Kamis, 19 Februari 2015

Cinta tak Sampai


“Di Kufah ada seorang pemuda berparas tampan, sangat rajin beribadah dan sungguh-sungguh. Dia juga termasuk salah seorang ahli zuhud. Suatu ketika, dia singgah beberapa waktu di perkampungan kaum Nukha’ lalu –tanpa sengaja- matanya melihat seorang wanita muda mereka yang berparas elok nan rupawan. Ia pun tertarik dengannya dan akalnya melayang-layang kerananya. Rupanya, hal yang sama dialami si wanita tersebut. Pemuda ini kemudian mengirim utusan untuk melamar si wanita kepada ayahnya namun ayah wanita tersebut memberitahukannya bahawa dia telah dijodohkan dengan anak saudaranya (sepupunya). Keadaan ini membuat keduanya begitu tersiksa dan terhiris. Lalu si wanita mengirim utusan kepada si pemuda ahli ibadah tersebut berisi pesan, ‘Sudah sampai ke telingaku perihal kecintaanmu yang teramat dalam kepadaku dan cobaan ini begitu berat bagiku disertai liputan perasaanku terhadapmu. Jika berkenan, aku akan mengunjungimu atau aku permudah jalan bagimu untuk datang ke rumahku.’ Lantas dia berkata kepada utusannya itu, ‘Dua-duanya tidak akan aku lakukan. Dia kemudian membacakan sepotong ayat dari Al-quran, firman-Nya, ‘Sesungguhnya aku takut siksaan pada hari yang agung jika berbuat maksiat kepada Rabbku.’ (Q.s.,az-Zumar:13) Aku takut api yang lidahnya tidak pernah padam dan jilatannya yang tak pernah diam.’ 
Tatkala si utusan kembali kepada wanita itu, dia lalu menyampaikan apa yang telah dikatakan pemuda tadi, lantas berkatalah si wanita, 
‘Sekalipun yang aku lihat darinya dirinya demikian namun rupanya dia juga seorang yang amat zuhud, takut kepada Allah? Demi Allah, tidak ada seorang pun yang merasa dirinya lebih berhak dengan hal ini (rasa takut kepada Allah) dari orang lain. Sesungguhnya para hamba dalam hal ini adalah sama.’ 
Kemudian dia meninggalkan gemerlap dunia, membuang semua hal yang terkait dengannya, mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu (untuk menampakkan kezuhudan) dan fokus dalam ibadah. Sekalipun demikian, dia masih hanyut dan menjadi kurus kering kerana cintanya terhadap si pemuda serta perasaan kasihan terhadapnya hingga akhirnya dia meninggal dunia kerana memendam rasa rindu yang teramat sangat kepadanya.
Sang pemuda tampan pun sering berziarah ke kuburnya. Suatu malam, dia melihat si wanita dalam mimpi seolah dalam penampilan yang amat bagus, seraya berkata kepadanya, ‘Bagaimana khabarmu dan apa yang engkau temukan setelahku.?’ Si wanita menjawab,
Sebaik-baik cinta, adalah cintamu wahai kekasih 
Cinta yang menggiring kepada kebaikan dan berbuat baik 
Kemudian dia bertanya lagi, ‘Ke mana kamu akan berada.?’ Dia menjawab, 
Ke kenikmatan dan hidup yang tiada habisnya 
Di syurga nan kekal, milik yang tak pernah punah 
Dia berkata lagi kepadanya, ‘Ingat-ingatlah aku di sana kerana aku tidak pernah melupakanmu.’ Dia menjawab, ‘Demi Allah, akupun demikian. Aku telah memohon Rabbku, Mawla -ku dan kamu, lantas Dia menolongku atas hal itu dengan kesungguhan.’ Kemudian wanita itupun berpaling. Lantas aku berkata kepadanya, ‘Bila aku akan dapat melihatmu.?’ Dia menjawab, ‘Engkau akan mendatangi kami dalam waktu dekat.’ 
Rupanya benar, pemuda itu tidak hidup lama lagi setelah mimpi itu, hanya tujuh malam. Dan, setelah itu, dia pun menyusul, berpulang ke rahmatullah. Semoga Allah merahmati keduanya.

Kisah Ahli Ibadah yang Ibunya Kecewa


Juraij adalah seorang laki-laki ahli Ibadah, dia membangun sendiri tempat ibadahnya. Ceritanya, pada suatu hari di saat ia sedang solat ibunya memanggil, 'Wahai Juraij.' Juraij berkata, 'Ya Rabbi, apakah akan saya jawab panggilan ibuku atau aku meneruskan solatku?' Juraij meneruskan solatnya. Lalu ibunya pergi.

Keesokan harinya, Ibu Juraij datang ketika ia sedang solat lagi. Sang Ibu memanggil, 'Wahai Juraij!' Juraij mengadukan kepada Allah, 'Ya Rabbi, aku memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan solatku?' Ia meneruskan solatnya. Lalu ibunya pergi meninggalkan Juraij.

Pada pagi hari Ibu Juraij datang lagi, ketika itu Juraij sedang solat. Sang Ibu memanggil, 'Wahai Juraij!' Juraij berkata, 'Ya Rabbi, aku memenuhi panggilan ibuku terlebih dahulu atau meneruskan solatku?' Tetapi Juraij meneruskan solatnya.
Lalu Ibu Juraij bersumpah, 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia, sehingga ia melihat pelacur!'
Orang-orang Bani Israil menyebut-nyebut ketekunan ibadah Juraij.

Dan tersebutlah dari mereka seorang pelacur yang sangat cantik berkata, 'Jika kalian menghendaki, aku akan memberinya fitnah.'
Perempuan tersebut lalu mendatangi Juraij dan menggodanya. Tetapi Juraij tidak memperdulikannya. Lalu pelacur tersebut mendatangi seorang penggembala yang sedang berteduh di dekat tempat ibadah Juraij. Akhirnya ia berzina dan hamil.

Tatkala ia melahirkan seorang bayi. Orang-orang bertanya, 'Bayi ini hasil perbuatan siapa?' Pelacur itu menjawab, 'Juraij'. Maka mereka mendatangi Juraij dan memaksanya keluar dari tempat ibadahnya. Selanjutnya mereka memukuli Juraij, mencaci maki dan merobohkan tempat ibadahnya.
Juraij bertanya, 'Ada apa ini, mengapa kalian perlakukan aku seperti ini?.' Mereka menjawab, 'Engkau telah berzina dengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi.' Ia bertanya, 'Di mana sekarang bayi itu?' Kemudian mereka datang membawa bayi tersebut.

Juraij berkata, 'Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan solat!' Lalu Juraij solat. Selesai solat Juraij menghampiri sang bayi lalu mencoleknya di perutnya seraya bertanya, 'Wahai bayi, siapakah ayahmu?' Sang bayi menjawab, 'Ayahku adalah seorang penggembala.'

Serta merta orang-orang pun berhambur, menciumi dan meminta maaf kepada Juraij. Mereka berkata, 'Kami akan membangun kembali tempat ibadah untukmu dari emas!' Juraij menjawab, 'Jangan! Cukup dari tanah saja sebagaimana semula.' Mereka lalu membangun tempat ibadah sebagaimana yang dikehendaki Juraij.

Ahli Ibadah dengan Syetan

 Pada zaman dahulu kala ada seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil, sebut saja dia abid (ahli ibadah). Suatu hari ia didatangi oleh beberapa orang untuk mengadukan tentang kebiasaan yang ada di sekitar tempat tinggal si abid. Mereka mengatakan bahwa ada suatu kaum yang menyembah sebatang pohon.
Mendengar hal itu si abid sangat marah dan segera mendatangi pohon sesembahan itu untuk ditebang dengan membawa sebilah kapak. Di tengah perjalanan, ia dihadang oleh seorang tua yang sebenarnya adalah setan yang menyamar.
"Hendak kemanakah engkau?" tanya setan.
"Aku hendak menebang sebuah pohon yang dijadikan sesembahan oleh orang-orang." jawab si abid.
"Untuk apa kau lakukan itu? Kau tinggalkan ibadahmu untuk melakukan perbuatan yang sia-sia. Bukankah lebih baik kau teruskan ibadahmu saja?" rayu setan.
"Ini juga ibadah." kata si abid tegas.
"Tak akan kubiarkan kau menebang pohon itu." kata setan.
Terjadilah perkelahian antara si abid dan setan yang dimenangkan oleh si abid. Ia berhasil menjatuhkan setan dan menduduki dadanya. Dalam keadaan seperti itu, setan berusaha membujuk si abid, "Tolong dengarkan aku dulu!"
Si abid pun melepaskannya.
"Bukankah Allah tidak mewajibkanmu menebang pohon itu? Pohon itu tak mengganggu ibadahmu dan kau juga tak menyembahnya. Allah juga telah mengutus para nabi, jika Dia menghendaki pasti Dia memerintahkan para nabi untuk menebangnya." kata setan.
"Apapun yang kamu katakan aku akan tetap menebangnya." tegas si abid.
Perkelahian pun kembali terjadi dan si abid tetap dapat mengalahkan setan. Namun setan masih tetap berusaha membujuk si abid, "Dengarkan kata-kata terakhirku, aku akan memberikan penawaran yang menguntungkan bagimu."
"Katakan!" ucap si abid.
Setan mulai melancarkan bujuk rayunya, "Kau adalah orang miskin dan menjadi beban masyarakat. Jika kau biarkan saja pohon itu, kau akan kuberi 3 dinar uang emas setiap hari yang akan kau dapatkan di bawah bantalmu setiap pagi. Kau bisa gunakan uang itu untuk memenuhi segala kebutuhanmu dan keluargamu. Kau juga dapat menolong fakir miskin dan juga menggunakannya untuk mengerjakan amal baik lainnya.
Jika kau tetap akan menebang pohon itu, kau hanya akan mendapat satu pahala. Dan para penyembah pohon itu pasti akan mencari pohon lain."
Mendengar bujukan manis setan itu, hati si abid merasa tergiur dan akhirnya menerima tawaran itu.
Sesuai perjanjian, si abid memperoleh uang 3 dinar pada dua pagi berturut-turut. Namun pada hari berikutnya, ia tak mendapatkan uang lagi. Ia pun marah lalu mengambil kapak dan menuju pohon tadi.
Setan kembali menghadangnya dengan menyamar sebagai orang tua dan bertanya, "Kau hendak kemana?"
"Aku hendak pergi menebang pohon itu." jawab si abid.
"Kau tidak akan mampu menebang pohon itu." ucap setan.
Lalu mereka berkelahi dan ternyata setan berhasil mengalahkan si abid. Si abid pun heran dan bertanya, "Beberapa hari lalu aku bisa mengalahkanmu, kenapa hari ini kau yang mengalahkanku?"
"Kemarin kau bisa mengalahkanku karena kau berjuang semata-mata karena Allah. Tapi sekarang kau berjuang demi uang, karena itulah aku bisa mengalahkanmu." jawab setan.

Kisah Inspiratif : Wanita dan Pengemis


Hasil gambar untuk gambar pengemis mengetuk pintu

Suatu hari, sepasang suami istri sedang makan di rumahnya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seorang pengemis. Melihat keadaan si pengemis itu, si istri merasa terharu dan bermaksud memberikan sesuatu.

Tetapi sebagai seorang wanita baik dan patuh pada suaminya, ia meminta izin terlebih dahulu, "Suamiku, bolehkah aku memberi makanan kepada pengemis itu?"

Rupanya sang suami memiliki karakter yang berbeda dgn wanita ini. Dgn suara lantang dan kasar, ia menjawab, "Jangan! Usir saja, dan tutup pintu!"

Wanita berhati baik ini terpaksa tidak memberikan apa-apa kepada si pengemis tadi. Seiring berjalannya waktu, lelaki ini bangkrut, kekayaannya habis, dan ia menanggung banyak hutang. Selain itu, karena ketidak bersesuaian sifat dengan istrinya, rumah tangganya tidak aman dan diakhiri dengan perceraian.

Beberapa tahun kemudian bekas istri lelaki bangkrut itu menikah lagi dengan seorang saudagar di kota dan hidup berbahagia. Pada suatu hari, ketika wanita itu sedang makan dengan suami barunya, tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk orang. Setelah pintu dibuka ternyata tamu tak diundang itu adalah pengemis yang keadaanya membuat hati wanita tadi terharu. Ia pun berkata kepada suaminya, "Suamiku, bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?"

"Ya, beri pengemis itu makan sayang!"

Setelah memberi makanan kepada pengemis itu, istrinya masuk ke dalam rumah sambil menangis. Dengan rasa heran suaminya bertanya, "Mengapa kau menangis? Apakah karna aku menyuruhmu memberikan daging ayam kepada pengemis itu?"

Wanita itu menggeleng lemah, lalu berkata dengan sedih, "suamiku, aku sedih dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan. Tahukah engkau siapa pengemis yang ada di luar itu? Dia adalah suamiku yang pertama."

Mendengar keterangan ini, sang suami sedikit terkejut, tapi segera balik bertanya, "Taukah kau siapakah aku yang kini menjadi suamimu ini? Aku adalah pengemis yang dulu diusirnya!?"

Tanamlah banyak kebaikan selagi ada kesempatan agar berbuah manis pada suatu hari...