Senin, 25 Agustus 2014

Buktikan Kepedulianmu dengan Dakwah

Ibnu Kholil
Saya berani jamin, pasti setiap orang  mengetahui bagaimana itu rasanya sakit. Baik itu Sakit kepala, sakit perut, hidung tersumbat, kaki lecet dan sakit-sakit lainnya dalam bentuk fisik maupun non fisik. Yaa bagian sakit nonfisik sejenis sakit hati lagi laah . . misalkan, saat nilai ulangan jelek, dijauhi temen, dicuekin gebetan (nah yang satu ini ati2 brasistah), dan bisajadi saaakiitt hati ketika setibanya di rumah, perut terasa lapar, buka ricecooker.. there’s nothing! Ciaaat.. benar2 menyakitkan. Ckckck. Ngga gitu juga sih, tapi kamu pastilah pernah merasakan bagaimana itu sesuatu yang  namanya si “Pain”,”sick”, and ”hurt” itu. Gimana rasanya?  Sakit, pastinya.
Nah saat kondisi seperti itu, secara otomatis pasti kegiatan kita terhambat, konsentrasi jadi buyar, berharap rasa sakit ini secepatnya reda.  Namun apa daya, sakit itu kian menular hingga untuk tidurpun tak bisa..
Dia, bagian ‘tubuh’ yang tersakiti.
Teman-teman, hamper semua pasti tau tentang hadist yang menjelaskan bahwa ummat islam bagaikan satu tubuh.
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaih dari al-Nu’man bin Basyir)
Coba kita renungi dan bayangkan. Seorang perempuan muda belasan tahun, disakiti dan dizalimi karena keimanannya yang kuat kepada Allah Swt. Semangatnya dalam menegakkan Asma-Asma Allah dan kebenaran membuat ia  ditangkap oleh pemerintah setempat yang tidak setuju jika aturan Tuhannya ditegakkan dibumi secara kaaffah. Amaanov Zulfia namanya.
Putri dari sang mujahid Amaanov Hamidullah. Ia sangat mencintai Islam sejak usia muda dan terus mempelajari Islam, Ilmu Fiqih bersamaan dengan ilmu-ilmu lainnya ia lahap dengan semnagat. Dia menghafal Al qur’an dengan tekun  dan ia memiliki kemampuan mempelajari berbagai bahasa termasuk bahasa Arab sejak usia 5 tahun, Zulfia harus dipisahkan dengan ayahnya karena ayahnya berani memperjuangkan penegakan islam di negerinya. Pihak yang kontra (penguasa tiran ) pun menangkap sang ayah, menzalimi beliau selama 14 tahun hinga akhirnya dikabarkan, Amaanov Hamidullah telah meninggal dunia satu tahun kemarin. Dan keluarga pun tak menerima jasadnya.
Bayangkan jika salah satu keluarga kita, dikabarkan meninggal dunia, sedangkan jasadnya tidak diserahkan kembali pada kita, apa yang akan kita rasakan? Yang padahal sesuatu yang diperjuangkan keluarga kita tersebut adalah sesuatu yang benar dan untuk kebaikan ummat. Yaa begitulah keadaaan saat ini kawan, Yang salah di tegakkan sedangkan yang baik di lumpuhkan. Bahkan untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah saja bingung karena taka da pemimpin yang menentukan ini salah ini benar.
Kembali pada kisah muslimah Amaanov Zulfia, karena pihak keluarga Hamidullah tidak terima dengan perlakuan pemerintah, pihak keluarga meminta para penindas Kirgistan dan Uzbekistan melakukan investigasi untuk memastikan kondisi meninggalnya putra mereka juga menginginkan jasadnya diserahkan kepada keluarga. Amaanov Zulfia mendekati pihak-pihak ketiga untuk mengungkap kejahatan para rezim tiran dan mengekspos kebohongan-kebohongan mereka. Inilah yang menjadii penyebab kekejaman dan kemarahan rezim pemerintahannya yang membalasnya dengan menangkap Amaanov Zulfia. Hingga saat ini, taka ada yang tau dimana dan bagaimana nasib kan kondisi ‘bagian tubuh umat muslim’ ini.

 Akibat dari tidak adanya ukhuwah
Sobat muslim dan muslimah, begitulah kondisi kaum muslim saat ini. Pada saat ada bagian dari tubuhnya yang terluka, bagian tubuh lain tidak ikut merasakan kelukaan tersebut karena mereka tidak bersatu dalam satu komando. Jika kita analogikan, Tangannya dimana.. kaki dimana.. mata di mana.. jantung dimana.. sehingga saat bagian jantung kesakitan, tangan masih tetap bisa mencuci, mengepel, makan dan bersenang-senang karena jantungnya bukan jantung yang bersatu dalam satu tubuh dengan sang tangan. Sehingga tak ada tindakan dari bagian tubuh lain untuk membantu si jantung yang sedang dalam kesakitan. Jantung sakit tangan malah main bekel. Ya.. Wong jantungnya jantung orang lain, wkwk . . \
Nah, jika kita bandingkan dengan kehidupan pada zaman Rasulullah, ummat muslim benar-benar dalam satu tubuh. Ada orang yang terluka, maka seluruh bagian yang lain ikut membantu karena semuanya dalam  satu komando, satu pemimpin dan satu negara tanpa dibatasi oleh wilayah-wilayah lain dan tanpa pecah belah meski berbeda pendapat.
Loh kok bisa gitu mbak?
Ya karena mereka bersatu mas, namun ikatan yang membuat mereka bersatu bukan berdasarkan pada wilayah. Namun pada akidah yang sama ialah akidah Islam.
“Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan.” Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam lalu beliau menautkan antar jari-jemarinya. (Muttafaq ‘alaih)
“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya (tidak peduli padanya), menghinanya.” (HR. Muslim)
So, what should we do?
Lalu apa yang bisa kita lakukan melihat zulfia dan ummat muslim lain yang terzalimi karena  islam yang terpecah belah ?
Tentunya, Kita sebagai remaja, jangan hanya diam saja ketika saudara seiman kita dibelahan bumi lain tersakiti. Kita harus bertindak untuk membantunya.
“Tapi kan jauh . . masa saya harus kesana . . “
Kalau mau ke TKP itu bagus, namun jika tidak bisa, bantulah mereka dengan berdakwah. Dakwah untuk mempersatukan umat Islam berdasarkan akidah Islam. Jangan karena beda Negara beda wilayah lantas tidak merasa mereka bukan bagian dari saudara kita. Jika umat Islam telah bersatu dan kekuatan telah berkumpul dengan tegak kokoh berdiri, maka umat Islam akan semakin kuat dan kembali menjadi satu kesatuan tubuh yang saling membantu satu sama lain, kembali menjadi satu bangunan kokoh yang saling menopang satu sama lain, kembali jadi islam yang gemilang seperti janji Allah melalui Rasul-Nya.
Siapa yang harus memperjuangkan itu, siapa lagi kalau bukan kita?
Maka Maukah engkau menjadi pejuan Islam yang mulia?
Maukah engkau menjadi salah satu ummat yag dicintai Rasulullah karena keteguhannya dalam berislam?
Maukah engkau menjadi salah satu tombak pemersatu umat Islam demi tercapainya tujuan kita, ridha Allah?
Satu perasaan, satu pikiran, satu tujuan. Itulah yang membuat kita kokoh. Buktikan kepedulianmu dengan dakwah. Mari berdakwah!!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar