Selasa, 03 Februari 2015
Makanan-Makanan Yang Dapat Meredakan Mual
Mual belum tentu gejala sebuah penyakit, karena terlalu kenyang atau tak tahan sebuah aroma saja seseorang bisa merasa mual. Namun ternyata kondisi ini juga cukup mengganggu apabila dibiarkan begitu saja.
Ada nggak ya, cara menghilangkan rasa mual tanpa harus sedikit-sedikit minum obat?
Dilansir IndiaTimes, ada beberapa makanan yang ternyata dapat meredakan mual. Aman dikonsumsi kapan saja dan memberikan efek yang instant.
Apel
Buah yang kaya akan serat ini terbukti dapat meredakan rasa mual dalam sekejap. Perut jadi lebih tenang dan tidak membuat Anda resah dan gelisah.
Jahe
Aroma dan rasa jahe yang hangat ini akan meredakan mual dalam sekejap. Dengan menyeduhnya bersama air hangat, dan dikonsumsi, mual Anda akan reda.
Kacang
Rasa mual juga bisa diakibatkan karena tubuh kekurangan protein. Anda boleh ngemil kacang-kacangan seperti almond atau kacang tanah untuk menggantikan sumber protein lain bila sekedar ingin meredakan mual.
Biskuit Cracker
Tepung yang terdapat pada biskuit cracker ini dapat membantu menyerap asam di dalam lambung, sehingga sedikit meredakan mual. Tetapi disarankan untuk memilih yang rasanya plain saja, bukan yang manis bertabur gula atau bertabur abon.
Pisang
Makan buah pisang dapat meningkatkan energi serta menghilangkan mual dalam perut. Pisang ini juga cukup ampuh untuk membantu mengatasi problem pencernaan.
Sari jeruk lemon
Peras sari lemon, tambahkan sedikit gula serta seduh dengan air hangat. Ramuan ini akan membantu meredakan mual, meningkatkan energi dan menaikkan kembali mood Anda.
Lemon sendiri akan menjaga kelembaban tubuh sehingga tidak sampai kekurangan cairan.
Mint
Bila Anda tak menemukan daun mint, maka Anda bisa mencari jenis permen yang mengandung daun mint. Dihisap-hisap dan rasa pedasnya akan membuat segar tenggorokan serta perut. Rasa mualpun akan mereda.
Jus buah
Nah, selain cara-cara di atas, Anda juga bisa mengonsumsi jus buah kesukaan Anda. Pastikan agar kadar gulanya dikurangi sehingga tidak malah memicu mual ya. Biasanya asam yang dikandung oleh buah-buahan akan ampuh mengatasi mual di perut.
Mulianya Seorang Guru
Jika kita mencoba merenung dan berpikir siapakah orang yang paling berjasa dalam hidup kita setelah kedua orang tua kita? Jawabannya pastilah Guru. Guru ibarat pelita yang menjadi penerang dalam gulita. Jasa mereka tentu sulit untuk dinilai sebagaimana sulitnya menilai jasa para pahlawan bangsa yang telah rela mengorbangkan segala hal yang mereka miliki demi meraih kemerdekaan, termasuk mengorbangkan jiwa mereka. Bahkan guru adalah sang pahlawan itu sendiri walaupun tanpa tanda jasa.
Guru selalu memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk. Oleh karena itu, guru mempunyai kedudukan tinggi dalam agam Islam. Dalam ajaran Islam pendidik disamakan ulama yang sangatlah dihargai kedudukannya. Hal ini dijelaskan oleh Allah maupun Rasul-Nya. Firman Allah Swt:
Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Mujadalah 11)
Dalam beberapa hadits disebutkan "jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau pencinta, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga kamu menjadi rusak". Dalam hadis Nabi yang lain: "Tinta para ulama lebih tinggi nilainya daripada darah para shuhada". (H.R Abu Daud dan Turmizi).
Rasulullah Saw juga bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang mepelajari al-Quran dan mengamalkanya". (H.R. Bukhari)
Firman Allah dan sabda Rasul tersebut menggambarkan tingginya kedudukan orang yang mempunyai Ilmu Pengetahuan (pendidik). Hal ini beralasan bahwa dengan pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berpikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah Swt. Dengan kemampuan yang ada pada manusia terlahirlah teori-teori untuk kemaslahatan manusia.
Menurut al-Ghazali pendidik merupakan maslikhul kabir. Bahkan dapat dikatakan pada satu sisi, pendidik mempunyai jasa lebih dibandingkan kedua orang tuanya. Lantaran kedua orang tuanya menyelamatkan anaknya dari godaan dunia, sedangkan pendidik menyelamatkan dari sengatan api neraka. Kedudukan pendidik dalam pendidikan Islam ialah orang yang memikul tanggung jawab membimbing.
Selain sebagai pembimbing dan pemberi arah dalam pendidikan, pendidik juga berfungsi sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar-mengajar, yaitu berupa teraktualisasinya sifat-sifat ilahi dan mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada pada diri peserta didik guna mengimbangi kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
Al-Ghazali menukil beberapa hadis Nabi tentang keutamaan seorang pendidik. Ia berkesimpulan bahwa pendidik disebut sebagai orang-orang besar (great individual) yang aktivitasnya lebih baik dari pada ibadah setahun. Bahkan ketika sedang kondisi peperangan, sebagian kaum muslimin dianjurkan untuk tidak ikut berjihad dan tetap fokus dalam pendidikan. Allah Swt berfirman:
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah 122).
Selanjutnya Al-Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita (siraj) segala zaman, orang yang hidup semasa dengannya akan memperoleh pancaran cahaya keilmiahannya. Andaikata dunia tidak ada pendidik, niscaya manusia seperti binatang, sebab mendidik adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat kebinatangan kepada sifat insaniyah dan ilahiyah.
Al-Ghazali juga menyatakan sebagai berikut: "Seseorang yang berilmu dan kemudian mengamalkan ilmunya itu dialah yang disebut dengan orang besar di semua kerajaan langit, dia bagaikan matahari yang menerangi alam sedangkan ia mempunyai cahaya dalam dirinya seperti minyak kasturi yang mengaharumi orang lain karena ia harum, seorang yang menyibukkan dirinya dalam mengajar berarti dia telah memilih pekerjaan terhormat". Oleh karena itu hendaklah seorang guru memperhatikan dan memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya seagai seorang pendidik. Wallahua'lam
Nasehat Matematika Plus dan Minus
Pernah nggak Anda berpikir
1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
2. Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya
PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?
Hikmahnya adalah:
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH
1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
+ x + = +
2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.
Rumus matematikanya :
+ x – = –
– x + = –
3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
– x – = +
Pelajaran matematika ternyata sarat makna, yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup…
1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
2. Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya
PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?
Hikmahnya adalah:
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH
1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
+ x + = +
2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.
Rumus matematikanya :
+ x – = –
– x + = –
3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
– x – = +
Pelajaran matematika ternyata sarat makna, yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup…
Kesempurnaan Iman Vs Khadam Jin
Banyak orang yang bersusah payah tirakat dengan tujuan ingin mempunyai Khadam Jin sehingga -layaknya cerita Aladin- semua hajatnya akan dibantu oleh Jin tersebut.
Tetapi tatkala kanjeng Nabi Ibrahim AS beliau akan dilempar ke dalam api besar oleh Namrud alaihil La’nah, beliau ditawari bantuan oleh Jibril, penghulu segala Malaikat (bukan cuma Jin!), agar beliau selamat dari kobaran api.
“Apakah (tawaran bantuan) ini perintah Allah untukmu?” Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril.
“Bukan. Tetapi Allah SWT mengizinkan kalau kau menghendaki.”
“Kalau begitu tidak.
آمَّا إِلَيْـكَ فَلََا، آمَّا إِلىَ اللهِ فَبَلَى
Kepadamu, wahai Jibril, aku tidak butuh bantuan. Tetapi kepada Allah sungguh aku menggantungkan harapan…”
Inilah wujud dari kesempurnaan iman yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS, berupa ketergantungan penuh kepada Allah SWT dan menafikan ketergantungan kepada selainNya.
Langganan:
Postingan (Atom)