Perang Mu’tah, adalah perang yang secara rasio tak akan membuat manusia
optimis apalagi yakin dengan kemenangan yang dijanjikan. Bayangkan saya,
jumlah pasukan Romawi yang berkumpul pada hari itu lebih dari 200.000
tentara, lengkap dengan baju perang yang gagah, panji-panji dari kain
sutra, senjata-senjata yang perkasa, lalu dengan kuda-kuda yang juga
siap dipacu.
Abu Hurairah bersaksi atas perang ini. ”Aku menyaksikan Perang Mu’tah.
Ketika kami berdekatan dengan orang-orang musyrik. Kami melihat
pemandangan yang tiada bandingnya. Jumlah pasukan dan senjatanya, kuda
dan kain sutra, juga emas. Sehingga mataku terasa silau,” ujar Abu
Hurairah.
Sebelum melihatnya, pasukan para sahabat yang hanya berjumlah 3.000
orang-orang beriman, sudah mendengar kabar tentang besarnya pasukan
lawan. Sampai-sampai mereka mengajukan berbagai pendapat, untuk
memikirkan jalan keluar. Ada yang berpendapat agar pasukan Islam
mengirimkan surat kepada Rasulullah saw, mengabarkan jumlah musuh yang
dihadapi dan berharap kiriman bala bantuan lagi. Banyak sekali usulan
yang mengemuka, sampai kemudian Abdullah ibnu Rawahah yang diangkap
sebagai panglima pertama berkata di depan pasukan.
”Demi Allah, apa yang kalian takutkan? Sesungguhnya apa yang kalian
takutkan adalah alasan kalian keluar dari pintu rumah, yakni gugur
sebagai syahid di jalan Allah. Kita memerangi mereka bukan karena
jumlahnya, bukan karena kekuatannya. Majulah ke medan perang, karena
hanya ada dua kemungkinan yang sama baiknya, menang atau syahid!”
Pemimpin yang baik tidak pernah gentar dengan tantangan, tidak pernah surut langkah dalam menggapai tujuan hakiki yakni "Hidup Mulia atau Mati Syahid."
Sabtu, 09 Mei 2015
Bercita-citalah Kalian!
Ada kisah tentang empat pemuda dengan cita-cita mereka. Suatu kali, Abdullah bin Umar, Urwah bin Zubair, Mush'ab bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan ra. berkumpul di pelataran ka'bah. Mush'ab yang bicara pertama kali dengan mengatakan,"Bercita-citalah kalian." Sahabat yang enggan mengatakan cita-citanya, meminta Mush'ab terlebih dulu menyampaikan cita-citanya.
Mush'ab bertutur,"Aku ingin kaum muslimin bisa menaklukkan wilayah Irak, aku ingin menikahi Sakinah puteri Husein dan Aisyah binti Thalhah bin Ubaidillah." Tahukah anakku, apa yang kemudian hari berlaku atas Mush'ab? Allah SWT memperkenankannya memperoleh apa yang ia cita-citakan.
Urwah bin Zubair kemudian menceritakan harapannya. "Aku ingin menguasai ilmu fikih dan hadits." Subhanallah, Urwah pun dikemudian hari dikenal sebagai salah satu tokoh ulama fikih dan banyak meriwayatkan hadits.
Abdul Malik bin Marwan mengungkapkan cita-citanya. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadi khalifah. Dan benar Abdul Malik bin Marwan kemudian menjadi khalifah di masa Daulah Umawiyah yang dikenal sebagai khalifah yang memiliki ilmu yang luas dan taat beribadah.
Terakhir, Abdullah bin Umar menegaskan cita-citanya, apa cita-cita Abdullah bin Umar? Cita-citanya adalah, surga! luar biasa cita-cita generasi pendahulu kaum muslimin ini, dan Alloh swt. tidak pernah mengabaikan cita-cita kebaikan dan cita-cita kemajuan islam dan ummat islam.
Aku nyatakan cita-citaku : "Aku ingin membawa kaum Muslimin kepada kejayaan, kebahagiaan dan kesuksesan yang sebenar-benarnya mulai dari dunia ini hingga akhirat nanti." caranya dengan ikut style life sahabat Nabi SAW. all in one. boleh semua ikut ambil bagian!.
Elza Group Raih Juara
Elza group meraih juara dalam ajang lomba seni hadrah Al-Banjari yang diselenggarakan MWC NU Karangpenang menyambut HARLAH NU ke-29.
Saat tampil Elza Group langsung mengebrak dengan vokal lepas yang ditunjukkan oleh Ust. Junaidi sehingga memukau dewan juri dan menghibur hadirin yg berjubel. Tabuhan gendang dipercayakan pd Ust. Mohammad Siri, Ust. Bahruddin dan kawan-kawan benar-benar kompak, rancak, dan mantap.
Al-hamdulillah dengan perolehan juara ini kegiatan seni hadrah menapak pada era baru yg lebih baik insya Alloh.
Menurut Dewan Juri memberikan catatan pada Elza Group untuk terus berbenah terutama kekompakan tetap harus menjadi perioritas utama, semangat dan kebersamaan merupakan senjata utama yang dimiiliki Elza Group, juri juga memberikan atensi untuk aksesories merupakan prasyarat juga disamping skill individu dan managemen yang baik dan barokah, menuai ridho ALLOH swt.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada KH. Manshur Abdullah, Ust. Bahrowi Kholil, Ust. Syaskur Kholil, Bung Mu'i yang telah bersusah payah memberi dorongan semangat pada Elza Group sehingga dapat memberikan tambahan kenangan manis untuk Sumber Penang dan sekitarnya.
Saat tampil Elza Group langsung mengebrak dengan vokal lepas yang ditunjukkan oleh Ust. Junaidi sehingga memukau dewan juri dan menghibur hadirin yg berjubel. Tabuhan gendang dipercayakan pd Ust. Mohammad Siri, Ust. Bahruddin dan kawan-kawan benar-benar kompak, rancak, dan mantap.
Al-hamdulillah dengan perolehan juara ini kegiatan seni hadrah menapak pada era baru yg lebih baik insya Alloh.
Menurut Dewan Juri memberikan catatan pada Elza Group untuk terus berbenah terutama kekompakan tetap harus menjadi perioritas utama, semangat dan kebersamaan merupakan senjata utama yang dimiiliki Elza Group, juri juga memberikan atensi untuk aksesories merupakan prasyarat juga disamping skill individu dan managemen yang baik dan barokah, menuai ridho ALLOH swt.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada KH. Manshur Abdullah, Ust. Bahrowi Kholil, Ust. Syaskur Kholil, Bung Mu'i yang telah bersusah payah memberi dorongan semangat pada Elza Group sehingga dapat memberikan tambahan kenangan manis untuk Sumber Penang dan sekitarnya.
Langganan:
Postingan (Atom)