Sabtu, 07 Maret 2015
Humor : Senjata Makan Tuan
Di Sajastan, wilayah Asia tengah, antara Iran dan Afganistan, hidup seorang ulama ahli bahasa yang amat terkenal. Suatu hari ia menasehati putranya: "Kalau kamu hendak membicarakan sesuatu, pakai dahulu otakmu. Pikirkan dengan matang; setelah itu, baru katakan dengan kalimat yang baik dan benar."
Pada suatu hari di musim hujan, keduanya sedang duduk-duduk santai di dekat api unggun di rumahnya. Tiba-tiba sepercik api mengenai jubah tenunan dari sutera yang dikenakan sang ayah. Peristiwa itu dilihat putranya, namun ia diam saja. Setelah berpikir beberapa saat barulah ia membuka mulut,
"Ayah, aku ingin mengatakan sesuatu, bolehkah?" tanyanya.
Kalau menyangkut kebenaran katakan saja," jawab sang ayah.
"Ini memang menyangkut kebenaran," jawabnya.
"Silakan," kata sang ayah. Ia berkata,
"Aku melihat benda panas berwarna merah."
"Benda apa itu?," tanya sang ayah.
"Sepercik api mengenai jubah ayah," jawabnya.
Seketika itu sang ayah melihat jubah yang sebagian sudah hangus terbakar.
"Kenapa tidak segera kamu beritahukan kepadaku?," kata sang ayah. "Aku harus berikir dahulu sebelum mengatakannya, seperti apa yang anda nasihatkan kepadaku tempo hari," jawab putranya dengan lugu.
Sejak itu ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat pada putranya. Ia tidak ingin peristiwa pahit seperti itu terulang lagi.
Beralih Profesi
Seorang insinyur menganggur untuk waktu lama. Dia tidak bisa menemukan pekerjaan sehingga ia membuka klinik medis dan menempatkan tanda di luar: "Dapatkan perawatan penyakit anda dengan membayar sebesar Rp. 1 juta, jika tidak sembuh, maka uang anda kembali Rp. 2 juta."
Seorang dokter merasa bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk mendapatkan Rp. 2 juta dan pergi ke klinik insinyur itu.
Dokter: "Saya telah kehilangan indera pengecap di mulut saya."
Insinyur: "Perawat, bawa obat-obatan dari kotak 22 dan taruh 3 tetes di mulut pasien."
Sang perawat pun melakukannya dan si dokter berteriak dengan keras.
Dokter: "Ini adalah bensin!"Insinyur: "Selamat! Indera pengecap anda sudah pulih kembali. Biayanya Rp. 1 juta.."
Dokter merasa terganggu dan kembali lagi setelah beberapa hari kemudian untuk memulihkan uangnya.
Dokter: "Saya telah kehilangan daya ingat saya, saya tidak ingat apa-apa."
Insinyur: "Perawat, bawalah obat-obatan dari kotak 22 dan taruh 3 tetes di mulut pasien."
Dokter: "Tapi itu bensin!"
Insinyur: "Selamat! Ingatan anda telah kembali. Biayanya Rp. 1 juta.."
Dokter marah dan kembali setelah beberapa hari lagi dengan berjalan seolah-olah buta.
Dokter: "Penglihatan saya menjadi sangat lemah."
Insinyur: "Yah, saya tidak memiliki obat untuk ini. Silakan ambil uang Rp. 2 juta ini.."
Dokter: "Tapi ini adalah Rp. 1 juta!!"
Insinyur: "Selamat! Penglihatan anda telah kembali dan itu biayanya Rp. 1 juta!"
Langganan:
Postingan (Atom)