Minggu, 05 Juli 2015

Perintah Raja Tiada Tara

Intan Berlian
Sang Raja memanggil seluruh abdi kerajaan di balairung istana, Raja menyampaikan titahnya : "Wahai para abdi kerajaanku, sesiapa yg memegang suatu benda di istana ini maka itu menjadi miliknya", maka semua yang hadir langsung berhamburan kesana kemari mengambil benda-benda berharga milik istana.

Semua sudah mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, kecuali seorang pemuda saja masih belum memegang apa-apa, Raja pun bertanya kepadanya : "Mengapa engkau tidak mengambil sesuatupun?", pemuda itu menjawab "betulkah jika hamba memegang sesuatu langsung menjadi milik hamba?" Raja mengiyakannya, serta merta pemuda itu memegang Raja dan sejurus kemudian dia berkata : "Sekarang Raja telah menjadi milik hamba, dan perintahkan kepada semua yg hadir untuk mengembalikan benda-benda itu pada tempatnya.". Raja memenuhi permintaannya, maka balairung istana menjadi gaduh dan semua mata memandang pemuda itu dgn pandangan penuh keheranan.

Kemudian Raja memerintahkan bendaharawan istana untuk mengeluarkan Intan Berlian termahal milik kerajaan dan kapak paling tajam, kemudian diletakkan diatas meja, sejurus kemudian Raja berkata : "Sekarang ambillah kapak itu dan hancurkan intan berlian itu!." Perdana menteri maju dan memegang kapak sejurus kemudian ia mengurungkan niatnya terbersit dalam hatinya "Wah ini intan berlian mahal harganya, jangan jangan ini cobaan saja!!!" semua yg hadirpun satu persatu maju namun tak ada yg berani menghancurkan benda itu, yg terakhir pemuda pemberani maju dan tanpa basa basi memecahkan intan berlian itu dengan kapak disampingnya.

Balairung pun gaduh penuh caci maki, maka Raja bertanya padanya : "Mengapa engkau lakukan itu wahai pemuda?." pemuda itu menjawab singkat : "Titah tuan Raja lebih berharga daripada intan berlian ini, kalau perintah sudah disampaikan oleh sang penguasa maka tiada yang dapat menandingi titah itu walau intan pertama sekalipun, karna mengabaikan titah Tuan Raja berarti ada kekuatan lain yang menandinginya atau makar.

Intisarinya : Perintah sholat itu harus didahulukan daripada perkara yang lain itu adalah perintah Raja Yang Maha Agung, menundanya berarti meremehkannya, mengabaikannya berarti menentangnya, meninggalkannya berarti ada kekuatan lain yang lebih kuat daripada Yang Maha Kuat. Barangsiapa mendapatkan Raja maka ia mendapatkan segala-galanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar