Senin, 02 Juni 2014

Luar Biasa, Hafalan Alquran Delapan Juz Jadi Syarat Kelulusan dan Naik Kelas


Inilah Sekolah Integral Hidayatullah Surabaya. Sejak siswa berada pada tingkat yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama  (SMP), sudah harus berhadapan dengan  persyaratan yang hebat;  untuk dapat naik kelas maupun lulus ujian akhir, siswa harus hafal Alquran sedikitnya delapan juz.

Syarat yang berlaku untuk Kelas III (Kelas IX) yang sudah ikut Ujian Nasional (Unas), maupun untuk Kelas I (Kelas VII)dan Kelas II (Kelas VIII). Karena itu, ketika siswa Kelas III (Kela IX) sedang mengikuti ujian nasional, bagi siswa adik kelasnya tidak ada libur. Melainkan, mereka tetap masuk untuk  “menyetorkan” hafalan Alqurankepada ustaz-ustaz tim penguji----yang juga hafidz Alquran.

Pada saat melakukan “penyetoran” hafalan Alquran, siswa tidak lagi mengenakan pakaian seragam sekolah umum, melainkan mengenakan baju muslim (koko) warna putih, berkain sarung dan mengenakan peci  (songkok) warna hitam.

Baihaqi, salah seorang ustaz hafalan Alquran mengungkap, untuk Klas III ( Kelas  IX)  setelah mengikuti Ujian Sekolah dan Unas, tidak langsung libur menunggu pengumuman kelulusan. Melainkan tetap masuk sekolah dengan mengenakan pakaian “standar santri” untuk menyiapkan diri melakukan “penyetoran” hafalan Alquran sedikitnya delapan juz ke hadapan para guru penguji.

Ketika berada di depan guru penguji,  saat melakukan “penyetoran” hafalan, setiap siswa--khususnya siswa kelas VIII dan IX--sudah diketahui  memiliki hafalan pada juz sebelumnya. Sehingga pada saat melakukan “penyetoran” harus merupakan tambahan hafalan pada juz-juz berikutnya.

Menjadi target, ketika lulus dari sekolah, seorang alumni setingkat SMP setidaknya sudah memiliki hafalan delapan juz Alquran. Namun, kenyataan tidak sedikit dari para siswa yang jstru mampu menghafal 16 - 24 Juz, bahkan ada yang sudah mencapai hafalan hingga 29 dan genap 30 juz Alquran.

Kenyataan demikian. Persyaratan memiliki hafalan sedikitnya delapan Juz Alquranuntuk naik kelas ataupun lulus, justru menjadi pendorong para siswa untuk berbuat lebih; pada akhirnya mengerahkan segenap kemampuan, terdorong untuk menghafal Alqurangenap 30 Juz.  

Terungkap; seperti dikutip Harian Surya yang berhasil mewawancarai beberapa orang siswa yang tengah menghafal dan persiapan menghadap ustaz-ustaz penguji untuk “menyetor” hafalan.
Umumnya siswa membenarkan, hafalan yang berhasil dicapai melebihi  yang dipersyaratkan.
Seperti Maulana Wirayudha, yang memilih tempat menghafal di dekat mimbar di dalam masjid, mengungkap sejak masuk sekolah Hidayatullah, hingga kini sudah di Kelas VIII, memiliki hafalan mencapai 28 juz. Ketika ditemui ia sedang mengulang beberapa ayat yang sudah dihafal, serta menghafal ayat-ayat di dalam juz 29. “Insya Allah, ketika lulus sekolah ini, saya berhasil hafal 30 juz. 

Lebih maju lagi hafalan yang dimiliki Izzuddin Refi. Setelah seminggu ia bersusah payah berusaha mengulang hafalan (muraja’ah), kini tengah bersiap “melaporkan” hafalannya dua juz 29 dan 30. “Biasanya mengulang hafalan pada pagi hari, mulai sebelum hingga sesudah subuh. Biasanya, tidak hanya mengulang hafalan, namun bahkan mampu menambah hafalan,” ungkapnya dengan mengatakan dirinya sudah berusaha sedemikian rupa, namun ketika “meneror” hafalan berhadapan dengan ustaz-ustaz penguji, masih saja ada beberapa bagian ayat yang mendapat pembenahan dari ustaz anggota tim penguji.

Tampak beberapa siswa lain juga tengah mempersiapkan diri untuk “menyetor” hafalan. Umumnya mengambil kesempatan sambil menunggu panggilan, untuk mengulang menghafal. Mereka mengambil  tempat  tertentu. Ada yang di halaman sekolah ---di bawah kerindangan pepohonan, ada yang di masjid baik di teras, bagian dalam maupun duduk di dekat mimbar. Namun dari wajah para siswa, tampak jauh dari gambaran tegang.

Ketika “menyetor” hafalan, siswa menyerahkan kitab Alquran sambil menyebut nama-nama surat dan juz yang sudah dihafal. Dari ustaz tim penguji kemudian ada yang meneliti sebuah buku catatan, untuk mencocokan nama siswa, serta daftar hafalan yang sudah diperoleh sebelumnya. Setelah antara hafalan yang hendak “disetorkan” dengan bukti hafalan yang sudah dimiliki sebelumnya telah konform, siswa baru mulai  “menyetor’ hafalannya yang baru.

Salah seorang anggota tim ustaz penguji, Fatikhul Haq mengungkap, hafalan siswa umumnya dalam hal  jumlah sudah cukup banyak. Tidak sedikit dari siswa yang mampu memiliki hafalan yang melebihi dari yang ditargetkan. “Namun, beberapa diantaranya memang masih ada yang memerlukan perbaikkan dalam bacaan panjang dan pendeknya,” katanya.

Tujuan akhir dari syarat hafalan Alquran ini, tambah Fatikhul Haq, bukan saja siswa dan para alumni Sekolah Hidayatullah Surabaya, agar menjadi hafidz Alquran yang ikut memelihara kemurnian Alquran, tetapi juga bertujuan menanamkan penyadaran dan pembekalan sejak dini untuk menghadapi dunia pergaulan yang semakin sulit dikontrol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar