Selasa, 30 Juni 2015

Kisah Raden Rahmat Sunan Ampel

Prabu Kertabumi Galau.
Ratu Dwarawati yang merupakan istri Prabu mengetahui kerisauan hati suaminya. Dengan memberanikan diri, dia mengajukan pendapat kepada suaminya.
"Saya mempunyai seorang keponakan yang ahli mendidik dalam hal mengatasi kemerdekaan budi pekerti," kata Ratu Dwarawati.
"Benarkah?" tanya Sang Prabu.

"Iya, benar. Namanya Sayyid Ali Rahmatullah, putra dari kanda Dewi Candrawulan di Negeri Cempa. Bila kanda berkenan, saya akan meminta Ramanda Prabu di Cempa untuk mendatangkan Ali Rahmatullah ke Majapahit ini," jawab Ratu Dwarawati.
"Tentu saja, aku akan merasa senang bila Rama Prabu di Cempa bersedia mengirimkan Sayyid Ali Rahmatullah ke Majapahit ini," kata Prabu.

Sunan Ampel Menuju Tanah Jawa.
Pada suatu hari, diberangkatkanlah utusan dari Majaphit ke negeri Cempa untuk meminta Sayyid Rahmatullah datang ke Majapahit. Kedatangan utusan Majapahit ini disambut oleh raja Cempa dengan baik dan mengizinkan cucunya untuk berangkat ke Majapahit.

Keberangkatan Sayyid Rahmatullah ke Tanah Jawa ini tidak sendirian. Ia ditemani oleh ayah, Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi dan kakaknya yang bernama Sayyid Ali Murtadho. Di duga, nereka tidak langsung ke Majapahit,melainkan mendarat ke Tuban terlebih dahulu, tepatnya di desa Gesikharjo.

Di desa tersebut, ayahnya Sayyid Ali Rahmatullah jatuh sakit dan meinggal dunia dan dimakamkan di desa tersebut, desa GesikHarjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.

Kakaknya yang bernama Sayyid Ali Murtadjo menyebarkan islam dan berdakwah sampai ke Nusa Tenggara, bahkan sampai ke Bima. Beliau dikenal dengan Pandita Bima. Terakhir beliau berdakwah di Gresik dengan sebutan Raden Santri dan wafat di sana.

Raden Rahmat sampai di Majapahit.
Sementara itu, Sayyid Ali Rahmatullah meneruskan perjalanan ke Majapahit untuk menghadap Prabu Brawijaya sesuai permintaan bibinya, Ratu Dwarawati.
Kapal layar yang ditumpanginya mendara di pelabuhan Canggu dan kedatangannya disambut penuh suka cita oleh Prabu Kertabumi.

Dengan penuh haru, bibinya, Ratu Dwarawati memeluknya erat-erat seolah sedang memeluk kakak perempuannya yang berada di istana Kerajaan Cempa. Wajah keponakannya itu memang mirip sekali dengan ibunya.

Setelah Raden Sayyid Rahmatullah beristirahat, Prabu Kerthabumi bertanya,
"Wahai Nanda Rahmatullah, bersediakah engkau memberikan pelajaran atau mendidik kaum bangsawan dan rakyat Majapahit agar mereka memiliki budi pekerti yang mulia?" tanya sang Prabu.
"Dengan senang hati Gusti Prabu. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk mencurahkan kemampuan saya untuk mendidik mereka," jawab Ali Rahmatullah.

"Bagus..," sahut sang prabu.
"Kalau begitu, engkau akan aku beri hadiah sebidang tanah berikut bangunannya di Surabaya. Di sanalah engkau akan mendidik para bangsawan dan pangeran Majapahit agar berbudi pekerti mulia."

Begitulah kisah perjalanan Sayyid Ali Rahmatullah yang sering disebut dengan Raden Rahmat dan lebih dikenal dengan sebutan Sunan Ampel.

Catatan Penulis : Saya menyaksikan sendiri bekas benteng istana kerajaan Cempa yang terletak di Bihar, Distrik Kusyinaghar Propinsi Uttar Prhadish India, saat itu saya sedang belajar dakwah selama 35 hari dan penduduk daerah itu membenarkan bahwa Cempa itu kerajaan yang daerah kekuasaannya terbagi kedalam dua negara yaitu India dan Nepal. Dalam sejarah ekspansifnya Cempa punya hubungan erat dengan Nusantara (Indonesia), dan dilihat dari sejarah pula bahwa masuknya Hindu-Budha melalui jalur hubungan kedua kerajaan ini begitu pula masuknya islam melalui hubungan Majapahit Indonesia dan Cempa India.

Shilaturrahmi Mempersatukan Umat

Shilaturrahmi Alumni dan Simpatisan di Musholla Gn. Kesan
Umat Nabi Besar Muhammad SAW. adalah umat yang satu kesatuannya terikat kuat dan terikat dalam kalimat kesatuan : Laa ilaaha Illallah Muhammadur Rosulullah.

Barangsiapa mengucapkan kalimat ini dengan sepenuh hati maka terbukalah tujuh pintu surga dan bidadari melambai-lambaikan tangannya memanggil kekasihnya yang telah berikrar akan kebesaran Alloh swt., sambil melantunkan syair : "Wahai kekasih... janganlah engkau berlama-lama hidup didunia, karena dunia yang engkau huni saat ini tiadalah itu abadi dan hanyalah tempat engkau mengambil bekal untuk menuju kepada kami, sekiranya engkau tahu bahwa kami sangat merindukanmu tentulah engkau tidak akan bermalas-malasan dalam beramal, sekiranya engkau tahu bahwa cinta kami abadi tentulah engkau tidak akan lalai dalam urusan perintah-Nya, Ayolah kekasih cepatlah engkau datang, pintu telah kami buka dan tidak akan pernah tertutup selama engkau belum memasukinya..., salam rindu dari Kami Bidadarimu..."

Ayo siapa yang mau masuk pintu terlebih dahulu? jangan lupa bawa kuncinya "Miftahul Jannah Laa ilaaha Illallah" Rosulullah SAW. berpesan "Perbaharuilah kunci iman kalian, para sahabat bertanya, "Bagaimanakah cara memperbaiki iman Ya Rosulullah?", Rosulullah bersabda : "Perbanyaklah membaca, membicarakan, menyampaikan dan menyebarkan Laa ilaaha Illallah.", mengapa harus diperbaiki iman itu? karena kunci kalau tidak dijaga maka akan karat, jika sudah karatan maka dikwatirkan sulit untuk masuk dan jika dapat masuk pun bisa patah saat dipergunakannya.

Bagaimana caranya? perbanyaklah shilaturrahmi, minimal sehari kita luangkan waktu 2,5 jam, setiap bulan 3 hari saja, dan setiap tahun 40 hari saja, dan seumur hidup 4 bulan saja, jumlahnya hanya 10% dari umur kita. insya Alloh barokah ilmu dan amalnya, barokah anak keturunan dan lembaganya, barokah umur dan rizkinya, keluarga terjalin dengan kuat, temat semakin erat dan umat dapat dipersatukan dalam satu kalimat. bersedia semuanya???