Kamis, 25 September 2014

Al-Habib (pecinta) dan Arrohiem (Kekasih)


Allah S.W.T. Sang Kekasih mencintai sang pecinta,
Ketika semua orang melupakanNya, ia setiap saat selalu berdzikir, mengingat, dan merindukanNya.
Ketika semua orang meninggalkan dan melalaikan sholat lima waktu, ia tidak pernah meninggalkan dan selalu melaksanakannya di awal waktu.
Ketika semua orang mengabaikan sholat sunnah, ia selalu menjalankannya sebagai penyempurna sholat wajib.
Ketika semua orang tidak khusyu menjalankan sholat karena di hatinya dipenuhi pikiran dan nafsu dunia, ia menjalankannya dengan khusyu seolah melihatNya, penuh kerinduan ingin bertemu Allah S.W.T., kekasihnya.
Ketika semua orang merasa terpaksa, bermalas-malasan, dan menunda menjalankan sholat, ia segera melaksanakannya karena ingin bertemu, mengadu, dan merasa bahagia bersama Sang Kekasih.
Ketika semua orang tidur terlelap di malam hari yang dingin, ia gelisah dan terbangun untuk menjalankan sholat tahajjud karena kerinduan yang sangat untuk bertemu, berbicara, berkeluh kesah, dan menangis di hadapan kekasihnya.
Ketika semua orang meninggalkan masjid, ia selalu merindukan dan memakmurkannya karena ingin memuji dan mencintai Sang Kekasih, Allah S.W.T., ingin bertemu dan berkasih sayang dengan sesama saudara muslim.
Ketika semua orang meninggalkan Al Quran, ia selalu ingin dan rindu membaca “surat cinta” dari kekasihnya itu dan memenuhi keinginan dan nasihatNya dalam surat itu.
Ketika semua orang tidak peduli dan begitu mudah membuat murka Allah S.W.T., ia sangat berhati-hati dalam setiap perbuatan lahir dan batinnya agar Sang Kekasihnya itu tidak bersedih dan marah.
Ketika semua orang takut mati, ia menghadapi kematian dengan penuh senyum dan kebahagiaan karena ia akan bertemu dengan Allah S.W.T dan RasulNya, para kekasihnya yang ia sangat rindukan dalam hidupnya.
Ketika semua orang menginginkan dan memperebutkan dunia, ia justru mencampakannya dan memilih kehidupan akhirat yang kekal, tempat dimana ia akan bertemu dengan Sang Kekasih dan tidak ada lagi kesedihan, kesusahan, dan penderitaan.
Ketika semua orang berkeluh kesah, memprotes, dan marah pada Allah S.W.T. atas musibah, ujian, kesulitan, dan penderitaan yang ditakdirkan kepadanya, ia justru bersyukur, bersabar, ikhlas dan bahagia karena semua itu sebagai tanda bukti cinta Sang Kekasih Allah S.W.T padanya untuk menghapus segala dosanya.
Ketika semua orang gelisah, tertekan, takut, dan sedih karena dunia, ia merasa tenang, tentram, dan bahagia karena Allah S.W.T. kekasihnya selalu dekat, menghibur, melindungi, menemani, dan bersamanya dalam setiap nafas kehidupan.
Ketika semua orang berbuat karena manusia dan nafsu dunia, ia berbuat segala sesuatu karena dan hanya untuk Sang Kekasih, Allah S.W.T.
Ketika semua orang melihat manusia, makhluk, dunia dan segala isinya, ia hanya melihat Allah S.W.T., Sang Kekasih yang ia sangat cintai dan rindukan dalam hidupnya.

Ya Allah, jadikanlah aku pecinta dan kekasih sejatiMu di dunia dan di akhirat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar