Selasa, 24 Februari 2015

KH. Muhammad Kholil Madura


Syaikhona Kholil. Siapa yang tidak kenal dengan seorang ulama sekaligus seorang waliyullah yang berasal dari Bangkalan, Madura ini. Beliau mahsyur sebagai mubaligh, pemimpin pesantren, pencetak kader ulama terkemuka di Jawa Madura, dan juga menjalani kehidupan sufi dan Mursyid Thariqat. Disamping itu, Syaikhona Kholil adalah inspirator bedirinya organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang kini dikenal dengan nama Nahdhatul Ulama (NU).
Tak seorangpun meragukan keulamaan dan kewalian beliau. Hal ini terbukti, semua ulama ternama yang mempunyai pesantren besar adalah hasil tempaannya. Sebagai seorang pendidik yang berhasil pada zamannya, hampir semua ulama besar abad 20 pernah berguru pada Syaikhona. Mulai dari KH. Hasyim Asyari (Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang), KHR. As’ad syamsul Arifin (Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Asembagus, Situbondo), KH. Abdul Wahab Hasbullah (Penerus dan Pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang), KH. Bisri Syamsuri (Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar, Jombang), KH. Maksun (Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Lassem, Rembang), KH. Bisri Mustofa (Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Rembang) dan masih banyak lagi Kiai-Kiai terkemuka yang pernah menimba ilmu pada beliau.
Syaikhona Kholil memang satu fenomena tersendiri. Selain kealimannya dalam ilmu nahwu, sharaf, fiqih, dan ilmu-ilmu al Qur’an, termasuk qira’ah sab’ah dan juga seorang hafizh Al Qur’an. Selain kealimannya, beliau diakui memiliki kemampuan dalam hal yang tidak kasat mata. Memiliki kekuatan supranatural yang tinggi, waskita yang luar biasa. Sangat wajar bila sebagian besar umat Islam meyakininya sebagai wali Allah di Madura. Dan syaikhona adalah gelar yang beliau terima setelah menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki dari Makkah ke Mesir.
Hasil gambar untuk pulau madura

Menyumbat Kapal Bocor bagi Waliyullah


Sebagai pemimpin pesantren, Kiai Kholil senantiasa mengimami sholat berjamaah di masjid. Suatu ketika, saat mengimami sholat, tiba-tiba Kiai Kholil keluar dari jamaah sholat menuju halaman masjid. Tangan Kiai Kholil bergerak ke kanan kiri seakan berbuat sesuatu yang meyibukkan. Hal ini tidak dipahami para santri. Mereka hanya berdiam seribu bahasa, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Setelah beberapa saat Kiai Kholil di halaman, lalu kembali mengimami sholat hingga selesai. hari demi hari telah berlalu, begitu pula dengan kegiatan pesantren berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi, bagi para santri peristiwa aneh yang tidak dipahami beberapa hari lalu itu masih tetap menjadi tanda tanya. Para santri tetap penasaran sebelum terpecahkan. Hari demi hari berlalu, tidak ada tanda-tanda pemecahan peristiwa yang selalu diingat itu.
Kejelasan tentang peristiwa tersebut terkuak saat beberapa orang datang dengan membawa bungkusan sangat banyak.
“Mau kemana saudara-saudara-saudara ini?” tanya seorang santri kepada tamu yang baru datang.
“Saya mau menemui Kiai Kholil. Seminggu yang lalu beliau telah menolong kami dari musibah bocornya kapal kami,” jawab rombongan yang baru datang itu.
“Seminggu yang lalu?” pikir santri. Padahal, beberapa minggu lalu Kiai Kholil tidak pernah bepergian, apalagi menyeberangi laut. Akhirnya para santri mengantarkan rombongan yang baru datang tersebut kepada Kiai Kholil.
“Ada keperluan apa?” tanya Kiai Kholil menyambut kedatangan mereka.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih berkat upaya Kiai yang menyumbat kapal kami yang bocor, sehingga kami selamat. Kami tentu akan tenggelam jika tidak ada Kiai dan harta kami akan hilang begitu saja," ucap rombongan itu dengan wajah berseri-seri.
Para santri yang sengaja mendengarkan pembicaraan rombongan itu sadar dan mamahami kejadian minggu lalu. Rupanya ketika Kiai memimpin Sholat berjamaah lalu keluar ke halaman masjid dalam upaya menyumbat kapal yang bocor. Pantas tangan Kiai sibuk bergerak kian kemari.
Hasil gambar untuk gambar kapal jokotole di kamal

Waliyullah dari Madura (KH. Mohammad Kholil-Bangkalan)


Hasil gambar untuk gambar pohon aren
Suatu sore di pesisir pantai Bangkalan, Kiai Kholil hanya ditemani oleh Kiai Syamsul Arifin, salah satu muridnya yang juga sahabatnya. Beliau-beliau ini sedang berbincang-bincang tentang pengembangan pesantren dan persoalan umat Islam di daerah Madura.
Persoalan demi persoalan dibicarakan, dan tidak terasa matahari sudah hampir tenggelam. Sedangkan kiai Kholil dan sahabatnya tersebut belum sholat Ashar.
“Kita belum sholat Ashar Kiai,” kata Kiai Syamsul Arifin.
“Astaghfirullah…”, Kata Kiai Kholil menyadari kekhilafannya.
Dan kiai Syamsul berkata bahwa saat itu waktu sudah hampir habis dan tidak mungkin bisa melakukan sholat Ashar secara sempurna. Kiai Kholil-pun menjawab agar Kiai Syamsul mencari Kerocok. Kiai Syamsul tentu heran, untuk apa Kerocok itu, dan bertanyalah beliau kepada Kiai Kholil. Kiai Kholil hanya menjawab dengan tersenyum,
“Ya kita pakai ke Mekkah”,
Setelah mendapat kerocok, kiai Kholil naik ke atasnya dan diikuti oleh Kiai Syamsul. Beberapa saat Kiai Kholil menatap ke arah barat. Dan tiba-tiba kerocok yang dinaikki beliau melesat sangat cepat dan sulit diikuti pandangan mata. Sesampainya di Mekkah, adzan Sholat Ashar baru saja dikumandangkan. Setelah mengambil air wudhu, dua kiai besar ini segera menuju shof pertama Sholat Ashar berjamaah di Masjidil Haram.
Ulama' memberitahu kita, Barangsiapa mendapatkan Alloh swt. maka ia mendapatkan segala-galanya, dan barangsiapa kehilangan Alloh swt. maka ia kehilangan segala-galanya.

KH. Moh. Kholil Bin Abd. Lathif Masuk Penjara


Bagaimana seorang Kiai terkemuka bisa masuk penjara? Mungkin itu yang akan terngiang di benak anda. Saya-pun penasaran saat membaca judul tersebut di buku kumpulan Karomah beliau, Kiai Kholil.
Ceritanya seperti berikut..
Hasil gambar untuk karikatur ulama' di penjaraBeberapa pelarian pejuang kemerdekaan dari Jawa bersembunyi di pesantren Kiai Kholil. Kompeni Belanda, rupanya mencium kabar itu. Tentara Belanda berupaya keras untuk menangkap para pejuang kemerdekaan yang bersembunyi itu. Rencana penangkapan diupayakan secepat mungkin.
Setelah yakin bersembunyi di pesantren, tentara Belanda memasuki pesantren Kiai Kholil. Seluruh pojok pesantren digerebek. Ternyata tidak menemukan apa-apa. Hal itu membuat Kompeni marah besar. Karena kejengkelannya, akhirnya membawa pimpinanpesantren, yaitu Kiai Kholil untuk ditahan. Dengan siasat ini, mereka berharap ditahannya Kiai, para pejuang segera menyerahkan diri.
Ketika Kiai dimasukkan ke dalam tahanan, maka beberapa peristiwa ganjil mulai muncul. Hal ini membuat susah petugas penjara. Mula-mula ketika Kiai masuk ke dalam tahanan, semua pintu tahanan tidak bisa ditutup. Dengan demikian, pintu tahanan dalam keadaan terbuka terus-menerus. Kompeni Belanda harus terjaga siang dan malam secara terus-menerus. Sebab jika tidak, maka tahanan bisa melarikan diri.
Pada hari berikutnya, sejak Kiai ditahan, ribuan orang dari Madura dan Jawa berdatangan untuk menjenguk dan mengirim makanan. Kejadian ini membuat kompeni merasa kewalahan mengatur orang sebanyak itu. Silih berganti setiap hari terus-menerus.
Akhirnya, kompeni membuat larangan berkunjung. Pelarangan itu, rupanya tidak menyelesaikan masalah. Masyarakat justru datang setiap harinya semakin banyak. Para pengunjung yang bermaksud berkunjung ke Kiai Kholil bergerombol di sekitar rumah tahahan. Bahkan, banyak yang minta ditahan bersama Kiai. Sikap nekad masyarakat yang mengunjungi Kiai jelas membuat Belanda makin kewalahan. Kompeni merasa khawatir, kalau dibiarkan berlarut-larut suasana akan semakin parah. Akhirnya, daripada pusing memikirkan hal yang sulit dimengerti oleh akal itu, kompeni Belanda melepaskan Kiai begitu saja.
Setelah kompeni mengeluarkan Kiai Kholil dari penjara, baru semua kegiatan berjalan sebagaimana biasanya. Demikian juga dengan pintu penjara sudah bisa ditutup kembali serta para pengunjung yang berjubel di sekitar penjara, kembali pulang ke rumahnya masing-masing.
Ceritanya begitu singkat bukan. Mungkin terdengar biasa saja, namun inilah yang istimewa. Bagaimana bisa pintu penjara tidak bisa ditutup? Inilah kemudahan dari Allah untuk kekasihNya. Allah berkehendak Kiai Kholil bebas, maka bebaslah Kiai Kholil dengan mudah dari penjara dengan cara yang unik. Subhanallah..

Pesantren Didatangi Macan !


Hasil gambar untuk gambar macan kurusKalau bulan Ramadhan kemaren hari istimewa bagi warga Bangkalan khususnya, karena merupakan Haulnya Syaikhona Kholil. Syaikhona Kholil yang merupakan Kiai dari Kiai-kiai besar di Indonesia ini memiliki berbagai karomah. Dan di bulan Syawal seperti saat ini, ada sebuah kisah tentang karomah beliau yang penuh makna.


Pada suatu hari di bulan Syawal, Kiai Kholil memanggil para santrinya:
“Anak-anakku sejak hari ini kalian harus memperketat penjagaan pondok. Pintu gerbang harus senantiasa dijaga, sebentar lagi akan ada macan masuk ke pondok kita ini,” kata Kiai Kholil agak serius.
Mendengar tutur guru yang sangat dihormati itu, segera para santri bergegas mempersiapkan diri. Waktu itu, sebelah timur Bangkalan memang terdapat hutan yang cukup lebat dan angker. Hari demi hari penjagaan semakin diperketat, tetapi macan yang ditunggu-tunggu belum tampak juga.
Baru setelah memasuki minggu ketiga, datanglah ke pesantren seorang pemuda kurus. Tidak seberapa tingginya, berkulit kuning langsat sambil menenteng koper seng. Sesampainya  di depan pintu Kiai Kholil pemuda tadi memberi salam dengan suara agak pelan dan sopan, “Assalamu’alaikum.”
Mendengar  salam itu bukan jawaban salam yang diterima tetapi Kiai Kholil malah berteriak memanggil  santrinya.
“Hei….Santri semua, ada macan, ada macan, ayo kita kepung,” seru Kiai Kholil bak seorang komandan di medan perang. Mendengar teriakan kiai, kontan saja semua santri berhamburan. Mereka datang sambil membawa apa yang ada seperti pedang, celurit, tongkat, dan pacul.
Melihat situasi yang tidak menguntungkan, pemuda yang mulai nampak kelihatan pucat ini mundur perlahan. Tidak ada pilihan lagi kecuali lari seribu langkah mencari keselamatan. Setelah cukup lama bersembunyi, karena tekad ingin nyantri ke Kiai Kholil begitu menggelora maka dicobanya sekali lagi. Begitu memasuki gerbang pesantren, lagi-lagi diusir ramai-ramai. Demikian juga keesokan harinya.
Baru pada malam ketiga, pemuda yang pantang menyerah ini memasuki pesantren secara diam-diam. Karena lelahnya sang pemuda, mungkin disertai rasa takut yang mencekam, akhirnya tertidur di bawah kentongan surau.
Pada tengah malam, secara tidak diduga Kiai Kholil datang dan membangunkannya. Pemuda tadi dibawa ke rumah Kiai. Pemuda itu baru merasa lega setelah resmi diterima menjadi santri, meskipun lewat basa-basi dengan seribu alasan. Kelak kemudian hari, santri yang di isyaratkan macan itu dikenal dengan Kiai Abdul Wahab Hasbullah. Seorang kiai yang sangat alim dan piawai dalam berdebat. Profilnya berwibawa dan kehadirannya selalu disegani kawan maupun lawan. Sungguh bagaikan seekor macan seperti yang diisyaratkan oleh Kiai Kholil.
Catatan dalam buku Biografi dan Karomah Kiai Kholil Bangkalan oleh Saifur Rachman:
Isyarat merupakan kenyataan masa depan. Sang guru sedang menguji tekad murid. Dengan ujian kita dapat mengetahui siapa kita sebenarnya. Hanya penempuh yang sungguh-sungguh yang dapat menggapai kebenaran dan kemuliaan. Memang memerlukan sedikit kesabaran. Tapi, Wahab Hasbullah mewarisi sifat itu. Sebuah tekad telah dibangun. Memang hanya tekad dan kesabaran yang dapat mengantarkan dirinya menjadi manusia sejati. Kiai Kholil tahu itu semua. Itulah sebabnya beliau menyambut pewaris kebenaran. Welcome, Tiger !                       
Sumber : Biografi dan Karomah Kiai Kholil Bangkalan