hewan ternak yang boleh dijadikan hewan kurban adalah seperti berikut ini;
  • Unta minimal berumur 5 tahun dan telah masuk tahun ke 6.
  • Sapi minimal berumur 2 tahun dan telah masuk tahun ke 3.
  • Kambing jenis domba atau biri-biri berumur 1 tahun, atau minimal berumur 6 bulan bagi yang sulit mendapatkan domba yang berumur 1 tahun. Sedangkan bagi kambing biasa (bukan jenis domba atau biri-biri, semisal kambing jawa), maka minimal berumur 1 tahun dan telah masuk tahun ke 2.
Sebagaimana terdapat dalam kitab Kifayatul Akhyar,
ويجزئ فيها الجذع من الضأن والثني من المعز والثني من الإبل والثني من البقر
Umur hewan kurban adalah Al-Jadza’u (Domba yang berumur 6 bulan-1 tahun), dan Al-Ma’iz (Kambing jawa yang berumur 1-2 tahun), dan Al-Ibil (Unta yang berumur 5-6 tahun), dan Al-Baqar (Sapi yang berumur 2-3 tahun).
Maka tidak sah melaksanakan kurban dengan hewan yang belum memenuhi kriteria umur sebagaimana disebutkan, entah itu unta, sapi maupun kambing. Karena syari’at telah menentukan standar minimal umur dari masing-masing jenis hewan kurban yang dimaksud, jika belum sampai pada umur yang telah ditentukan maka tidak sah berkurban dengan hewan tersebut, jika telah sampai pada umur atau bahkan lebih maka tidaklah mengapa, asalkan tidak terlalu tua sehingga dagingnya kurang begitu empuk untuk dimakan.
(Pen. Fuad H. Basya/Red. Ulil H.) 

Dunia Berutang Budi kepada Para Ilmuwan Muslim

Dunia Berutang Budi kepada Para Ilmuwan Muslim

“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi .” [QS. Ali ‘Imran: 85]

Segala Puja dan puji hanya milik Alloh Ta’ala. kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampun kepada-Nya, kta berlindung kepada-Nya dari keburukan perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan sebaliknya, barangsiapa yang disesatkan oleh Alloh Azza wa Jalla, maka tidak ada yang memberi petunjuk kepadanya. Kita bersaksi tidak ada yang berhaq disembah melainkan Alloh satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kita bersaksi bahwa Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Amma Ba’du.
“ Sebaik-baik petunjuk ialah Kitabulloh (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Rasululloh yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan ialah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan setiap KeBid’ahan itu sesat serta setiap kesesatan itu ialah tempatnya di dalam Naar (Neraka) “.

Muqodimah

Segala puji bagi Alloh, Rabb semesta alam. Semoga shalawat tercurahkan kepada Nabi Muhammad, penghulu para mujahidin dan imannya orang-orang yang bertaqwa, beserta keluarga, sahabat, dan semua orang yang membela syariatnya sampai akhir kemudian.
Alloh Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Alloh memperbaiki bagimu ámalan-ámalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu, dan barangsiapa mentaati Alloh dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Qs. Al Ahzab [33]: 70-71).
“ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Alloh menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Alloh memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan mengawasi kamu. “ (QS. An-Nisaa’: 1).
Sebenarnya sangatlah sulit untuk mencari bidang ilmu pengetahuan yang tidak berhutang budi kepada para Ilmuwan Islam. Karena sejak seribu tahun yang lalu, ketika umat muslim adalah pembawa obor pengetahuan pada zaman kegelapan. Mereka menciptakan peradaban Islam, didorong oleh penelitian dan penemuan ilmiah, yang membuat bagian dunia lainnya iri selama berabad-abad.
Dalam kata-kata Carli Fiorina, seorang CEO Hewlett Packard yang visioner dan berbakat tinggi, ia berkata “Adalah para arsitek yang mendesign bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Adalah para matematikawan yang menciptakan al-jabar dan al-goritma yang dengannya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Adalah para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah; kisah-kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan gagasan-gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh energi. Ketika ilmu pengetahuan terancam dihapus akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup, dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala peradaban Barat modern sedang berbagi pengetahuan ini, peradaban yang sedang saya bicarakan ini adalah dunia Islam bermula pada tahun 800 hingga 1600 M, yang termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, dan penguasa agung seperti Sulaiman yang bijak. Walaupun kita sering kali tidak menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsihnya merupakan bagian dasar dari kebudayaan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan Arab (Islam)”.

Daftar singkat para ilmuwan dan cendikiawan muslim dari abad 8 hingga abad ke 15 Masehi.


Di bawah ini adalah daftar singkat – tanpa bermaksud menyatakannya sebagai yang terlengkap – para ilmuwan dan cendikiawan muslim dari abad 8 hingga abad ke 15 Masehi.
1. 701 (Meninggal) – Khalid Ibn Yazeed = Ilmuwan kimia
2. 740 – Al-Asma’i = Ahli ilmu hewan, ahli tumbuh-tumbuhan, ahli pertanian
3. 776-868 – Amr Ibn Bahr al-Jahiz = Ahli ilmu hewan
4. 780 – Al-Khwarizmi (Algorizm) = Matematika (Aljabar, Kalkulus), Astronomi
5. 721-803 – Jabir Ibn Haiyan = Ilmuwan kimia (Seorang ilmuwan kimia muslim populer)
6. 780 – Al-Khwarizmi (Algorizm) = Matematika (Aljabar, Kalkulus), Astronomi
7. 796 (Meninggal) – Al-Fazari, Ibrahim Ibn Habib = Astronomi
8. 789 (lahir) – Abul-Hasan Ali ibn Nafi (Ziryab) = Musik, Design, Fashion, Sastra, Arsitek
9. 800 – Ibn Ishaq Al-Kindi (Alkindus) = Kedokteran, Filsafat, Fisika, Optik
10. 815 – Al-Dinawari, Abu Hanifa Ahmed Ibn Dawud = Matematika, Sastra
11. 816 – Al Balkhi = Ilmu Bumi (Geography)
12. 836 – Thabit Ibn Qurrah (Thebit) = Astronomi, Mekanik, Geometri, Anatomi
13. 838-870 – Ali Ibn Rabban Al-Tabari = Kedokteran, Matematika
14. 838-870 – Ali Ibn Rabban Al-Tabari = Kedokteran, Matematika
15. 852 – Al Battani Abu Abdillah = Matematika, Astronomi, Insinyur
16. 857 – Ibn Masawaih You’hanna = Kedokteran
17. 858-929 – Abu Abdullah Al Battani (Albategnius) = Astronomi, Matematika
18. 860 – Al-Farghani, Abu al-Abbas (Al-Fraganus) = Astronomy, Tehnik Sipil
19. 864-930 – Al-Razi (Rhazes) = Kedokteran, Ilmu Kedokteran Mata, Ilmu Kimia
20. 973 (Meninggal) – Al-Kindi = Fisika, Optik, Ilmu Logam, Ilmu Kelautan, Filsafat
21. 888 (Meninggal) – Abbas Ibn Firnas = Mekanika, Ilmu Planet, Kristal Semu
22. 903-986 – Al-Sufi (Azophi) = Astronomi
23. 908 – Thabit Ibn Qurrah = Kedokteran, Insinyur
24. 923 (Meninggal) – Al-Nirizi, AlFadl Ibn Ahmed (Altibrizi) = Matematika, Astronomi
25. 912 (Meninggal) – Al-Tamimi Muhammad Ibn Amyal (Attmimi) = Ilmu Kimia
26. 930 – Ibn Miskawayh, Ahmed Abu Ali = Kedokteran, Ilmu Kimia
27. 932 – Ahmed Al-Tabari = Kedokteran
28. 934 – Al-Istakhr II = Ilmu Bumi (Peta Bumi)
29. 936-1013 – Abu Al-Qosim Al-Zahravi (Albucasis) = Ilmu Bedah, Kedokteran
30. 940-997 – Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani = Matematika, Astronomi, Geometri
31. 943 – Ibn Hawqal = Ilmu Bumi (Peta Dunia)
32. 950 – Al Majrett’ti Abu al-Qosim = Astronomi, Ilmu Kimia, Matematika
33. 958 (Meninggal) – Abul Hasan Ali al-Mas’udi = Ilmu Bumi, Sejarah
34. 960 (Meninggal) – Ibn Wahshiyh, Abu Bakar = Ilmu Kimia, Ilmu Tumbuh-tumbuhan
35. 965-1040 – Ibn Al-Haitham (Alhazen) = Fisika, Optik, Matematika
36. 973-1048 – Abu Rayhan Al-Biruni = Astronomy, Matematika, Sejarah, Sastra
37. 976 – Ibn Abil Ashath = Kedokteran
38. 980-1037 – Ibn Sina (Avicenna) = Kedokteran, Filsafat, Matematika, Astronomi
39. 983 – Ikhwan A-Safa (Assafa) = (Kelompok Ilmuwan Muslim)
40. 1001 – Ibn Wardi = Ilmu Bumi (Peta Dunia)
41. 1008 (Meninggal) – Ibn Yunus = Astronomy, Matematika.
42. 1019 – Al-Hasib Alkarji = Matematika
43. 1029-1087– Al-Zarqali (Arzachel) = Matematika, Astronomi, Syair
44. 1044– Omar Al-Khayyam = Matematika, Astronomi, Penyair
45. 1060 (Meninggal) – Ali Ibn Ridwan Abu Hassan Ali = Kedokteran
46. 1077– Ibn Abi Sadia Abul Qasim = Kedokteran
47. 1090-1161 – Ibn Zuhr (Avenzoar) = Ilmu Bedah, Kedokteran
48. 1095 – Ibn Bajah, Mohammed Ibn Yahya (Avenpace) = Astronomi, Kedokteran
49. 1095 – Ibn Bajah, Mohammed Ibn Yahya (Avenpace) = Astronomi, Kedokteran
50. 1097 – Ibn Al-Baitar Diauddin (Bitar) = Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Kedokteran
51. 1099 – Al-Idrisi (Dreses) = Ilmu Bumi (Geography), Ahli Ilmu Hewan, Peta Dunia (Peta Pertama)
52. 1110-1185 – Ibn Tufayl, Abubacer Al-Qaysi = Filosofi, Kedokteran
53. 1120 (Meninggal) – Al-Tuhra-ee, Al-Husain Ibn Ali = Ahli Kimia, Penyair
54. 1128 – Ibn Rushd (Averroe’s) = Filosofi, Kedokteran, Astronomi
55. 1135 – Ibn Maymun, Musa (Maimonides) = Kedokteran, Filosofi
56. 1136 – 1206 – Al-Razaz Al-Jazari = Astronomi, Seni, Insinyur mekanik
57. 1140 – Al-Badee Al-Ustralabi = Astronomi, Matematika
58. 1155 (Meningal) – Abdel-al Rahman al Khazin = Astronomi
59. 1162 – Al Baghdadi, Abdel-Lateef Muwaffaq = Kedokteran, Ahli Bumi (Geography)
60. 1165 – Ibn A-Rumiyyah Abul’Abbas (Annabati) = Ahli Tumbuh-tumbuhan
61. 1173 – Rasheed Al-Deen Al-Suri = Ahli Tumbuh-tumbuhan
62. 1180 – Al-Samawal = Matematika
63. 1184 – Al-Tifashi, Shihabud-Deen (Attifashi) = Ahli Logam, Ahli Batu-batuan
64. 1201-1274 – Nasir Al-Din Al-Tusi = Astronomi, Non-Euclidean Geometri
65. 1203 – Ibn Abi-Usaibi’ah, Muwaffaq Al-Din = Kedokteran
66. 1204 (Meninggal) – Al-Bitruji (Alpetragius) = Astronomi
67. 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui = Astronomi
68. 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi = Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
69. 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar = Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany)
70. 1258 – Ibn Al-Banna (Al Murrakishi), Azdi = Kedokteran, Matematika
71. 1262 – Abu al-Fath Abd al-Rahman al-Khazini = Fisika, Astronomi
72. 1273-1331 – Al-Fida (Abdulfeda) = Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
73. 1360 – Ibn Al-Shater Al Dimashqi = Astronomi, Matematika
74. 1320 (Meninggal) – Al Farisi Kamalud-deen Abul-Hassan = Astronomy, Fisika
75. 1341 (Meninggal) – Al Jildaki, Muhammad Ibn Aidamer = Ilmu Kimia
76. 1351 – Ibn Al-Majdi, Abu Abbas Ibn Tanbugha = Matematika, Astronomi
77. 1359 – Ibn Al-Magdi, Shihab Udden Ibn Tanbugha = Matematika, Astronomi
78. 1375 (Meninggal) – Ibn al-Shatir = Astronomi
79. 1393-1449 – Ulugh Beg = Astronomi
80. 1424 – Ghiyath al-Din al Kashani = Analisis Numerikal, Perhitungan
Saudaraku sekalian, dengan deretan ilmuwan muslim seperti itu, tidaklah sulit untuk menyetujui apa yang dikatakan George Sarton, ”Tugas utama kemanusian telah dicapai oleh para muslim. Matematikawan terbaik Abul Kamil dan Al-Khawarismi adalah muslim. Ahli geography (Ilmu Bumi) dan ensklopedia terbaik Al-Masudi adalah seorang muslim dan Al-Tabari ahli sejarah terbaik juga seorang muslim.
Sejarah sebelum Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah informasi langsung dari saksi mata. Menurut seorang ahli sejarah Bucla “Metode ini belumlah dipraktekkan oleh Eropa sebelum tahun 1597 M.” Metode lainnya: adalah penelitian sejarah bersumber dari ahli sejarah terkemuka yatiu Ibn Khaldun. Pengarang dari Kashfuz Zunun memberikan daftar 1300 buku-buku sejarah yang ditulis dalam bahasa Arab pada masa beberapa abad sejak munculnya Islam.
Sekarang lihatlah dunia kaum muslim. Kapankah Anda terakhir kali mendengar seorang muslim memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran? Bagaimana dengan publikasi ilmiah? Sayangnya, Anda tidak akan menemukan banyak nama kaum Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan makalah-makalah ilmiah. Apa yang kurang? Alasan apa yang kita miliki? Andalah yang bisa menjawabnya.
Semoga bermanfaat tulisan makalah singkat ini untuk muslim dan muslimah dimanapun, Barakallohu’ fiikum. Subhanakallohumma wabihamdika, Asyhaduanla ilaha illa anta, Astaghfiruka, waatubu ilaik.
Alfaqir ilalloh Azza wa Jalla,
Muhammad Faisal, SPd. M.MPd
Seseorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya
{Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Alumnus S1 Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prodi/Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, S2 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (IMNI), Jakarta – Pasca Sarjana, konsentrasi Manajemen Pendidikan}
(nahimunkar.com)

ARTIKEL YANG BERKAITAN:

Berbekal Takut, Kita Didik Generasi Salimul Aqidah

null
Dengan modal iman, anak akan merasakan ma’rifatullah dan muraqabatullah (merasakan pengawasan Allah)
ADALAH Syaikh Ali An Nadawi pernah mengatakan, jika iman bekerja sebagaimana mestinya akan mendatangkan kejayaan, kemenangan, kesuksesan yang sejati (lahir dan batin). Sebaliknya, ketika iman mengalami disfungsi, identik dengan menyediakan diri untuk dijajah (qabiliyyah littaghallub). Dijajah oleh rayuan  syubhat (kerusakan pikiran), syahwat  (kerusakan hati) dan ghoflah (lalai dari misi kehidupan).
Tidak sebagaimana harta yang mudah diwariskan, mewarisi keimanan memerlukan perjuangan yang tidak ringan. Seorang Nabi (manusia pilihan Allah Subhanahu Wata’ala) tidak otomatis melahirkan keturunan yang  memiliki kualitas keimanan seperti orang tuanya. Tidakkah putra dan istri dua hamba pilihan Allah Subhanahu Wata’ala yang shalih (Nabi Nuh, Nabi Luth),  berani secara transparan menentang perjuangannya!
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَاِمْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئاً وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." (QS: At Tahrim (66) : 10).
Bahkan Nabi-nabi sekalipun tidak dapat membela isteri-isterinya atas azab Allah apabila mereka menentang agama.
Merenungkan arahan Allah Subhanahu Wata’ala di atas, semoga kita memilih sekolah kita dengan harap-harap cemas. Karena takut terhadap masa depan anak kita. Berbekal rasa takut, kita siapkan mereka agar tidak menjadi generasi yang lemah dalam keyakinan, lemah dalam ibadah, lemah dalam akhlak, lemah dalam bidang ekonomi, lemah dalam karakter keagamaan.
Berbekal rasa takut, kita tiru Sahab Luqman Al Hakim, agar anak kita kelak memiliki aqidah yang lurus (salimul aqidah), ibadah yang benar (shahihul ‘ibadah), mulai akhlaknya (karimul akhlak), pejuang bagi agamanya (mujahidun fi dinihi), yakin dengan kepemimpinan islam (ats tsiqah bil jamaah), cerdas pikirannya (mutsaqqaful fikr), sholih ritual dan shalih sosial (sholihun linafsihi wa shalihun lighoirihi).
Kita pantau mereka kalau-kalau ada bagian dari fase kehidupan mereka saat ini yang menjadi penyebab datanganya kerumitan dan kehinaan di masa mendatang. Berbekal rasa takut, kita berusaha dengan sungguh-sungguh agar mereka memiliki bekal yang cukup untuk mengarungi samudera kehidupan ini dengan kepala tegak dan iman yang kokoh, serta bermartabat dengan penuh kemuliaan.
Betapa mahalnya membangun keimanan pada diri anak kita. Bukankah dengan aqidah yang kokoh menjadikan anak tegar, teguh dan gigih dalam memegang prinsip yang diyakini. Prinsip itulah yang menjadi landasan yang kuat dalam berpikir dan bertindak. Dengan bekal keyakinan yang terhunjam di dalam jiwa, ia akan tenang, survive dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semakin hari tidak bertambah ringan. Bagaikan karang di tengah samudera yang luas tidak bertepi. Kehidupan yang mengalami pasang surut, fluktuatif (naik-turun), timbul dan tenggelam, dan dekadensi moral yang menggurita , tidak  mudah dan tidak sederhana ini, mustahil  dapat dihadapi oleh seorang anak yang memiliki iman biasa-biasa saja.
Iman itulah yang memberi dorongan internal, motivasi intrinstik (indifa’ dzati), energi pemiliknya yang tidak ada habis-habisnya laksana sumur zam-zam, untuk menyemai kebaikan di taman kehidupan. Dan selalu mencegah kemungkaran dengan segala konsekwensinya, dengan cara bijak hingga ajal menjemput. Tanpa pura-pura dan tanpa pamrih. Tidak mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih.
Itulah sebabnya para Nabi dan orang shalih terdahulu tidak mewariskan kepada anak keturunannya dengan dirham, dinar, dan kekayaan duniawi lainnya, tetapi mewariskan nilai-nilai immaterial (keimanan). Pusaka yang tidak ternilai harganya, yang tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh guyuran hujan. Dengan iman itulah menjadikan kehidupan mereka bermakna dan prospektif (menjanjikan masa depan yang cerah). Kehidupan tanpa dibekali dengan iman, menjadikan para pemburunya kecewa.  Mereka rapuh sikap mentalnya. Mereka
Nasihat Rasululullah untuk Pelajar
Berikut ini adalah hadits yang berisi nasihat Rasulullah kepada sorang anak muda Ibnu Abbas, untuk memperkuat spirit keimanan. Dengan keimanan yang kuat, anak akan merasakan ma’rifatullah (mengenal Allah Subhanahu Wata’ala dengan pengenalan yang benar), muraqabatullah (merasakan pengawasan Allah), ma’iyyatullah (merasa disertai oleh Allah), ihsanullah (dan merasakan kebaikan Allah yang melimpah), nashrullah (pertolongan Allah). Dengan nasihat tersebut diharapkan anak memiliki sandaran spiritual yang kokoh.
“Wahai Abbas, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat ini sebagai nasihat bagimu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Dia pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan selalu berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau meminta (urusan dunia dan akhirat), mintalah kepada Allah, dan apabila menginginkan pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Ketahuilah, bahwa apabila seluruh umat manusia berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang dituliskan oleh Allah  di dalam takdirmu itu. Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikitpun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR. Tirmidzi).
Betapa dahsyatnya arahan yang diberikan oleh Rasulullah. Dengan nasihat tersebut anak muda akan memiliki kepribadian yang kuat. Ia kokoh bukan karena kelebihan, harta, kekuasaan, jabatan, potensi, popularitas, dan pengaruh yang dimilikinya, tetapi terhubungnya dirinya dengan Allah Subhanahu Wata’ala. Siapapun yang terhubung dengan Allah, manusia yang tidak diperhitungkan, diangkat dan dimuliakan oleh-Nya dalam sekejab. Demikian pula, manusia yang paling kuat melebihi Fir’aun tidak berdaya menolak keputusan dari-Nya (mati tenggelam di laut merah). Jangankan menghindari datangnya musibah dan kematian, menolak rasa ngantuk saja tidak mampu. Alangkah lemahnya manusia itu. Manusia adalah makhluk yang hina. Makhluk yang faqir. Makhluk yang miskin. Makhluk yang lemah. Seandainya ada kelebihan, itu hanyalah karunia dari Allah.
Dalam riwayat lain selain Imam Tirmidzi sisebutkan, “Jagalah Allah niscaya kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan lolos darimu maka hal itu tidak akan menimpamu, dan apa yang ditetapkan akan menimpamu hal itu tidak akan lolos darimu. Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesusahan, dan kesulitan bersama kemudahan.” (HR. Abu bin Humaid).
Nasihat Rasulullah dengan riwayat lain ini pula menggambarkan sebuah arahan yang pendek tapi padat berisi. Dengan nasihat ini anak dididik, dibimbing, dipandu untuk menggantungkan urusan dirinya hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dengan menjaga hukum-hukum Allah SWT seorang akan dijaga, dibela dan diberi pertolongan oleh-Nya. Apa yang menimpa diri sesorang baik yang menguntungkan dan membahayakan, atas izin dan restu Allah belaka.  Adakah kekuatan yang dapat mengungguli/melebihi kekuatan yang bersumber dari Zat Yang Maha Perkasa!.
Hadits tersebut pula mengajarkan kita untuk berjiwa besar. Jika dalam kesenangan jangan lupa daratan, tetapi harus pandai bersyukur. Karena kesusahan selalu melambaikan tangan kepadanya. Demikian pula ketika dalam kesulitan jangan larut dalam kesedihan, sesungguhnya kemudahan selalu melambaikan tangan untuknya.
Jika tertimpa sakit yang menahun, bukankah Nabi Ayyub dan beribu-ribu orang sudah merasakan sakit yang sama. Kita bukan orang yang pertama merasakannya. Jika didzalimi, bukankah Nabi Yusuf dipenjara, padahal dia bukan orang yang bersalah. Jika jatuh miskin, bukankah keluarga Ahlul Bait (Ali dan Fatimah) adalah termasuk keluarga sederhana, tetapi keluarga ahlul jannah. Bukan kesuksesan dan kegagalan yang kita takutkan, tetapi apakah kedua kondisi yang kontradiktif itu menambah kebaikan diri dan keluarga kita. Seringkali sesuatu yang kita benci, itu baik untuk kita. Dan sesuatu yang kita senangi, ternyata mendatangkan madharat untuk kita.
Dalam riwayat salafus shalih juga menceritakan anak-anak yang memiliki aqidah yang kuat. Suatu hari khalifah Umar bin Khathab melewati sekumpulan anak-anak sedang bermain. Semua anak berlarian karena takut kepada Amirul Mukminin kecuali satu anak. Dialah Ibnuz Zubair. Umar bertanya kepadanya,”Mengapa engkau tidak lari seperti teman-temanmu, anakku! Dia menjawab, ”Aku adalah anak yang tidak bersalah denganmu, mengapa aku harus lari darimu. Jalan pun demikian luas, mengapa aku harus menepi. Dialah putra Asma binti Abi Bakar. Ketika remaja menjadi seksi logistik, sehingga menyelamatkan Rasulullah Subhanahu Wata’ala dan Abu Bakar dari kelaparan dalam tempat persembunyiannya di Gua Tsur. Dialah saudari Aisyah ra. Istri seorang sahabat yang termasuk 10 sahabat yang dijamin masuk surga, yaitu: Abdullah ibnu  Zubair.”
Dalam riwayat lain, ketika Umar bin Khathab mengadakan perjalan di hutan, dia menjumpai seorang anak gembala. Yang menggembalakan 20 ekor kambing. Umar ingin membeli seekor kambing. Ia bertanya dengan penggembala, aku ingin membeli seekor kambingmu !. Ia menjawab, kambing itu bukan milikku. Tetapi, kepunyaan majikanku. Umar melanjutkan, katakan kepada majikanmu, seekor kambing telah di makan kawanan serigala. Anak tersebut menjawab dengan tegas : Dimanakah Allah! Dia bersamamu, di mana pun kamu berada!  Benar, majikanku dapat aku bohongi. Tetapi, dapatkah aku menipu Allah. Jawaban anak gembala yang melukiskan kedalaman iman tersebut menyambar hati Umar bagaikan petir. Sehingga menggetarkan hati beliau untuk kontak dan zikir kepada-Nya. Kesadaran iman inilah harta yang paling mahal. Dan kalimat tersebut yang memerdekakannya dari status budak.
Demikian pula cerita masa kecil seorang alim, yang zahid bernama Sahl At Tusturi. Anak ini setiap jam 03.00  bangun dari tidur. Pada saat yang sama, pamannya selalu membisikkan lewat telinganya, Allah Melihatku, Allah Mendengarku, Allah bersamaku. Kata-kata itu diulang-diulang selama bertahun-tahun. Sehingga mempengaruhi struktur kepribadiannya. Pada suatu hari pamannya bertanya, jika Allah Subhanahu Wata’ala selalu menyaksikanmu, tidakkah kamu takut bermaksiat kepada-Nya !. Sejak itu ia terbentuk menjadi remaja yang shalih, alim dan zahid.
Kisah terakhir adalah seorang Kiai lebih mencintai satu santri melebihi yang lain. Sehingga menimbulkan kecemburuan santri yang lain. Maka Kiai tersebut menjelaskan di hadapan mereka. Tahukah kalian mengapa saya mencintai santri yang satu ini mengungguli yang lain !. Baiklah agar kecintaanku ini beralasan, semua santri panggil ke sini. Dan masing-masing saya beri seekor ayam. Kemudian saya memberikan arahan, semua santri dipersilahkan menyembelih di suatu lokasi yang tidak dilihat oleh seorang pun. Semua santri pergi dengan membawa ayam, untuk disembelih di tempat yang sepi. Hanya satu santri yang dicintai Kiai tadi. Akhirnya Kiai bertanya, Mengapa kalian tidak pergi seperti teman-teman kalian. Santri tersebut menjawab, adakah suatu tempat yang disitu tidak dimonitor oleh Allah. Bukankah tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya baik di ujung langit maupun di ujung bumi. Dari sini kita dapat memahami, hanya santri yang sudah mengenal Allah Subhanahu Wata’ala.*
Penulis kolumnis hidayatullah.com, tinggal di Kudus, Jawa Tengah

Prof. Mansur Suryanegara: Indonesia Merdeka Karena Perjuangan Ulama

Saifudin – Sabtu, 10 Syawwal 1434 H / 17 Agustus 2013 09:30 WIB
mansyur bandung
Tak banyak tahu bila kemerdekaan bangsa ini atas pengorbanan dan jerih payah para ulama kita. Mereka tidak hanya berjuang melawan penjajah secara fisik, tapi juga harta benda. Tak hanya itu mereka pula yang menyusun dan merancang konsep kemerdekaan Negara ini.
Untuk mengetahui lebih jauh, eramuslim menemui sejarawan Mansur Suyanegara. Inilah kutipannya:
Kolonialisme seolah tak pernah berhenti di negara-negara Islam, termasuk di Indonesia. Bagaiamana Anda melihat hal ini?
Perjuangan nasionalisme menentang penjajah itu tokohnya adalah ulama dan santri. Sehingga, Thomas S. Raffles, dalam bukunya The History of Java, di situ menjelaskan ulama itu tidak melakukan kerjasama dengan sultan. Bahkan tidak mungkin kaki tangan penjajah aman di Indonesia, kendati jumlah ulama dan santri hanya sepersembilan belas dari populasi penduduk di Jawa pada waktu itu. Jadi, adanya penjajahan itu dimulai 1494, dari Paus Alexander ke VI. Paus inilah yang memberikan kewenangan kepada kerajaan Katholik Portugis untuk menguasai belahan dunia timur, dan kerajaan Katholik Spanyol menguasai belahan Barat. Lalu sampailah ke Indonesia orang-orang Portugis itu pada tahun 1511 dengan menguasai Malaka.
Dari mana kaum penjajah menguasai wilayah Islam?
Sejak itulah ada serangan dari kesultanan Demak terhadap Malaka. Kenapa menyerang Malaka? Karena kuatnya Islam itu tergantung pada penguasaan pasar dan pengusaan maritim. Karena Nabi sendiri, sejak umur delapan tahun sebelum diangkat sampai menjadi Nabi seorang wirausahawan. Di dalam Al-Qur’an sendiri banyak ayat yang berbicara tentang perniagaan dan maritim. Di dalam Al-Qur’an ada 40 ayat yang berbicara tentang maritim. Inilah yang tidak dikuasai para ahli sejarah pada umumnya.
Mereka sering menggambarkan Rasulullah hanya dengan padang pasir dan onta. Tidak ada orientasi pada kelautan. Padahal, Islam itu kuat karena menguasai laut. Dan jazirah Arabia itu sendiri berarti wilayah yang dikelilingi laut. Karena kita dikuasai sejarah Barat, informasi kelautan itu hanya dimiliki Inggris.
Jadi mereka memakai metode Nabi Saw?
Inggris itu meniru Islam. Maka saya angkat kembali bagaimana kita sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai laut terbesar di dunia, tidak ada negara yang punya laut seluas Indonesia, maka kalau perhatian pada lautnya kurang, kita tidak tahu informasi sejarah Rasulullah menguasai dunia.
Bukankah Indonesia dulu juga diperjuangkan para ulama kita?
Setelah Indonesia ini merdeka, ada dua kekuatan yang disepelekan masyarakat. Setelah perang selesai, ada dua kekuatan, yaitu ulama dan militer yang tidak dianggap berperan dalam menegakkan NKRI. Padahal ulama dan militer adalah satu kesatuan. Karena PETA, pasukan bentukan Jepang, sewaktu mengikuti Indonesia, yang terdiri atas 68 batalyonnya, semuanya ulama. Jadi pada masa Jepang ulama diberi kesempatan untuk memimpin organisasi kesenjataan (kemiliteran). Maka umat Islam mempunyai kekuatan yang dahsyat. Saya katakan dahsyat, karena di kalangan NU diberi kewenangan untuk membina 50 batalyon Hizbullah. Anda bisa bayangkan ketika Proklamsi kekuatan militer dari Islam itu luar biasa besarnya. Bung Karno sendiri ketika pidato Proklamasi tanggal 9 Ramadhan 1364 H/ 17 Agustus 1945, kalau tanpa dukungan ulama tidak akan berani.
Kenapa begitu?
Karena tanggal 6 dan 9 Agustus ada dua bom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki. Tidak ada bangsa yang bisa menghancurkan bangsa, yang sampai flora dan faunanya hancur mati, kecuali hanya AS. Itulah kenapa Yahudi dianggap kejam. Padahal tidak pernah flora dan fauna Yahudi yang dihancurkan. Tapi kalau AS, orang yang sedang sakit sampai rumah sakitnya dihancurkan. Dalam kondisi demikian Jepang, tanggal 14 Agustus, bertekuk lutut. Lha kenapa Indonesia berani memproklamirkan kemerdekaannya tanggal 17? Itu karena Bung Karno didukung oleh ulama.
Misalnya siapa dari ulama itu?
Umpamanya Syekh Musa, itu ulama dari Sukanegara, Cianjur Selatan. Lalu dari Bandung ada Drs. Sosrokartono, kakaknya RA. Kartini. Lalu ada Abdul Mukti dari Muhammadiyah, dan dari NU KH. Hasyim Asy’ari. Mereka inilah yang memberi tahu bahwa Jepang tidak akan mengganggu Indonesia lagi. Dan Hasyim Asy’ari waktu juga bilang bahwa presiden pertamanya adalan Bung Karno, dan itu disetujui angkatan laut Jepang.
Bisa dijelaskan lebih lanjut?
Jadi ketika tanggal 10 Ramadhan tau 18 Agustus, Pancasila yang merumuskan itu tiga orang. Yakni, KH Wahid Hasyim dari NU, Ki Bagus Hadi Kusumo dari Muhammadiyah, dan Kasman Singodimedjo, juga dari Muhammadiyah. Mereka itulah yang membuat kesimpulan Pancasila itu sebagai ideologi, UUD 45 sebagai konstitusi. Kalau tidak ada mereka, BPUPKI tidak akan mampu, walaupun diketuai oleh Bung Karno sendiri. Dari situ pula Bung Karno diangkat jadi presiden, dan Bung Hatta sebagai wakil presiden. Jadi negara ini yang memberi kesempatan proklamasi seperti itu adalah ulama.
Dan ketika ada gerakan separatis APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), KNIL, RMS (Republik Maluku Selatan), lalu dibuat negara kesatuan. Itu atas perjuangan dan usaha M. Natsir dari Masyumi dan Persatuan Islam. Jadi kita bisa melihat sumbangan ulama itu sangat besar.
Sekarang ini ulama dilupakan?
Iya dilupakan. (dina)