Senin, 08 September 2014

Alasan Mengapa Orang Korea Selatan Sering Bunuh Diri


Korea Selatan negeri ginseng yang sedang mendunia, lewat K-Pop dan teknologinya Korea Selatan merancang kiblat baru di kancah permusikan. Setelah berhasil menduniakan K-Pop, ternyata Apple juga dibuatnya  gigit jari melihat kemajuan teknologi Korsel,  Samsung yang saat ini tengah nge-In seperti dilansir harian The Wall Street Journal memberitakan  iklan Samsung pada final Superbowl, harian tersebut mengatakan bahwa Apple sudah kalah keren dibanding Samsung dalam hal pemasaran.
Dalam dokumen rencana strategi Samsung pada 2011, prioritas Samsung adalah mengalahkan Apple dalam segala hal. Semua yang dilakukan Samsung harus dalam konteks mengalahkan Apple. Namun siapa sangka di tengah pencapaian teknologi dan budayanya masyarakat Korea Selatan mengalami kerapuhan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah merilis data statistik tingkat kasus bunuh diri dunia pada Kamis 4 September 2014 dan menepatkan Korea Selatan di posisi ke 3 dunia.
Hal tersebut dipicu banyak hal, diantaranya  tekanan untuk sukses di Korea sangat tinggi. Bagi seorang pekerja, sukses berarti bekerja di salah satu perusahaan konglomerasi besar seperti Samsung atau Hyundai atau yang diberi istilah chaebol dan  untuk mencapai karir dan reputasi tinggi mereka harus membuktikan diri sebagai pekerja keras,  Walaupun harus mengesampingkan kepentingan pribadi serta keluarga. Untuk artis mereka terlalu menjadikan sudut pandang orang menjadi rujukan dalam bersikap, seperti konsep cantik yaitu orang berkulit putih, hidung mancung, wajah membentuh huruf V dan jidat sedikit jenong, sehingga akibatnya anak muda yang tidak memenuhi standar tersebut memilih jalan instan operasi plastik, karena wajah cantik di Korea Selatan  lebih di dihargai orang dan memudahkan seseorang mencari pekerjaan, sehingga para orangtua menganjurkan anaknya opreasi, tak heran Korsel menjadi destination wisata operasi plastik yang popular.
Kesalahan Paradigma Berfikir
Negara Korsel menganut sistem sekuler memisahkan agama dari kehidupan manusia, negara tidak mengajurkan setiap orang untuk menganut agama, akibatnya orang Korsel banyak atheis, hal tersebut tidaklah dilarang, ketika seseorang mempunyai permasalahan mereka tidak mempunyai pegangan kuat, terlebih  mereka mempunyai pandangan hidup yang salah terhadap konsep kebahagian, mereka mengukur kebahagian dari materi, sebarapa cantikkah dirimu? Berapa banyak jumlah hartamu? seberapa suksekah pekerjaanmu? Sehingga hidup mereka dibayangi tantangan dan target yang sama sekali tidak ada ujungnya, iklim seperti ini rawan membuat mereka depresi akhirnya bunuh diri, tak bisa dipungkiri kepercayaan pada rekarnasi juga menambah suram permasalahan, rekarnasi menyakini  jika mati  atau bunuh diri mereka akan lahir kembali menjadi orang lain yang lebih baik, surga dan  neraka tidak ada dalam jangkauan berfikir mereka.
Islam Agama yang Sempurna
Dari sekian konsep kehidupan hanya Islamlah yang memberikan pandangan dan aturan secara sempurna, setiap manusia Allah ciptakan tentulah dengan seperangkat aturan, yang mana aturan tersebut semata-mata Allah hadirkan untuk kebaikan manusia. Islam memang mengakui adanya kebutuhan manusia akan materi, hanya saja tidak Islam tidak menjadikan materi sebagai tujuan manusia hidup di dunia, akan tetapi tidaklah aku ciptakan jin dan manusia semata-mata beribadah dan menyembah Allah, islam memberikan pandangan hakiki tentang kebahagian yang lebih jauh menentram hati yaitu, Aqidah yang mendorong motivasi seseorang untuk senantiasa beramal shalih melakukan aktifitas sesuai dengan aturan Allah, contoh kecilnya seorang ayah dituntut bekerja dan mencari untuk memenuhi nafkah keluarga, namun konteks mencari uang tersebut tidaklah asal mendapat uang dan pekerjaan, tapi bagaimana seorang ayah mencari pekerjaaan yang halal.
Keridhoaan Allah-Lah yang menjadi sumber kebahagiaan seseorang, apalah artinya jika bergelimbang harta tapi harta tersebut dicari dengan cara yang salah, tentulah Allah tidak akan ridho, begitu pun konsep cantik, islam tidak pernah memandang manusia dari fisiknya,  sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholehah, wanita yang selalu taat pada kepada Allah Swt. Ironi menang, dibalik kerapuhannya umat  islam masih ada  saja yang  mengidolakan dan mengelu-elukan budaya K-Pop padahal sejatinya mereka tidak pantas dibanggakan. Walluhu’Alam.

Berdirilah Untuk Menyongsong Hari Esok

Walau bagaimana hidup ini adalah tantangan
dan siapa saja yang siap maka akan menjadi pemenang
dan siapa saja yang tidak siap maka ia akan jadi pecundang
dunia memang penuh lika liku
dunia hanya sementara saja
kita lewati saja dengan kebahagiaan
berusahalah sekuat tenaga untuk mencapai kebaikan masa depan
berjuanglah dengan sepenuh hati agar kau mendapatkan kebahagiaan hakiki
jangan buang kesempatan ini
kesempatan hanya datang sekali saja dalam seumur hidupmu.

Membina Rumah Tanpa Bentakan


“Memang cuma kamu saja yang boleh berteriak, kalau aku yang berteriak kamu bilang aku berisik,“ ucap bu Anto membalas amarah suaminya dengan berteriak. Anak-anak pun lalu menutup telinga mereka. Pemandangan yang biasa terjadi dimana suami dan istri dirumah itu berteriak membuat anak-anaknya sampai berpikir, apakah ibu masih sayang pada ayah, apakah ayah mencintai ibu? lalu mengapa mereka berdua tidak bisa rukun.
Terkadang dimata anak-anak, masalah antara ayah dan ibu dipandang biasa-biasa saja. “Gak penting,“ menurut pikiran Anisa, anak sulung bu Anto yang duduk di kelas 3 SMU. “Aku mau ujian tapi ibu marah-marah melulu, kalau ayah marah, maka ibu juga balas marah, lalu kalau belum selesai marahnya pada ayah, maka marahnya diteruskan kepada anak-anaknya sehingga rumah jadi berisik, gimana mau bisa belajar…” keluh Anisa tentang suasana di rumahnya. Anisa pun lanjut menggerutu, adik-adikpun membesarkan suara televisi menonton bola Indonesia lawan Qatar, ditambah lagi suara ibu yang melengking, bentakan ayah yang menderu lalu kapan berhentinya dan tenangnya rumah ini.
Anisa pun akhirnya tidak sabar lagi maka dia pun berteriak ”adiikkk… kecilin dong tivinyaa.” Tidak lama kemudian teriakan Anisa dibalas dengan teriakan sang adik ”goalllll!!!!” padahal tidak goal juga. Hal ini membuat kakaknya Anisa marah, ibu juga marah dikarenakan ibu masih kesal pada ayah, dan ayah sudah masuk kamar tidur, maka kakak dan ibu serempak berteriak kuat dan keras, mengagetkan adik yang sedang asyik melihat langkah-langkah kaki menerjang bola di layar kaca, “Keciliiiiinnnn, tivinyaaa…!!!!!”kakak berteriak. “Matikan tv nyaaaaaa!!!!!” ibu berteriak kuat-kuat. Lalu adik dengan panik mematikan televisi dengan kesal dan marah, sambil masuk kamar dengan membanting pintu. Mendengar keributan itu, sang ayah keluar untuk melihat apa yang terajdi, “duhhh.. ributnya rumah ini,” ucap ayah. “Bisa gak kalian semua diam, ayah lelah, capek, baru pulang kerja..” bentak ayah keras-keras.
Subhanallah, semua masalah yang ada selalu diselesaikan semuanya dengan teriakan. Bila hal itu terjadi setiap malam, walaupun kalau siang agak reda dikarenakan rumah sepi tidak ada orang, anak-anak sibuk di sekolah, ayah di kantor dan ibu hanya sendiri di rumah, maka rumah seperti akan di didik dan terdidik dengan suara keras dan bentakan. Padahal Al Quran menyuruh kita untuk  merendahkan suara sesuai dengan Surat Lukman yang berbunyi;
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS: Luqman: 19)
Apakah kita harus menyelesaikan masalah dengan bentakan dan teriakan? Apakah rasa kesal harus diungkapkan dengan bentakan dan teriakan? Apakah kita ingin membangun dan membina rumah tangga dengan bentakan?
Mari ayah dan ibu, kita mulai dari diri kita sendiri untuk mengecilkan suara. Anggota keluarga kita kan bukan orang yang tuli, semua pendengarannya bagus, selain itu rumah kita pun kecil areanya, jadi mulailah dengan ayah dan ibu untuk mengecilkan suara, niscaya anak-anak akan lebih tenang dan desakan untuk berteriak akan berkurang. Janganlah kita menciptakan aura berteriak di dalam keluarga. Marilah kita coba bersikap tenang dan bersuara pelan, insya Allah akan terbangun rumahtangga yang lebih tenang dan sakinah.

Rapatkan Barisan Menuju Kemenangan

Hari Senen 08/09/2014 merupakan hari yang spesial bagi siswa di lembaga pendidikan Al-Jazirah mulai dari PAUD, TK, MI dan SMP Al-Jazirah karena pagi itu akan kedatangan dua rombongan khusus untuk semua warga Al-Jazirah.]
Maka untuk itu dalam amanah upacara bendera Ketua yayasan menyampaikan : "Kita hari ini akan kedatangan dua rombongan tamu spesial, maka untuk itu kita sambut dengan 3S yaitu Senyum, Salam dan Sapa.
Senyummu harus simetris yakni kekanan 50 dan kekiri 50, ucapkan salam dengan penuh hormat, dan sapalah dengan sopan dan lembut "apakah ada yang dapat kami bantu Bapak/Ibu sekalian?".
Kita buat kesan mendalam pagi ini bagi siapa saja yang bertemu dengan kita, sehingga kita terkenal dengan orang-orang yang baik dan terdidik, kita tunjukkan akhlak Rosulullah saw. yang mau hormat kepada yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda, dan bergaul dengan setiap manusia yang berbeda-beda watak dan perilakunya dengan memakai akhlak Baginda Muhammad Saw.

Tamu Khusus dan Spesial di Bulan September

Senen 08 September 2014
Yayasan Al-Jazirah kedatangan dua rombongan tamu spesial, dimana rombongan pertama tiba pada jam 09.30 wib merupakan shilaturrahmi dari Masyarakat Pamekasan dalam rangka mempererat tali persaudaraan dengan Al-Jazirah Foundation khususnya dalam bidang kegurutugasan, dimana orang tua dan sanak saudara dari Ustadz Fathorrahman menjenguk sekaligus menyatakan doa dan restu serta menyerahkan ustadz untuk mengabdi di Al-Jazirah selama satu tahun kedepan, dan rombongan ini diterima langsung oleh KH. Manshur Abdullah di Masjid Baiturrahman.
Pada jam 10.30 rombongan kedua tiba di halaman masjid yakni rombongan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sampang dalam rangka monitoring untuk persyaratan perpanjangan idzin operasional penyelenggaraan sekolah swasta, dan rombongan ini diterima oleh Kepala SMP Al-Jazirah Mr. Busar, M.Pd.I, Ketua Yayasan Al-Jazirah Moh. Bahrawi, S.Sos.I, dan Pengasuh KH. Manshur Abdullah di Kantor SMP Al-Jazirah, Al-hamdulillah pada kesempatan itu Kabid. Dikmen Dinas Pendidikan sempat menyampaikan kekagumannya terhadap Al-Jazirah karena telah mampu menunjukkan semangat yang tinggi dalam membina siswa sehingga mampu meraih berbagai kejuaraan terutama yang terbaru yaitu Juara Umum dalam Perkemahan ITA JAMDA yang dilaksanakan oleh Kwarran Karangpenang yang dibuka oleh Wakil Bupati Sampang dan di tutup oleh Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kec. Karang Penang Bpk Zubairiyanto, S.Pd. M.Pd.;
Kemudian dilanjutkan dengan acara ramah tamah dan makan bersama, semoga ini menjadi pemicu semangat untuk kebaikan dan kemajuan lembaga pendidikan di bawah Al-Jazirah Foundation.







Orang Punya Jabatan = Manusia Egois?

Pada umumnya manusia hidup hanya pada batas batas tuntutan mereka yang tertentu. Apabila mereka mempunyai suatu kebutuhan, maka akan menjadi kuatlah perasaan mereka dengannya. Mereka senantiasa berusaha berdasarkan apa yang mereka miliki atau yang mereka anggap hak mereka, mereka bersemangat hingga mereka dapatkan haknya , bahkan lebih dari itu.
Adapun bila mereka mempunyai suatu kewajiban yang harus mereka penuhi, maka mereka melupakannya, jarang sekali mereka mengingatnya melainkan bila mereka dituntut atau dipaksa. Dan jika mereka memenuhi tuntutan tersebut, maka itu merupakan pelaksanaan yang penuh dengan kekurangan.
Sesungguhnya bentuk akhlak egois yang buruk ini sangat mengganggu kepada masyarakat Islam. Karena pribadi yang tidak tergerak kecuali oleh kepentingan dirinya sendiri, dan tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap kemaslahatan umat, adalah pribadi yang merugikan masyarakat, bangsa dan Negara.
Berapa banyak Negara dirugikan oleh tingkah laku para pegawai negeri yang hanya menghabiskan waktu membicarakan soal gaji dan kenaikan gaji, tanpa menaruh perhatian sepenuhnya kepada pekerjaan dan kewajibannya. Ia tidak mengetahui kecuali apa yang dianggap haknya, sedangkan yang berkaitan dengan tanggungjawabnya sebagai pegawai, ia tidak mengetahui sama sekali.
- Syeikh Muhammad Al Ghazali -

Pasca Kalah Perang Di Gaza, 30% Warga Yahudi Ingin Pindah Dari Israel

Hasil gambar untuk foto terbaru israel kalah perang di gaza
Sebanyak 30% warga Yahudi menyatakan ingin pindah dari Israel pasca berakhrinya agresi militer ke Jalur Gaza pada 26 Agustus lalu, dalam sebuah jajak pendapat yang diadakan oleh saluran 2 televisi Israel.
Dalam jajak pendapat tersebut, saluran 2 Israel mengungkapkan bahwa sebanyak 30% warga Yahudi ingin pindah ke negara lain akibat tidak stabilnya keamanan dalam negeri Israel. Mereka mengatakan “kami tidak mampu lagi menanggung derita akibat lesakan roket pejuang Palestina.”
Perlu diketahui bahwa sebanyak 1 juta warga Yahudi meninggalkan Israel dalam kurun waktu 2 dekade terakhir, mereka bermigrasi ke negara lain karena tidak stabilnya kondisi keamanan di kawasan Palestina.
Tercatat dalam waktu enam tahun terakhir, pemerintah Israel telah melancarkan 3 kali agresi militer ke Jalur Gaza setelah jatuh dalam kekuasaan Hamas pada tahun 2006 lalu.