Kamis, 25 September 2014

Doa Nabi Daud Alaihissalam


 

Nabi Daud ’alihis-salaam merupakan seorang hamba Allah yang sangat rajin beribadah kepada Allah. Hal ini disebutkan langsung oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Nabi Daud ’alihis-salaam sangat rajin mendekatkan diri kepada Allah. Beliau sangat rajin memohon kepada Allah agar dirinya dicintai Allah. Beliau sangat mengutamakan cinta Allah lebih daripada mengutamakan dirinya sendiri, keluarganya sendiri dan air dingin yang bisa menghilangkan dahaga musafir dalam perjalanan terik di tengah padang pasir.  Inilah penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai doa Nabi Daud tersebut:

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)

Setidaknya terdapat empat hal penting di dalam doa ini. Pertama, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon cinta Allah. Beliau sangat faham bahwa di dunia ini tidak ada cinta yang lebih patut diutamakan dan diharapkan manusia selain daripada cinta yang berasal dari Allah Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Apalah artinya seseorang hidup di dunia mendapat cinta manusia –bahkan seluruh manusia- bilamana Allah tidak mencintainya. Semua cinta yang datang dari segenap manusia itu menjadi sia-sia sebab tidak mendatangkan cinta Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebaliknya, apalah yang perlu dikhawatirkan seseorang bila Allah mencintainya sementara manusia –bahkan seluruh manusia- membencinya. Semua kebencian manusia tersebut tidak bermakna sedikitpun karena dirinya memperoleh cinta Allah Yang Maha  Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sebab itulah Nabi Daud ’alihis-salaam tidak menyebutkan dalam awal doanya harapan akan cinta manusia. Beliau mendahulukan cinta Allah di atas segala-galanya. Beliau sangat menyadari bahwa bila Allah telah mencntai dirinya, maka mudah saja bagi Allah untuk menanamkan cinta ke dalam hati manusia terhadap Nabi Daud ’alihis-salaam. Tetapi bila Allah sudah mebenci dirinya apalah gunanya cinta manusia terhadap dirinya. Sebab cinta manusia terhadap dirinya tidak bisa menjamin datangnya cinta Allah kepada Nabi Daud ’alihis-salaam.
Dari Nabi shollallahu ’alaih wa sallam beliau bersabda: “Bila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah berseru kepada Jibril: “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia.” Jibrilpun mencintainya. Kemudian Jibril berseru kepada penghuni langit: ”Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka kalian cintailah dia.” Penghuni langitpun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah cinta penghuni bumi kepadanya.” (HR Bukhary 5580)
Kedua, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah cinta orang-orang yang mencintai Allah. Sesudah mengharapkan cinta Allah lalu Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah kasih-sayang dari orang-orang yang mencintai Allah, sebab orang-orang tersebut tentunya adalah orang-orang beriman sejati yang sangat pantas diharapkan cintanya.
Hal ini sangat berkaitan dengan Al-Wala’ dan Al-Bara’ (loyalitas dan berlepas diri).  Yang dimaksud dengan  Al-Wala’  ialah memelihara loyalitas kepada Allah, RasulNya dan orang-orang beriman. Sedangkan yang dimaksud dengan Al-Bara’ ialah berlepas diri dari kaum kuffar dan munafiqin. Karena loyalitas mu’min hendaknya kepada Allah, RasulNya dan orang-orang beriman, maka Nabi Daud ’alihis-salaam berdoa agar dirinya dipertemukan dan dipersatukan dengan kalangan sesama orang-orang beriman yang mencintai Allah. Dan ia sangat meyakini akan hal ini.
Sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersada: “Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.” (HR muslim 4773)
Ketiga, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar ditunjuki perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan cinta Allah. Setelah memohon cinta Allah kemudian cinta para pecinta Allah, selanjutnya Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar ditunjuki perbuatan dan amal kebaikan yang mendatangkan cinta Allah. Ia sangat khawatir bila melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah. Beliau sangat khawatir bila berbuat dengan hanya mengandalkan perasaan bahwa Allah pasti mencintainya bila niat sudah baik padahal kualitas dan pelaksanaan ’amalnya bermasalah. Maka Nabi Daud ’alihis-salaam sangat memperhatikan apa saja perkara yang bisa mendatangkan cinta Allah pada dirnya. Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah mencintai Ash-Shobirin (orang-orang yang sabar). Siapakah yang dimaksud dengan Ash-Shobirin? Apa sifat dan perbuatan mereka sehingga menjadi dicintai Allah?
”Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran ayat 146)

Keempat, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar menjadikan cinta Allah sebagai hal yang lebih dia utamakan daripada dirinya sendiri, keluarganya dan air dingin. Kemudian pada bagian akhir doa ini Nabi Daud ’alihis-salaam kembali menegaskan betapa beliau sangat peduli dan mengutamakan cinta Allah. Sehingga beliau sampai memohon kepada Allah agar cinta Allah yang ia dambakan itu jangan sampai kalah penting bagi dirinya daripada cinta dirinya terhadap dirinya sendiri, terhadap keluarganya sendiri dan terhadap air dingin.
Mengapa di dalam doanya Nabi Daud ’alihis-salaam perlu mengkontraskan cinta Allah dengan cinta dirinya sendiri, keluarganya dan air dingin? Sebab kebanyakan orang bilamana harus memilih antara mengorbankan diri dan keluarga dengan mengorbankan prinsip hidup pada umumnya lebih rela mengorbankan prinsip hidupnya. Yang penting jangan sampai diri dan keluarga terkorbankan. Kenapa air dingin? Karena air dingin merupakan representasi kenikmatan dunia yang indah dan menggoda. Pada umumnya orang rela mengorbankan prinsip hidupnya asal jangan mengorbankan kelezatan duniawi yang telah dimilikinya.
Jadi bagian terakhir doa Nabi Daud ’alihis-salaam mengandung pesan pengorbanan. Ia rela mengorbankan segalanya, termasuk dirinya sendiri, keluarganya sendiri maupun kesenangan duniawinya asal jangan sampai ia mengorbankan cinta Allah. Ia amat mendambakan cinta Allah. Nabi Daud ’alihis-salaam sangat faham maksud Allah di dalam Al-Qur’an:
“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah ayat 24)

Cemburu Buta, Cara Mengatasinya?

 
Sakit hati dan cemburu sering berujung pada keadaan gelap mata. Kasus cemburu yang menimbulkan pembunuhan semakin marak. Di Samarinda, Kalimantan Timur seorang istri yang cemburu membakar suaminya hingga tewas, Pedagang tirai bambu di Jambi hampir tewas ditikam sang istri karena cemburu korban jarang pulang. Gara-gara kepergok selingkuh dengan wanita lain, seorang pria di kabupaten Kutai Kartanegara, dibakar istrinya sendiri hingga tewas. Seorang pemuda di Tasikmalaya, nekat membunuh seorang janda mantan kekasihnya yang dicemburuinya. Cemburu karena mantan istri kerap digoda, dua pemuda kakak beradik di Tuban, Jawa Timur, tega membunuh tetangganya sendir. Melihat isi sms mesra istrinya dengan seorang pria, warga Desa Mojokerto cemburu dan gelap mata hingga akhirnya membacok pria tersebut.

Bagaimana mengatasi cemburu dalam Islam agar tidak menjadi bencana?

Cemburu Menurut Islam


Wajib hukumnya bagi suami memiliki rasa cemburu kepada istrinya. Nabi bersabda: “Tiga golongan yang tidak akan masuk syurga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,wanita yang menyerupai pria dan dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).  Dayuts adalah suami/kepala keluarga yang tidak cemburu terhadap istrinya. 

Suami dituntut untuk memiliki cemburu kepada istrinya agar terjaga rasa malu dan kemuliaannya. Cemburu ini merupakan fitrah manusia dan termasuk akhlaq mulia. Cemburu ini dapat menjaga dan melindungi harga diri dan keluarga dari tindakan melanggar syariat. Kerusakan akhlaq dan moral atas nama modernitas telah mengikis rasa cemburu ini. Suami tidak lagi sensitif dengan penampilan istri yang mencolok, busana yang tidak menutup aurat, istrinya digoda orang lain, istrinya berkhalwat dengan pria lain Akibatnya pintu perselingkuhan terbuka lebar hingga berujung pada kehancuran rumah tangga.

Sa’ad bin Ubadah ra berkata: “Seandainya aku melihat seorang pria bersama istriku, niscaya aku akan menebas pria itu dengan pedang." Nabi saw bersabda: “Apakah kalian merasa heran dengan cemburunya Sa`ad? Sungguh aku lebih cemburu daripada Sa`ad dan Allah lebih cemburu daripadaku” (HR Bukhari Muslim). 
"Sesungguhnya Allah cemburu, orang beriman cemburu, dan cemburuNya Allah jika seorang Mu'min melakukan apa yang Allah haramkan atasnya" (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim).

Kisah Cemburu Istri-Istri Nabi

Nabi sebagai seorang suami memaklumi rasa cemburu istri dan tidak menghukumnya selama dalam batas kewajaran. Aisyah berkata:“Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Rasulullah seperti cemburuku kepada Khadijah, karena Rasulullah banyak menyebut dan menyanjungnya” (HR Bukhari Muslim). 
Aisyah berkata: “Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita kecuali Khadijah?”. Nabi menjawab, “Dia beriman kepadaku ketika semua manusia mengkufuriku, dia membenarkan aku ketika semua manusia mendustakanku, dia mendukungku dengan hartanya ketika manusia menahannya dariku, dan Allah memberi rezeki kepadaku berupa anak darinya ketika aku tidak mendapatkan anak dari istri-istriku yang lain” (HR Ahmad).
Aisyah berkata dengan amarah akibat cemburu: “Allah telah menggantikan untukmu wanita yang lebih baik darinya”.  Rasulullah hanya menjawab, “Allah  tidak pernah menggantikan untukku wanita yang lebih baik darinya”.

Ketika Nabi berada di rumah seorang istrinya, istri beliau yang lain mengirimkan sepiring makanan untuknya. Istrinyatersebut segera memukul tangan pelayan yang membawa piring makanan hingga terjatuh. Nabi pun mengumpulkan pecahan piring dan makanan yang berserakan seraya berkata, “Ibu kalian sedang cemburu”.  Beliau lalu mengganti dengan piring yang masih utuh milik istri yang memecahkannya, sementara piring yang pecah disimpan. (HR Al Bukhari). 

Bila cemburu itu mendorong perbuatan yang diharamkan seperti mengghibah, maka Rasulullah tidak membiarkannya. Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, cukup bagimu Shafiyyah, dia itu begini dan begitu (pendek)”.  Rasulullah berkata: “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kata, yang seandainya dicampur dengan air laut, niscaya akan dapat mencemarinya” (HR Abu Dawud). 

Ketika mendapatkan Shafiyyah menangis Nabi bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?."  Shafiyyah menjawab, “Hafshah mencelaku dengan mengatakan aku putri Yahudi”. Nabi berkata menghiburnya, “Sesungguhnya engkau adalah putri seorang nabi, pamanmu adalah seorang nabi, dan engkau adalah istri seorang nabi. Lalu bagaimana dia membanggakan dirinya terhadapmu?”.  Kemudian beliau menasihati, “Bertakwalah kepada Allah, wahai Hafshah” (HR An Nasa’i).

Bahayanya Cemburu Buta (Berlebihan)

Rasulullah bersabda: “Rasa cemburu ada yang disukai Allah dan ada pula yang tidak disukai-Nya. Kecemburuan yang disukai Allah adalah yang disertai alasan yang benar. Sedangkan yang dibenci ialah yang tidak disertai alasan yang benar (cemburu buta).” (HR. Abu Daud).

Menurut Mu’awiyah terdapat tiga macam kemuliaan, yaitu sifat pemaaf, mampu menahan lapar dan tidak berlebihan dalam memiliki rasa cemburu buta, karena berlebihan itu merupakan hal melampaui batas dan merupakan suatu kezhaliman terhadap pasangannya. 

Ciri cemburu buta: memonitor pasangan setiap waktu (kemana, dengan siapa, sedang apa), tidak mau mengakui kesalahan, tidak tenang, ingin selalu diajak ke mana pun dan kapan pun, kasar (sering marah, berteriak, memukul, merusak barang).

Cemburu buta itu merugikan, menyiksa jiwa, merusak kehidupan rumah tangga, mendorong pelanggaran syariat, seperti banyak mengeluh, mencela, berprasangka buruk sehingga menuduh orang yang tidak bersalah, curiga terhadap sesuatu yang belum jelas dan pasti, rasa was-was yang berasal dari setan (QS. An-Naas:3-6), pembunuhan, bahkan kekafiran karena membenci ketentuan hukum yang Allah syariatkan.  Allah swt berfirman, “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada ketentuan (syariat) yang diturunkan Allah sehingga Allah membinasakan amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 9).

Tips Mengatasi Cemburu Buta

Penyebab timbulnya cemburu buta adalah: lemahnya iman dan lalai dari mengingat Allah swt, godaan provokasi setan, hati yang berpenyakit, hanya fokus pada kekurangan pasangan, rasa minder dan kurang percaya diri, kurang menjaga syariat yang berkaitan dengan pergaulan pria dan wanita. Bisa juga pengalaman masa lalu yang kurang perhatian dari orang terdekatnya, atau terlalu dimanja. Akibatnya, setelah menikah ingin mendapatkan perhatian yang berlebihan dari pasangannya.

Cara mengatasi cemburuan buta: bertakwa kepada Allah swt, tenangkan hati dengan zikrulloh, bersihkan jiwa dari cemburu buta, jauhi perilaku menyakiti hati pasangan, mengumpulkan pahala yang besar dalam bersabar mengendalikan cemburu, menjauhi pergaulan yang buruk, berprasangka baik (positif thinking), hitung semua kebaikan pasangan, bersikap qana’ah (menerima segala ketentuan Allah swt dengan lapang dada), selalu mengingat kematian dan hari akhirat, berdoa mohon pertolongan Allah swt, sibukkan diri dengan amal sholeh, bangun kepercayaan dan keterbukaan terhadap pasangan, telfon monitoring yang berkali-kali jawablah sekali saja dengan tegas dan lugas lalu matikan, saling memberikan pujian pada pasangan. Wallahu a’lam.

Love in the age of forty


Ada cinta diusiaku yang ke 40, anakku yang bungsu bercerita, ditengah buka puasanya dengan mulut yang penuh, “Umi ada surprise dari kakak-kakak buat Umi, katanya kak Irfan mau bikin surprise pada jam 12, dengan kakak-kakak lain, dan kem…”anak bungsuku yang polos menceritakan sejenak rahasia yang harusnya dirahasiakan oleh semua anak yang ingin membuat surprise untukku yang genap kan berusia 40 tahun pada tgl 17 Agustus besok, dan kaki kakak-kakaknya di bawah meja, berebut menendang kaki bungsuku si Zaki yang hanya diam dengan cemberut, nampak menyesali kepolosannya dalam membuka rahasia. Dan diiringi pelototan kakak-kakaknya, maka si bungsu menunduk dengan perasaan bersalah yang amat sangat dan melanjutkan mengunyah.
Disitulah peranku sebagai seorang ibu dan juga wasit yang menengahi dengan pura-pura tidak mendengar ucapan bungsuku, dengan langsung bercerita: “kalian tahu tidak di Palestina itu, kan masjidil aqsho akan diruntuhkan, namun sudah dua kali dibom ternyata tidak berhasil tahu gak kenapa, itu sebetulnya dalam hati orang yahudi mereka takut sama orang Islam, kalian tahu gak siapa yang akan membuat yahudi kalah, kata Rasululloh adalah sekelompok kecil orang yang tidak diperhitungkan, tidak diketahui dan sangat beriman, kira-kira siapa ya orang-orangtersebut..?” kataku dengan sungguh-sungguh dan mimik serius.
Alhamdulillah usahaku berhasil dan anak-anak segera beralih membicarakan yahudi dan palestina dan lain-lain yang membuat kami jadi bersatu lagi dalam pembicaraan dan si kecil walau tetap tidak berani lagi bicara, sudah nampak agak tenang dan terakhir bahkan bertanya dengan lucu: “Mereka kenapa tidak pindah saja ke Indonesia ya mi, bisa makan chiken wing, bisa makan mie ayam, kalau sudah kuat terus berjihad lagi,” demikain tuturnya.
Kakak yang khawatir bungsuku membuka rahasia lagi segera bangun dan bergegas cuci piring agar rahasia mereka tidakterbuka, namun dalam hati kecilku aku terharu, ternyata mereka sayang padaku, mereka sibuk bikin rahasia dan si kecil sibuk membuka rahasia agar Umi bahagia.. hmmm diusia menjelang 40, aku tidak ingin beroleh hadiah apa-apa, hanya rasa sayang dan cinta, yang mungkin susah untuk diungkapkan oleh suami dan anak-anak namun sangat terasa kasih sayangnya…kata orang life begin at forty… kataku love.. feel deeply at forty…

Al-Habib (pecinta) dan Arrohiem (Kekasih)


Allah S.W.T. Sang Kekasih mencintai sang pecinta,
Ketika semua orang melupakanNya, ia setiap saat selalu berdzikir, mengingat, dan merindukanNya.
Ketika semua orang meninggalkan dan melalaikan sholat lima waktu, ia tidak pernah meninggalkan dan selalu melaksanakannya di awal waktu.
Ketika semua orang mengabaikan sholat sunnah, ia selalu menjalankannya sebagai penyempurna sholat wajib.
Ketika semua orang tidak khusyu menjalankan sholat karena di hatinya dipenuhi pikiran dan nafsu dunia, ia menjalankannya dengan khusyu seolah melihatNya, penuh kerinduan ingin bertemu Allah S.W.T., kekasihnya.
Ketika semua orang merasa terpaksa, bermalas-malasan, dan menunda menjalankan sholat, ia segera melaksanakannya karena ingin bertemu, mengadu, dan merasa bahagia bersama Sang Kekasih.
Ketika semua orang tidur terlelap di malam hari yang dingin, ia gelisah dan terbangun untuk menjalankan sholat tahajjud karena kerinduan yang sangat untuk bertemu, berbicara, berkeluh kesah, dan menangis di hadapan kekasihnya.
Ketika semua orang meninggalkan masjid, ia selalu merindukan dan memakmurkannya karena ingin memuji dan mencintai Sang Kekasih, Allah S.W.T., ingin bertemu dan berkasih sayang dengan sesama saudara muslim.
Ketika semua orang meninggalkan Al Quran, ia selalu ingin dan rindu membaca “surat cinta” dari kekasihnya itu dan memenuhi keinginan dan nasihatNya dalam surat itu.
Ketika semua orang tidak peduli dan begitu mudah membuat murka Allah S.W.T., ia sangat berhati-hati dalam setiap perbuatan lahir dan batinnya agar Sang Kekasihnya itu tidak bersedih dan marah.
Ketika semua orang takut mati, ia menghadapi kematian dengan penuh senyum dan kebahagiaan karena ia akan bertemu dengan Allah S.W.T dan RasulNya, para kekasihnya yang ia sangat rindukan dalam hidupnya.
Ketika semua orang menginginkan dan memperebutkan dunia, ia justru mencampakannya dan memilih kehidupan akhirat yang kekal, tempat dimana ia akan bertemu dengan Sang Kekasih dan tidak ada lagi kesedihan, kesusahan, dan penderitaan.
Ketika semua orang berkeluh kesah, memprotes, dan marah pada Allah S.W.T. atas musibah, ujian, kesulitan, dan penderitaan yang ditakdirkan kepadanya, ia justru bersyukur, bersabar, ikhlas dan bahagia karena semua itu sebagai tanda bukti cinta Sang Kekasih Allah S.W.T padanya untuk menghapus segala dosanya.
Ketika semua orang gelisah, tertekan, takut, dan sedih karena dunia, ia merasa tenang, tentram, dan bahagia karena Allah S.W.T. kekasihnya selalu dekat, menghibur, melindungi, menemani, dan bersamanya dalam setiap nafas kehidupan.
Ketika semua orang berbuat karena manusia dan nafsu dunia, ia berbuat segala sesuatu karena dan hanya untuk Sang Kekasih, Allah S.W.T.
Ketika semua orang melihat manusia, makhluk, dunia dan segala isinya, ia hanya melihat Allah S.W.T., Sang Kekasih yang ia sangat cintai dan rindukan dalam hidupnya.

Ya Allah, jadikanlah aku pecinta dan kekasih sejatiMu di dunia dan di akhirat!