Rabu, 07 Oktober 2015

Guru Bagai Pelita

Hasil gambar untuk gambar pelita
Pelita menerangi alam sekitarnya



Seorang pelajar bertanya pada Seniornya : "Kak siapa orang yang pantas dijadikan guru bagiku?" Seniornya menjawab, : "Bergurulah pada orang yang dapat menyelesaikan masalahnya dengan asbab ilmunya itu!". Pelajar manggut-manggut tanda kurang memahami.
Seniornya melanjutkan : "Jika kita berguru pada orang yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri berarti kita juga akan menghadapi kenyataan pahit sebagaimana yang di alami guru itu sendiri". maka pelajar itu baru paham dan sejuruh kemudian dia pergi mencari type guru sesuai petunjuk seniornya.

Hari ini banyak orang sekolah sampai perguruan tinggi dengan maksud untuk menjadi guru, namun pertanyaannya dapatkah ia keluar dari kondisi problematika dirinya sendiri, malah banyak yang kwatir banyak guru yang ditimpa banyak masalah bertubi-tubi dan banyak diantaranya yang tidak dapat lolos dari masalah yang membelitnya.

Inti baiknya kita merubah niat dari semula mau mengajar menjadi selalu niat belajar, Barangsiapa yang niat belajar maka apabila dalam prakteknya salah ia mendapat 1 pahala dan satu pengampunan, dan sebaliknya orang yang niat mengajar jika salah ia akan menanggung kesalahan dirinya dan orang yang belajar kepadanya.

Cerita : Lebah dan Tawon Berebut Sarang Madu


Hasil gambar untuk gambar sarang madu 

Sebuah sarang yang berisikan madu telah ditemukan di sebuah pohon yang berongga, dan Tawon menyatakan sarang itu adalah milik mereka. Lebah pun yakin bahwa harta karun itu adalah milik mereka. Argumen dan perdebatan itu makin lama makin meruncing, dan tampaknya, peristiwa itu tidak bisa diselesaikan tanpa pertempuran. Tetapi pada akhirnya, mereka berdua setuju untuk membiarkan seorang hakim yang akan memutuskan masalah ini. Jadi mereka kemudian membawa kasus ini ke hadapan seekor tabuhan (hornet) yang bertindak sebagai hakim yang adil di seluruh hutan.

Ketika Hakim mulai memanggil saksi-saksi, saksi menyatakan bahwa mereka melihat bahwa yang membangun sarang madu tersebut adalah serangga bersayap yang hidup di lingkungan pohon berongga, yang mendengung keras, dan tubuhnya bergaris kuning dan hitam, seperti Lebah.

Tetapi pihak tawon segera bersikeras bahwa secara garis besar, ciri-ciri tersebut juga dimiliki oleh tawon.

Bukti tersebut tidak dapat menunjukkan secara jelas siapa pemilik sarang yang sah, sehingga sang Hakim pun menunda pengadilan selama enam minggu untuk memberinya waktu agar dapat memikirkan hal itu.

Ketika kasus ini disidangkan kembali, kedua belah pihak memiliki lebih banyak lagi saksi. Saat saksi-saksi mulai diajukan kembali, seekor lebah tua yang bijaksana berkata:
"Yang Mulia," katanya, "kasus ini kini telah tertunda selama enam minggu. Jika tidak segera diputuskan, madu dalam sarang tersebut akan rusak. Perintahkanlah keduanya untuk membangun sarang madu seperti itu, dan kita akan segera melihat siapa pemilik madu yang sebenarnya."

Tawon memprotes dengan keras. Tetapi Hakim yang bijaksana langsung mengerti mengapa tawon memprotesnya. Karena Tawon tahu bahwa mereka tidak bisa membangun sebuah sarang madu dan mengisinya dengan madu.
"Sudah jelas terlihat di sini," kata Hakim, "yang bisa membuat sarang madu dan yang tidak bisa membuatnya. Saya memutuskan bahwa madu itu adalah milik Lebah."

Kemampuan akan dibuktikan dengan tindakan.

Cerita Anak : Pemburu dan Penebang Kayu

Seorang pemburu yang tidak terlalu berani, sedang mencari jejak seekor singa. Dia lalu bertemu dengan seorang penebang kayu di dalam hutan dan dia pun bertanya kepada penebang itu jika saja ia melihat adanya tanda-tanda jejak sang Singa atau tahu di mana singa tersebut bersarang.
"Saya tahu," kata penebang kayu itu, "sekaligus saya bisa menunjukkan dan memperlihatkan kamu dimana Singa itu berada sekarang."
Pemburu dan penebang kayu
Sang Pemburu berubah menjadi sangat pucat hingga giginya berbunyi karena gemetaran akibat rasa takut. Ia pun menjawab, "Tidak, terima kasih, saya tidak meminta semua itu, saya hanya mencari jejak kakinya, dan bukan singanya."
Orang yang berani, dibuktikan dengan perbuatan.