Kamis, 26 September 2013

Manajemen dan Disiplin

Ketika aku memasak dan mengiris bawang, aku berpikir bahwa seorang ibu harus punya thinking skill dan juga managerial skill, agar hal ini tidak membuat hari-harinya habis hanya untuk urusan rumah tangga saja mulai  dari mengurus anak, cucian, jemuran, masak nasi yang kelebihan dan lain-lain. Syifa, anak gadisku dan aku ketika kami baru masuk garasi melihat ke kebun tempat kami menjemur pakaian, “Ya Allah, aku stress deh Mi lihat pakaian dimana-mana, ada yang di kamar, di jemuran, di keranjang cucian, kok kerjaan rumah ga habis-habis ya mi. Ini si Zaki sih pakai baju banyak, sebentar-sebentar ganti, disini tuh gak ada pembantu Zak, kalau gak perlu ga usah ganti baju lah” ucap Syifa merungut. “Ha.. ha.. ha..” aku hanya tertawa perlahan dan menjawab “ya udah Syifa, kerjakan semampunya saja, sisanya Umi yang mengerjakan.”
Ku Tanya lagi, “Syifa mampu menyetrika berapa lembar baju hari ini? Lima yah?” Tanyaku. Syifa mengatakan “tidak, Syifa setrika semuanaya saja Mi, baju kalau tidak disetrika kan gak enak, Umi masak saja Ok.” Aku mengerti perasaan Syifa anakku dan mungkin banyak ibu rumah tangga lainnya yang sudah stress duluan melihat kerja rumah tangga yang menumpuk.
Intinya adalah manajemen waktu, manajemen pekerjaan dan jangan menunda melakukan segala sesuatu. Bila bisa dikerjakan hari ini, yaa kerjakan segera, juga disiplinkan semua anggota keluarga agar masing-masing membereskan dan merapikan barangnya masing-masing. Intinya semua adalah manajemen, manajemen dan disiplin. Sebagai contoh, aku tidak mengiris bawang setiap hari, aku mengiris bawang seminggu sekali dan semua irisan aku simpan di kotak plastik, simpan di kulkas dan ketika mau dipakai tinggal ambil saja lalu kembalikan kembali ke kulkas, juga waktu memasak aku batasi hanya 45 menit sehari tidak lebih. Beres-beres rumah hampir tidak pernah, karena tidak ada barang di rumah, bila ada mainan anak-anak, maka dia wajib membereskan kembali semua mainan dan dikembalikan pada kotak mainannya kalau tidak, maka anak tidak boleh main lagi pada hari itu. Namun anak harus diajarkan dimana harus membuang sampah, dimana harus makan, dimana harus meletakkan mainan dan mengembalikannya.

Maddi Jane Imposible


Dalam Waktu Dekat Ulama Madura Keluarkan Pernyataan kasus Sunni-Syiah Sampang

Ulama Madura membahas persoalan Syiah
Hidayatullah.com--Ulama Madura yang tergabung di Badan Silaturrahmi Ulama dan Pesantren Madura (Basra) dalam waktu dekat akan mengeluarkan pernyataan tentang usaha rekonsiliasi atau islah, sekaligus  menjelaskan usaha islah yang dilakukan kelompok tidak resmi yang menamakan dirinya sebagai Gerakan Perdamaian Rakyat (GPR).
“Prinsipnya ulama Madura menginkan islah (rekonsiliasi), yang penting adalah rekonsiliasi akidah, “ demikian pernyataan salah wakil Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA kepada hidayatullah.com, Kamis, (26/009/2013).
Menurut Ahmad Fauzi, pernyataan para ulama nanti sekaligus akan menjelaskan duduk persoalan adanya kelompok bernama
GPR yang mengklaim mengumpulkan inisiatif dari aktor-aktor warga Kampung Blu’uran, Karang Gayam dan Panden, tempat warga pengungsi Syiah berasal di Rusunawa Puspo Agro belum lama ini.
“Tidak ada rekonsiliasi yang terjadi pada Senin, 23/09/2013. Mereka yang datang bukanlah warga  Blu’uran, Karang Gayam dan Panden, ini adalah rekayasa dan berusaha menipu publik,” ujar Ahmad Fauzi.
Ia juga sangat menyayangkan sikap kelompok GPR yang telah melakukan tindakan di luar koordinasi ulama Madura, yang selama ini sedang sangat hati-hati menyiapkan persoalan ini.
Menurutnya, usaha-usaha kelompok yang menamakan GPR adalah usaha rekayasa yang berusaha membohongi publik.
Meski demikian, para ulama Madura, menurut Ahmad Fauzi telah menyerahkan persoalan ini ke pihak berwajib.
“Jika dari hasil penyelidikan terdapat pelanggaran, kami akan mengajukan tuntutan hukum  kepada mereka yang telah mencoba membohongi rakyat,” ujarnya.
Menurutnya, ishlah yang diharapkan para ulama dan masyarakat adalah islah akidah yang  harus melibatkan semua pihak. Dan itu menurutnya sangat tidak mudah. Karena itulah ulama Madura sangat berhati-hati.
Tanpa Ulama
Sebelumnya hari Senin 23 September 2013 sore, kaum Syiah di pengungsian Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo mendapat kunjungan dari sejumlah warga  Desa Karanggayam, Blu’uran, dan Panden Sampang, yang mengklai perwakilan Sunni (NU).
Kedatangan mereka  dalam rangka mengajak islah (berdamai) dengan warga Syiah yang saat ini masih mengungsi. Menariknya, acara islah ini tidak disetai perwakilan ulama, pesantren, dan pemerintah.

Sepanjang Jalan Aku Mengenal Cinta…


Oleh   : Khoirul Insan
 
Cobalah Sejenak memejam mata akan Kehidupan ini yang penat, yang tampak semua berlalu begitu cepat, hingga terpikir kah apa yang telah kita dapat, sampai kita terenyuh berjuta pertanyaan apa yang telah kita berbuat? Sudahkah kita menjadi sesuatu yang bermanfaat?
kita tentu punya Berjuta alasan untuk terus bertahan, Berjuta harapan untuk terus melangkah ke depan, Berjuta mimpi untuk terus melampaui setiap tepi, seperti hal terang nya pagi yang selalu mengisyaratkan untuk selalu  berbagi. tentu kita memiliki CINTA di hati sebagai tanda kuasa dari Sang illahi, Allah.SWT.
jika kita membahas cinta, yang Pasti tak akan pernah ada habisnya. meski terurai kan panjang lebar, meski terjabarkan A sampai dengan Z, tak kan pernah bisa tergambar kan oleh apa pun setiap episode yang di rasakan. Sedang Allah.SWT Berfirman dalam Q. s Al Hujurat : 7
“Dan ketahuilah olehmu, bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan, benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu, serta membuat kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, “- (QS.49: 7)
hanya kemauan mu atau kah Cinta-Nya?
inilah sepanjang jalan aku mengenal Cinta…
Bak perjalanan yang membuat semua orang tersentuh seperti halnya hati yang terus bergemuruh, namun seakan lupa terkadang pun membuat lumpuh. Ibarat sebuah perjalanan pada Rute-Nya. sedang kita senantiasa di ingatkan selalu oleh Allah.SWT untuk terus meminta dalam Q.S Al-Fatihah (“Tunjukilah kami jalan yang lurus”) dan : 

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S 3 : 31).
Coba deh bayangkan betapa banyak jutaan Milyar lebih manusia di muka bumi ini, berapa banyak puluhan lebih permintaan dari masing-masing insan. Bayangkan mereka dan semua permintaan mereka di kumpulkan semua dalam 1 rute jalan. Tentu betapa padatnya bukan? Betapa penuhnya kita semua? membuat tampak seperti semuanya  berjalan lambat. Lantas kita sering bertanya-tanya “ kenapa tidak cepat terkabul doa ku?, kenapa aku begini, sedang mereka begitu? mengapa tak kunjung tiba apa yang aku harap-harapkan?
Yang lebih aneh lagi mereka yang mendekati Makhluk yang padahal mereka sama-sama sedang terhambat sambil bilang ( Tenang Sayang, aku akan selalu ada di sampingmu , hehe), dari pada mendekati Allah.SWT Sang Khalik Sang Pengatur jalannya kehidupan. yang Dalam firman-Nya Allah.SWT selalu berucap :
 وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS. Qaaf : 16].
Tapi Allah.SWT hanya meminta mu sabar, Allah.SWT hanya ingin hendak menguji mu sebagai tanda Cinta -Nya kepada mu. Sedang kita sering tak tegar dalam sabar. ada yang mendzholimi diri nya sendiri dan orang lain, melanggar rambu-rambu yang sudah Allah.SWT tetapkan, mengambil jalur alternatif  yang salah,  melawan arus jalan dari yang di inginkan-Nya. hanya karena ingin segera memenuhi kemauan kita sedang kita tak pernah memahami adakah Cinta-Nya di selipkan untuk kita.
Jadi ingat Mantra anak-anak Pesantren Madani dari Novel Ahmad Fuadi ‘ Man Saara ala darbi Washala ‘.( Siapa yang berjalan di jalan Nya akan sampai). maksudnya siapa saja yang terus mengikuti jalan untuk menggapai tujuannya pada akhirnya akan sampai pada tujuannya ( dengan izin Allah.SWT tentunya ).
Cinta kita memang seharusnya bagai Rantau 1 Muara. Sebagai mana alirnya bagai sungai yang mendambakan samudera, yang kita tahu pasti kemana kan kita semua bermuara…
Bersyukurlah kepada Allah.SWT yang masih mengizinkan menapaki cinta di jalan-Nya, berlindunglah kita dari cinta yang melalaikan dan memalingkan kita dari-Nya.
Sepanjang jalan aku mengenal cinta, ia mendekatkan mu bukan menjauhkan dari-Nya.
Sepanjang jalan aku mengenal cinta, ia meninggikan mu bukan merendahkan mu.
Sepanjang jalan aku mengenal cinta, ia membukakan mata mu bukan menutup mata mu.
Sepanjang jalan aku mengenal cinta, ia membangunkan mu bukan menjatuhkan mu.
Sepanjang jalan aku mengenal cinta, ia memuliakan mu bukan menghinakan mu.
Sepanjang jalan aku mengenal cinta, ia membahagiakan mu di dunia dan menyelamatkan mu di akhirat.
Sepanjang jalan aku mengenal cinta…
Bagi yang ingin mendapatkan kumpulan karya oase Iman di rubrik eramuslim, bisa kunjungi link di bawah ini : Resensi Buku : Cerita yang Menjadi Guru, miliki Menembus Batas Logika, Kisah Terbaik Oase Iman…

Resensi Buku : Tafsir Ibnu Abbas, Tafsir Tertua, Bahkan Imam Ahmad bin Hambal pun Mencari Tafsir ini…

Inilah tafsir tertua di jagat ini yang ditulis dan dibukukan. Ia berisi tafsir ayat ayat Al Quran yang disusun sesuai dengan urutan surah dalam Mushaf. Ia berasal dari pakar dan dikumpulkan oleh pakar.
Ibnu Umar (sahabat yang terkenal kezuhudannya) berkata,” Ibnu Abbas adalah umat Muhammad yang paling mengetahui apa yang diturunkan kepada Muhammad”
Ibnu Abbas adalah seorang sahabat yang pernah Rasulullah SAW tepuk dadanya lalu mendoakannya, “Ya Allah, ajarkanlah dia al Hikmah!” Bahkan, Malaikat Jibril AS (Pemimpin para malaikat Allah) pernah mewasiatkan kepadanya,” Sesungguhnya dia adalah tinta umat, maka mintalah nasihat yang baik kepadanya.”
Tidak seorang pun sahabat yang diberi gelar “Lautan ilmu” kecuali Ibnu Abbas, hingga Ali bin Abi Thalib (Sahabat yang dijuluki kunci gudang ilmu) berkata,” Dia seolah olah melihat yang ghaib dari balik tabir yang tipis.”
Dalam hal ini, Abdullah Ibnu Mas’ud (Sahabat yang paling ahli dalam hal fikih dan didoakan oleh Rasul akan mahir dalam hal hikmah dan 70 surah dari lisan Rasul) berkomentar,  ”Benar, juru bahasa Al Quran adalah Abdullah bin Abbas.”
Tak hanya itu, Umar bin Khattab (Khalifah yang cerdas dan penuh Ijtihad) juga angkat hormat kepadanya dan memilihnya, sekalipun waktu itu masih muda, “ Aku tidak mengetahui makna ayat yang kutanyakan, kecuali seperti yang kamu katakan.”
Imam Ahmad bin Hambal berkata,” Di Mesir terdapat lembaran tafsir yang diriwayatkan oleh Ali Bin Abi Thalhah. Jika ada orang yang bepergian ke negeri itu, maka banyak di antara mereka yang mencari tafsir tersebut. Itulah yang dikumpulkan oleh Ali Bin Abi Thalhah, sebuah kumpulan tafsir dari Abdullah bin Abbas, lalu menjadi sebuah kitab yang sangat pantas untuk di baca, dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan kita…
Imam Ahmad Bin Hambal saja mencari dan berjibaku mendapatkan tafsir Abdullah Bin Abbas ini…Bagaimana dengan kita..?
Judul buku : Tafsir Ibnu Abbas
Karya : Abdullah Ibnu Abbas
Penerbit : Pustaka Azzam
Harga : Rp 165.000,- (Belum termasuk ongkos kirim)
Untuk pemesanan hubungi atau sms/email dengan dituliskan nama, alamat dan jumlah pemesanan ke: 085811922988 email : marketing@eramuslim.com