Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du,
|
Menyembelih Hewan Qurban Idul Adha |
Pertama, syarat halal sembelihan.
Syarat halalnya sembelihan yang terkait dengan ucapan adalah membaca basmalah.
Allah berfirman,
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ
“Janganlah kalian makan hewan yang tidak disebutkan nama Allah ketika menyembelih. Sesungguhnya itu hewan yang tidak halal.” (QS. Al-An’am: 121)
Di ayat yang lain, Allah memerintahkan untuk makan hewan yang dibacakan basamalah ketika menyembelih:
فَكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ بِآيَاتِهِ مُؤْمِنِينَ
“Makanlah binatang yang disebutkan nama Allah ketika menyembelihnya, jika kalian orang yang beriman kepada ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am: 118).
Orang yang menyembelih dengan membaca basmalah sebelum dia melukai
leher hewan yang hendak disembelih, maka hewannya halal dimakan. Dan
jika diniatkan untuk berqurban maka bernilai sebagai ibadah qurban yang
sah.
Karena itu, membaca basmalah merupakan ucapan yang paling penting
ketika menyembelih. Sehingga perlu diperhatikan oleh para jagal, agar
jangan sampai lupa atau tidak membaca apapun. Ingat, taruhannya, hewan
yang disembelih bisa menjadi bangkai.
Kedua, dianjurkan untuk mengikrarkan kepemilikan hewan qurban.
Hal ini dicontoh oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dikisahkan oleh Abu Rafi’
radhiyallahu ‘anhu,
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak
berqurban, beliau membeli dua kambing yang gemuk, putih belang hitam.
Setelah selesai shalat, dan berkhutbah, beliau mendatangi salah satu
kambingnya dan beliau sembelih sendiri dengan pisau, ketika menyembelih
beliau mengucapkan:
اللَّهُمَّ هَذَا عَنْ أُمَّتِي جَمِيعًا مِمَّنْ شَهِدَ لَكَ بِالتَّوْحِيدِ وَشَهِدَ لِي بِالْبَلَاغِ
Ya Allah, ini qurban dariku dan dari semua umatku yang bersaksi
mentauhidkan-Mu, dan bersaksi bahwa aku yang menyampaikan risalah.
Selanjutnya, beliau mendatangi kambing kedua. Ketika menyembelih beliau mengucapkan:
هَذَا عَنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Ini qurban dari Muhammad dan keluarga Muhammad.
Kemudian beliau sedekah kedua hewan qurban itu kepada orang miskin,
dan beliau juga makan dan beliau berikan kepada keluarganya. (HR. Ahmad
27190).
Dalam riwayat lain, dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau mengikuti shalat idul adha bersama Nabi sha
llallahu ‘alaihi wa sallam di lapangan. Setelah selesai berkhutbah, beliau turun dari mimbar dan mendatangi kambing qurban beliau. Lalu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelihnya dengan tangannya, sambil mengucapkan:
بِسْمِ اللَّهِ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، هَذَا عَنِّي، وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي
Bismillah, wallahu akbar, ini qurban dariku dan dari umatku yang tidak berqurban. (HR. Ahmad 14837, Abu Daud 2810 dan dishahihkan Al-Albani).
Berdasarkan riwayat di atas, dianjurkan bagi orang yang hendak
menyembelih qurban untuk mengucapkan kalimat ikrar di atas. Jika pemilik hewan menyembelih sendiri, dia bisa ucapkan :
–
Bismillah, Allahumma hadza minka wa laka ‘anni wa ahli baitii, atau
–
Bismillah, Allahumma hadza ‘anni wa ahli baitii
Tapi jika mewakili qurban orang lain, si jagal mengucapkan:
–
Bismillah, Allahumma hadza minka wa laka ‘an fulan (nama orangnya)
wa ahli baitihi, atau
–
Bismillah, Allahumma hadza ‘an fulan (nama orangnya)
wa ahli baitihi
Ketiga, ungkapan di atas statusnya adalah ikrar (menegaskan)
apa yang ada dalam hatinya, dan bukan termasuk bentuk melafalkan niat
bukan pula doa ketika berqurban.
Keterangan ini sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ibnu Utsaimin,
“Ini bukan bentuk melafalkan niat. Karena perkataan orang yang
menyembelih: ‘Ini qurban dariku dan keluargaku’ sifatnya sebatas
memberitakan apa yang ada dalam hatinya. Karena dia sendiri tidak
mengatakan: ‘Ya Allah, saya ingin berqurban.’ Sebagaimana yang dilakukan
oleh orang yang melafalkan niat. Akan tetapi yang dilakukan orang ini
hanya menampakkan apa yang ada di hatinya saja…” (Majmu’ Fatawa Ibnu
Utsaimin, 22/20)
Keempat, tidak ada doa khusus ketika menyembelih qurban.
Hanya saja, karena ibadah qurban termasuk amal soleh yang benar
nilainya maka kita harus berharap agar amal itu diterima Allah. Salah
satu bentuk doa untuk mengiringi harapan agar amal kita diterima Allah
adalah doa yang dilantunkan Nabi Ibrahim ‘
alaihis salam setelah beliau membangun ka’bah:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Allah, terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127).
Doa semacam ini pernah dipraktekkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sewaktu beliau berqurban. Aisyah mengisahkan:
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berqurban dengan
kambing bertanduk, berdiri dengan kaki belang hitam, duduk di atas perut
belang hitam, melihat dengan mata belang hitam. Kemudian beliau
menyuruh Aisyah untuk mengambilkan pisau dan mengasahnya. Setelah
kambingnya beliau baringkan, beliau membaca:
بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Bismillah, Ya Allah, terimalah qurban dari Muhammad dan keluarga
Muhammad, serta dari umat Muhammad – shallallahu ‘alaihi wa sallam – .” (HR. Muslim no. 1967)
Untuk itu, doa permohonan agar amal anda dikabulkan seperti contoh di
atas, bisa anda baca ketika anda berqurban atau setelah anda berqurban.
Allahu a’lam
Sepekan
lagi umat Islam akan merayakan hari raya Idul Adha 1433 H. Suasana
gembira hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq setelahnya selalu
diwarnai dengan ibadah penyembelihan hewan korban. Berikut ini beberapa
doa saat menyembelih hewan korban sebagaimana disebutkan dalam sejumlah
hadits.
1. Membaca
bismilllahi wallahu akbar
Artinya adalah
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar.
عَنْ
أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: ” كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَقْرَنَيْنِ أَمْلَحَيْنِ، وَكَانَ
يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ، وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ
وَاضِعًا عَلَى صِفَاحِهِمَا قَدَمَهُ “
Dari Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
menyembelih dua ekor domba yang bertanduk dan berbulu putih sedikit
kehitaman.
Beliau membaca nama Allah dan membaca takbir.
Aku telah melihat beliau menyembelih kedua doamba itu dengan tangannya
sendiri dengan menekankan telapak kakinya kepada sisi leher kedua domba
tersebut.”
(HR. Bukhari no. 5558, Muslim no. 1966, Tirmidzi no.
1494, Ibnu Majah no. 3120, Ad-Darimi no. 1945, Ahmad no. 11960, Abu
Ya’la no. 3247-3248, Ibnu Jarud no. 909, Ibnu Hibban no. 5900-5901, Ibnu
Khuzaimah no. 2896 dan lain-lain)
Dalam sebuah riwayat imam Muslim dari Qatadah dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan:
وَيَقُولُ: «بِاسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ»
“Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa salam membaca:Bismillahi wallahu akbar.” (HR. Muslim no. 1966)
2. Membaca
Bismillahi Allahumma taqabbal minni
Artinya adalah
Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah (penyembelihan hewan korban ini) dariku.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepadanya:
يَا
عَائِشَةُ، هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ” ثُمَّ قَالَ: ” اشْحَذِِيهَا بِحَجَرٍ ”
فَفَعَلَتْ، ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ، ثُمَّ
ذَبَحَهُ، وَقَالَ: ” بِسْمِ اللهِ، اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ
وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ “، ثُمَّ ضَحَّى بِهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Wahai Aisyah, ambilkan pisau!” Lalu
beliau bersabda lagi, “Asahlah pisau itu dengan batu!” Maka Aisyah
melaksanakan perintah tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
kemudian mengambil pisau itu dan mengambil domba, lalu membaringkannya
dan menyembelihnya. Beliau membaca doa:
بِسْمِ اللهِ، اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“
Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (penyembelihan hewan korban ini) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta umat Muhammad.” Beliau lalu menyembelihnya.
(HR. Muslim no. 1967, Abu Daud no. 2792, Ahmad no. 24491, Ibnu Hibban no. 5915, Al-Baihaqi no. 19046 dan lain-lain)
Jika kita yang menyembelih korban maka bacaannya adalah
bismillahi allahumma taqabbal minni (Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah dariku).
Seperti
diterangkan oleh al-hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari
Syarh Shahih Al-Bukhari, kebolehan menyembelih satu ekor kambing untuk
diri sendiri sekaligus untuk orang banyak (seluruh umat Islam) merupakah
hak khusus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam semata.
3. Membaca
Bismillah Allahumma minka wa laka, Allahumma taqabbal minni
Artinya: Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya Allah terimalah ia dariku.
Adapun jika menyembelihkan hewan orang lain, maka bacaannya menjadi
Bismillah Allahumma minka wa laka, Allahumma taqabbal min fulan.
Artinya:
Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya
Allah terimalah ia dari si fulan (sebutkan namanya, pent)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata:
قَالَ
ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: لَا يَذْبَحُ أُضْحِيَّتَكَ
إِلَّا مُسْلِمٌ , وَإِذَا ذَبَحْتَ فَقُلْ: بِسْمِ اللهِ , اللهُمَّ
مِنْكَ وَلَكَ , اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ فُلَانٍ
“Janganlah
menyembelihkan hewan sembelihanmu selain seorang muslim. Dan Jika engkau
menyembelihkan (hewan korban milik orang lain), maka bacalah doa:
بِسْمِ اللهِ , اللهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ , اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ فُلَانٍ
“Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya Allah terimalah ia dari si fulan.”
(HR. Al-Baihaqi no. 19168)
4. Doa lainnya
Inni
wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifan wa maa
ana minal musyrikin. Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi
rabbil ‘alamin. Laa syarika lahu wa bi dzalika umirtu wa ana awwalul
muslimin. Allahumma minka wa laka.
Berdasar sebuah hadits:
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيدٍ، بِكَبْشَيْنِ فَقَالَ: حِينَ
وَجَّهَهُمَا «إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي،
وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا
شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ، وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ،
اللَّهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ»
Dari Jabir
bin Abdullah radiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa salam berkorban dengan menyembelih dua ekor domba pada hari raya.
Ketika menghadapkan wajah kedua kambing itu (kea rah kiblat), beliau
membaca doa:
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ،
إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ، وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِينَ،)بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ( اللَّهُمَّ مِنْكَ،
وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ
“Sesungguhnya aku menghadapkan
wajahku kepada Allah Pencipta langit dan bumi dengan lurus (bertauhid)
dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya
shalatku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb
seluruh alam. Tiada sekutu bagi-Nya, demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri kepada
Allah.
(
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)
Ya Allah, (penyembelihan ini adalah karunia) dari-Mu dan milik-Mu, sebagai sembelihan dari Muhammad dan umatnya.”
(HR.
Abu Daud no. 2795, Ibnu Majah no. 3121, Ahmad no. 15022, Ad-Darimi no.
1946, Ibnu Khuzaimah no. 2899 dan Al-Hakim no. 1716. Tambahan lafal Dengan nama Allah, Allah Maha Besar terdapat dalam riwayat Al-Hakim)
Hadits
yang terakhir ini dilemahkan oleh imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar
Syarh Muntaqal Akhbar karena di dalam sanadnya ada perawi lemah bernama
Abu Ayyas bin Nu’man Al-Mu’afiri dan Muhammad bin Ishaq. Adapun syaikh
Syu’aib Al-Arnauth berpendapat hadits ini bisa naik kepada derajat hasan
sehingga bisa diamalkan.
Wallahu a’lam bish-shawab.
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/10/20/24095-doa-doa-menyembelih-hewan-korban.html#sthash.lwXIiQQY.dpuf
Sepekan
lagi umat Islam akan merayakan hari raya Idul Adha 1433 H. Suasana
gembira hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq setelahnya selalu
diwarnai dengan ibadah penyembelihan hewan korban. Berikut ini beberapa
doa saat menyembelih hewan korban sebagaimana disebutkan dalam sejumlah
hadits.
1. Membaca
bismilllahi wallahu akbar
Artinya adalah
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar.
عَنْ
أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: ” كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَقْرَنَيْنِ أَمْلَحَيْنِ، وَكَانَ
يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ، وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ
وَاضِعًا عَلَى صِفَاحِهِمَا قَدَمَهُ “
Dari Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
menyembelih dua ekor domba yang bertanduk dan berbulu putih sedikit
kehitaman.
Beliau membaca nama Allah dan membaca takbir.
Aku telah melihat beliau menyembelih kedua doamba itu dengan tangannya
sendiri dengan menekankan telapak kakinya kepada sisi leher kedua domba
tersebut.”
(HR. Bukhari no. 5558, Muslim no. 1966, Tirmidzi no.
1494, Ibnu Majah no. 3120, Ad-Darimi no. 1945, Ahmad no. 11960, Abu
Ya’la no. 3247-3248, Ibnu Jarud no. 909, Ibnu Hibban no. 5900-5901, Ibnu
Khuzaimah no. 2896 dan lain-lain)
Dalam sebuah riwayat imam Muslim dari Qatadah dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan:
وَيَقُولُ: «بِاسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ»
“Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa salam membaca:Bismillahi wallahu akbar.” (HR. Muslim no. 1966)
2. Membaca
Bismillahi Allahumma taqabbal minni
Artinya adalah
Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah (penyembelihan hewan korban ini) dariku.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepadanya:
يَا
عَائِشَةُ، هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ” ثُمَّ قَالَ: ” اشْحَذِِيهَا بِحَجَرٍ ”
فَفَعَلَتْ، ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ، ثُمَّ
ذَبَحَهُ، وَقَالَ: ” بِسْمِ اللهِ، اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ
وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ “، ثُمَّ ضَحَّى بِهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Wahai Aisyah, ambilkan pisau!” Lalu
beliau bersabda lagi, “Asahlah pisau itu dengan batu!” Maka Aisyah
melaksanakan perintah tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
kemudian mengambil pisau itu dan mengambil domba, lalu membaringkannya
dan menyembelihnya. Beliau membaca doa:
بِسْمِ اللهِ، اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“
Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (penyembelihan hewan korban ini) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta umat Muhammad.” Beliau lalu menyembelihnya.
(HR. Muslim no. 1967, Abu Daud no. 2792, Ahmad no. 24491, Ibnu Hibban no. 5915, Al-Baihaqi no. 19046 dan lain-lain)
Jika kita yang menyembelih korban maka bacaannya adalah
bismillahi allahumma taqabbal minni (Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah dariku).
Seperti
diterangkan oleh al-hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari
Syarh Shahih Al-Bukhari, kebolehan menyembelih satu ekor kambing untuk
diri sendiri sekaligus untuk orang banyak (seluruh umat Islam) merupakah
hak khusus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam semata.
3. Membaca
Bismillah Allahumma minka wa laka, Allahumma taqabbal minni
Artinya: Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya Allah terimalah ia dariku.
Adapun jika menyembelihkan hewan orang lain, maka bacaannya menjadi
Bismillah Allahumma minka wa laka, Allahumma taqabbal min fulan.
Artinya:
Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya
Allah terimalah ia dari si fulan (sebutkan namanya, pent)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata:
قَالَ
ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: لَا يَذْبَحُ أُضْحِيَّتَكَ
إِلَّا مُسْلِمٌ , وَإِذَا ذَبَحْتَ فَقُلْ: بِسْمِ اللهِ , اللهُمَّ
مِنْكَ وَلَكَ , اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ فُلَانٍ
“Janganlah
menyembelihkan hewan sembelihanmu selain seorang muslim. Dan Jika engkau
menyembelihkan (hewan korban milik orang lain), maka bacalah doa:
بِسْمِ اللهِ , اللهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ , اللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ فُلَانٍ
“Dengan nama Allah, ya Allah (sembelihan ini) dari-Mu dan untuk-Mu, ya Allah terimalah ia dari si fulan.”
(HR. Al-Baihaqi no. 19168)
4. Doa lainnya
Inni
wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifan wa maa
ana minal musyrikin. Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi
rabbil ‘alamin. Laa syarika lahu wa bi dzalika umirtu wa ana awwalul
muslimin. Allahumma minka wa laka.
Berdasar sebuah hadits:
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيدٍ، بِكَبْشَيْنِ فَقَالَ: حِينَ
وَجَّهَهُمَا «إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي،
وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا
شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ، وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ،
اللَّهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ»
Dari Jabir
bin Abdullah radiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa salam berkorban dengan menyembelih dua ekor domba pada hari raya.
Ketika menghadapkan wajah kedua kambing itu (kea rah kiblat), beliau
membaca doa:
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ،
إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ، وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِينَ،)بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ( اللَّهُمَّ مِنْكَ،
وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ
“Sesungguhnya aku menghadapkan
wajahku kepada Allah Pencipta langit dan bumi dengan lurus (bertauhid)
dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya
shalatku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb
seluruh alam. Tiada sekutu bagi-Nya, demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri kepada
Allah.
(
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)
Ya Allah, (penyembelihan ini adalah karunia) dari-Mu dan milik-Mu, sebagai sembelihan dari Muhammad dan umatnya.”
(HR.
Abu Daud no. 2795, Ibnu Majah no. 3121, Ahmad no. 15022, Ad-Darimi no.
1946, Ibnu Khuzaimah no. 2899 dan Al-Hakim no. 1716. Tambahan lafal Dengan nama Allah, Allah Maha Besar terdapat dalam riwayat Al-Hakim)
Hadits
yang terakhir ini dilemahkan oleh imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar
Syarh Muntaqal Akhbar karena di dalam sanadnya ada perawi lemah bernama
Abu Ayyas bin Nu’man Al-Mu’afiri dan Muhammad bin Ishaq. Adapun syaikh
Syu’aib Al-Arnauth berpendapat hadits ini bisa naik kepada derajat hasan
sehingga bisa diamalkan.
Wallahu a’lam bish-shawab.
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/10/20/24095-doa-doa-menyembelih-hewan-korban.html#sthash.lwXIiQQY.dpuf