Kamis, 03 April 2014

SEBUAH DRAMA



PENGANTAR
Orang tua adalah segalanya tanpa orang tua kita tak akan ada terutama seorang ibu karena ibu sangat besar pengorbanannya
Beliau mengandung
Melahirkan
Menyusui
Merawat
Dan mendidik
Hingga kita besar seperti sekarang
Mungkin saat ini yang kita pikirkan hanyalah kesenangan dan kebahagiaan belaka sampai kita lupa kalau kita punya orang tua
Orang tua yang harus kita hormati
Orang tua yang harus kita sayangi
Orang tua yang harus kita kasihi
Dan orang tua yang harus kita jaga
Saat orang tua tak lagi di hormati
Saat orang tua tak lagi di sayangi
Saat orang tua tak lagi dikasihi
Saat orang tua tak lagi di Jaga
Maka saat itulah kita menjadi anak yang durhaka
(dibaca sebelum drama dimulai)
Naskah Derama

Siang itu Halimah datang dari sekolah
Halimah : “ ibu ibu ibu kemana sih ibu ni gak tau apa kalau aku lagi lapar “ sambil berteriak memanggil-manggil ibunya

Ibu Badriyah : “ ada apa halimah kok berteriak teriak, itu udah ibu siapkan di meja makan kamu tinggal makan “ keluar dari kamar
Lalu halimah membuka keranjang makanan yang ada di meja makan

Halimah : “ makanan apa ini buk kayak makanan kucing aja ? setiap hari makan kok kayak gini nasinya singkong ikannya ikan asin pula apa gak ada lagi selain makanan kayak gini. Jad i malas yang mau makan

Ibu Badriyah : “ ibu gak punya duit nak yang mau beli beras ama ikan jadi seadanya dulu”

Halimah : “ ya sudah saya mau makan keluar aja, ibu makan sendiri makanan itu “

Halimah pun keluar berjalan dengan penuh emosi tiba-tiba di tengah jalan ada orang yang memenggilnya
“ Halimah…………halimah………….halimah “
Halimah langsung menoleh untuk mengetahui siapa yang memanggilnya ternyata yang meanggil itu adalah Karisma teman lamanya sewaktu di SMP dulu

Halimah : “ karisma kan ? “
Karisma : “ iya halimah ini aku “
Halimah : “ waduh makin cantik aja kamu sekarang “
Karisma : “ gak ah biasa sama seperti dulu “
Halimah : “ biasa apanya, dulu kamu hitam gak putih kayak sekarang. Ngomong-ngomong kamu kok lama gk kelihatan kemana aja“
Karisma : “ aku kerja Halimah “
Halimah : “ kerja dmn ?“
Karisma : “ aku kerja di malasya”
Halimah : “ kerja apa apa disana ?
Karisma : “ jadi pembantu rumah tangga “
Halimah : “ enak gak kerja di Malasya ?”
Karisma : “ enak banget halimah dapet duit juga mudah ini saya pulang buat membangun rumah disini “
Halimah : “ bahagianya kamu, kira-kira law aku ikut kamu ke Malasya aku bisa dapet kerja gak ?”
Karisma : “ kalau itu jangan hawatir nanti aku yang carikan buat kamu “
Halimah : “ terus kapan kita berangkat ?”
Karisma : “ besok pagi “
Halimah : “ ok ! besok pagi tunggu aku dirumah kamu”

Ke esokan harinya Halimah pamit kepada ibunya

Halimah                     : “ buk saya maw pergi ”
Ibu Badriayah          : “ maw pergi kemana nak ?”
Halimah                     : “ saya maw kerja ke malaisya “
Ibu Badriyah            : “ apa !!! (kaget) maw apa kamu kesana ?”
Halimah                     : “ saya maw ikut Karisma mencari kerja disana “
Ibu Badriyah            : “ ibu tidak setuju kalaw kamu jadi TKW kesana Malasya itu jauh nak, apa kamu tega tinggalkan ibu disini sendiri “
Halimah                     : “ saya pergi juga buat ibu kalau saya banyak uang kan enak ibu gak usah repot-repot bekerja “
Ibu Badriyah            : “ tapi ibu tetap tidak rela kamu berangkat, ibu gak butuh kemewahan yang ibu butuhkan kita bisa hidup bersama dalam kesederhanaan ibu juga masih sanggup menyekolahkan kamu agar kamu agar kamu sukses nantinya  
Halimah                     : “ sekolah terus kapan kayanya buk. Pokonya terserah ibu saya sudah cukup menderita tinggal disini saya juga pengen hidup bahagia seperti orang lain, semenjak bapak tidak ada hidup kita melarat buk mungkin ibu terbiasa hidup melarat tapi saya gak mau “
Halimah pergi membawa tasnya
Ibu Badriyah            : “ jangan pergi halimah !” Menangis sambil menarik tangan halimah kemudian halimah mendorong ibunya sampai terjatuh dan pergi tampa memperdulikan ibunya sedangkan sang ibu terus menangis



Satu tahun telah berlalu semenjak Halimah pergi ibu Badriyah tinggal sendiri dan tidak pernah ada kabar sama sekali dari  tapi ibu badriyah tetap yakin Halimah pasti mengabarinya
Ibu Badriyah            :“ Ya Allah dimana halimah saat ini, dan apa yang dilakukannya, selamatkan dia Ya Allah dimanapun dia berada”
Tiba-tiba ada seseorang yg mengucap salam
Ibu badriyah            : “ waalaikum salam, silahkan masuk !”
Ternyata ibunya Karisma yang datang
Ibu Badriyah            : “ sampean buk ?”
Ibu Karisma             : “ iya buk “
Ibu Badriyah            : “ ada apa ya buk?”
Ibu karisma              : “ gini buk tadi saya menerima telfon dari karisma saya disuruh kesini untuk menyampaikan sesuatu kabar mengenai Halimah “
Ibu Badriyah            : “ kabar apa buk, pasti Halimah baik-baik aja kan “
Ibu Karisma             : “ halimah meninggal buk dia terjatuh dari lantai lima saat sedang bekerja, ibu Badriya yang sabar ya “
Mendengar kabar itu ibu Badriyah Pingsan dan tak sadarkan diri.

Kasih saying seorang ibu akan selalu ada sekalipun anak itu durhaka padannya
Tapi Allah akan membalas kedurhakaan yang kita lakukan kepada seorang ibu yang telah melahirkan kita
Entah kapan dan dimana
Sayangi ibu sayangi orang tua selama mereka masih ada
Sekian Terimakasih








Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebelumnya saya minta maaf atas keterlambatan naskah derama ini
Naskah derama ini sudah saya rampungkan jika dalam naskah derama ini ada kekurangan atau kesalahan tolong di tambah atau diperbaiki karena ini sudah kemampuan saya jika naskah drama ini tidak cocok tidak apa-apa jika mau diganti dengan drama yang lebih bagus.
Sedikit saya jelaskan drama ini membutuhkan 4 orang
  1. Menjadi Halimah
  2. Menjadi Ibu Badriyah
  3. Menjadi Karisma
  4. Menjadi Ibu Karisma

Saya Cuma mendoakan semoga hasilnya bagus

Wassalamualaikum Wr. Wb.



Jangan Pernah Kehilangan Mimpi

Di sebuah pinggiran kota, seekor kuda tampak berlari-lari kecil menelusuri jalan desa. Di atas punggungnya seorang pemuda menunggangi dengan begitu bersemangat. Sesekali sang kuda meringkik sebagai sambutan dari lecutan kecil tuannya. “Hayo hitam, hebaa…hebaa…,” suara sang tuan sambil menepuk punggung belakang kuda.
“Kenapa kamu begitu bersemangat, Hitam? Padahal, kamu sudah begitu jauh berlari?” tanya seekor kerbau di sebuah tempat istirahat hewan tunggangan. Beberapa kuda lain tampak berbaring santai sambil mengunyah rumput hijau. Tali-tali kekang mereka masih terikat di tiang-tiang yang sudah disediakan. Kebetulan, sang kerbau berada tak jauh dari si kuda hitam. Dan Si Hitam pun menoleh ke kerbau.
“Aku punya mimpi, Teman!” jawab Si Hitam kepada kerbau. Sinar wajah Si Hitam masih menampakkan semangat yang tinggi. Ia sama sekali tak terlihat lelah.
“Mimpi?” tanya sang kerbau begitu penasaran.
“Ya, mimpi!” jawab Si Hitam begitu yakin. “Setiapkali meninggalkan kandang, aku memimpikan kalau tuanku akan membelikanku sepatu bagus. Dan setiapkali akan pulang, aku membayangkan kalau tuanku sudah menyiapkan rerumputan hijau di kandang. Ah, sungguh mengasyikkan!” jelas Si Hitam begitu optimis.
“Tapi, kenapa sepatumu masih jelek?” tanya sang kerbau sambil mencermati telapak kaki Si Hitam.
“Aku yakin, mimpiku akan jadi kenyataan. Mungkin besok, tuanku akan membelikanku sepatu,” jawab Si Hitam begitu bergairah.
“Bagaimana kalau tidak juga?” sergah si kerbau seperti menggugat.
“Ya, besok lagi!” jawab Si Hitam masih optimis. “Pokoknya, aku tidak pernah kehilangan mimpi!” ucap Si Hitam sambil mengalihkan wajahnya ke arah rumput yang tersedia di hadapannya. Dan ia pun mengunyah sambil menanti tuannya yang akan mengajaknya pulang.
***
Tidak semua mimpi muncul di saat tidur. Ada mimpi-mimpi yang lahir kala seseorang sedang terjaga. Bahkan, sangat terjaga. Mimpi jenis ini bisa diibaratkan seperti bahan bakar. Orang pun menjadi lebih bergerak dinamis. Jarak yang jauh terasa dekat. Halangan dan rintangan pun menjadi tak punya arti.
Itulah mimpi yang digenggam para orang tua terhadap masa depan anak-anaknya. Itu juga mimpi yang melekat pada para pemimpin sejati. Dan, mimpi yang dimiliki oleh siapa pun yang tak pernah lelah melakukan perubahan keadaan diri. Mereka terus bergerak pada untaian moto hidup: mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok.
Menarik apa yang telah diucapkan Si Kuda Hitam kepada sang kerbau, “Jangan pernah kehilangan mimpi!”

Bagian Otak Manusia yang Membuat Dusta

Selama ini, para ilmuwan tidak mengetahui di bagian otak mana pada manusia yang paling bertanggung jawab terhadap sebuah dusta atau kebohongan. Orang hanya tahu kalau dusta itu muncul dari sebuah ucapan, tapi tidak mengetahui kalau itu ada hubungannya dengan bagian tertentu dalam otak.
Setelah melakukan penelitian, akhirnya para ilmuwan menemukan sebuah kesimpulan. Bahwa, otak bagian depan yang terletak pada ubun-ubun itulah yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya dusta.
Kesimpulan ini, sebenarnya tergolong sangat telat jika dibandingkan dengan apa yang sudah diisyaratkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya dalam Alquran. Bagian otak tersebut disebut Alquran dengan nama ‘nashiyah’ atau ubun-ubun.

Yang mengagumkan adalah bahwa Al-Quran sejak berabad-abad yang lalu telah berbicara tentang fungsi ubun-ubun ini ketika membicarakan Abu Jahl:
Allah swt. berfirman dalam Surah Al-‘Alaq ayat 15 dan 16.
كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعَنْ بِالنَّاصِيَةِ * نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
“Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[1], (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
[1] Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.

Al-Quran memberikan sifat كاذبة خاطئة (mendustakan lagi durhaka). Kenyataan seperti inilah yang ditemukan para ilmuwan pada masa sekarang ini dengan menggunakan pemindaian resonansi magnetik.
Maha Suci Allah Yang telah menyatakan fakta ini yang menunjukkan kemukjizatan Al-Quran yang baru ditemukan pada masa sekarang ini. mnh/al-kaheel
http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/abduldaim-al-kahil-bagian-otak-manusia-yang-membuat-dusta.htm#.Uz0vPCjNs_4