Sabtu, 28 Maret 2015
Rizeki telah Ditentukan
Pada suatu hari, Nabi Sulaiman as sedang mengerjakan shalat di tepi pantai. Dan setelah selesai mengerjakan shalat, pandangan beliau tertuju pada pasir-pasir yang ada di pantai tersebut.
Di saat itu pula, beliau melihat kawanan semut yang menyeret selembar daun hijau.
Setelah sampai di dekat air, semut tiba-tiba saja menjerit karena ada seekor katak yang menghampirinya.
Dengan selembar daun hijau itu, semut naik ke punggung katak dan di bawanya ke dasar laut.
Beberapa saat kemudian, semut muncul kembali dan terapung di permukaan air, tepat dimana katak tadi membawanya menyelam ke dasar lautan.
Melihat kejadian itu, Nabi Sulaiman as bertanya kepada semut,
"Wahai semut, apa yang engkau lakukan di sini?"
Semut pun menjawab dan mengisahkan pengalamannya di dasar laut.
"Di dasar lautan sana ada sebongkah batu besar yang tuli. Di tengah batu tersebut ada seekor ulat yang mendapatkan rezeki dari Allah SWT melalui perantaraan aku," jelas semut.
"Berapa kali sehari engkau mengantarkan makanan?" tanya Nabi Sulaiman as.
"Setiap hari aku melaksanakan tugas ini sebanyak 2 kali. Katak tadi punya tugas yang sama denganku, ia membawaku menyelam sampai dasar lautan dan menuju ke sebuah batu tadi dimana ulat itu berada," jelas semut lebih lanjut.
"Lalu bagaimana engkau memberikan daun itu ke ulat?" tanya nabi Sulaiman as.
"Setiap kali aku sampai di sana, batu pun membelah diri sehingga aku dapat memasukkan daun yang aku bawa sebagai rezeki Allah SWT baginya," jawab semut.
"Setelah memakannya, ulat tersebut selalu bersyukur dan bertasbih kepada Allah SWT, yang tidak menelantarkannya," lanjut semut.
"Subhanallah...Allah SWT adalah Dzat yang memiliki Kebesaran dan tak ada satu pun yang dapat menandinginya," Nabi Sulaiman as Memuji Kebesaran Allah SWT.
Dan rizeki setiap makhluk telah dibagi-bagi dan telah ditentukan cara untuk menyempaikannya oleh Alloh SWT., setiap makhluk mendapatkan rizekinya masing-masing tanpa mengurangi takaran makhluk yang lainnya. Marilah kita syukuri nikmat yang telah di karuniakan kepada kita agar selalu berkah dan membawa kebaikan dunia dan akhirat.
Keberkahan Umur dengan Do'a dan Sedekah
Ada seorang pengusaha sukses terjatuh di kamar mandi dan akhirnya
stroke, sudah 7 hari dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Special. Di saat orang-orang
terlelap tidur, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri
si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan.
"Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan sembuh dan masih ada waktu untuk hidup lebih lama lagi didunia ini, dan sebaliknya jika selama 24 jam tidak ada 50 orang yang berdoa untuk kesembuhanmu, itu artinya kau akan meninggal dunia."
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya, dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah sembuh? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."
Dengan lembut si Malaikat berkata, "aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak tetesan air mata di pipi mereka.
Malaikat berkata, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua, itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."
Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 dini hari,
"Ya Alloh, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami dan ayah yang baik. Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapan-Mu. Tapi Ya Alloh, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."
Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan kurus karena kurang istirahat. Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.
Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat. Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang.
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"
Jawab Malaikat,
"Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan istri yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya bertambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur sambil memangku si bungsu.
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba Malaikat berkata, "Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu. Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."
Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.
"Bukankah itu Pondok Tahfidz Al-Qur an?" kata si pengusaha pelan.
"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri, tadi pagi, salah seorang santri tahfidz tersebut mendengar kabar tentang dirimu yang terkena stroke dan sudah 7 hari di ruang ICU, setelah mereka yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak pondok itu sepakat berdoa buat kesembuhanmu. Akhirnya do'a mereka diterima oleh Alloh swt. dan Engkau masih punya kesempatan untuk berbuat amal untuk bekal akhiratmu lebih banyak lagi, gunakanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya."
Salurkan infaq anda untuk Pondok Tahfidz Al-Jazirah via rekening : 6466-01-004442-53-1 an. Yayasan Al-Jazirah insya Alloh dalam beberapa bulan kedepan pembangunan segera dimulai di lahan seluas 1 ha.
"Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan sembuh dan masih ada waktu untuk hidup lebih lama lagi didunia ini, dan sebaliknya jika selama 24 jam tidak ada 50 orang yang berdoa untuk kesembuhanmu, itu artinya kau akan meninggal dunia."
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya, dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah sembuh? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."
Dengan lembut si Malaikat berkata, "aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak tetesan air mata di pipi mereka.
Malaikat berkata, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua, itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."
Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 dini hari,
"Ya Alloh, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami dan ayah yang baik. Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapan-Mu. Tapi Ya Alloh, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."
Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan kurus karena kurang istirahat. Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.
Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat. Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang.
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"
Jawab Malaikat,
"Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan istri yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya bertambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur sambil memangku si bungsu.
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba Malaikat berkata, "Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu. Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."
Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.
"Bukankah itu Pondok Tahfidz Al-Qur an?" kata si pengusaha pelan.
"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri, tadi pagi, salah seorang santri tahfidz tersebut mendengar kabar tentang dirimu yang terkena stroke dan sudah 7 hari di ruang ICU, setelah mereka yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak pondok itu sepakat berdoa buat kesembuhanmu. Akhirnya do'a mereka diterima oleh Alloh swt. dan Engkau masih punya kesempatan untuk berbuat amal untuk bekal akhiratmu lebih banyak lagi, gunakanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya."
Salurkan infaq anda untuk Pondok Tahfidz Al-Jazirah via rekening : 6466-01-004442-53-1 an. Yayasan Al-Jazirah insya Alloh dalam beberapa bulan kedepan pembangunan segera dimulai di lahan seluas 1 ha.
Syekh Abd. Qodir Al-Jailani Menampar Setan
Pada suatu hari Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani didatangi setan yang menyamar sebagai
manusia. Sosok tubuhnya buruk menjijikkan, pakaiannya
compang-camping dan bau badannya busuk.
Setan berkata,
"Saya datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata dengan maksud menjadi pelayan Syeikh. Semoga saya dapat diterima."
Permintaan setan diacuhkan oleh Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani yang kemudian menampar wajah setan tersebut. Setelah ditampar, seketika itu juga setan tersebut menghilang tanpa bekas.
Tidak berapa lama kemudian setan muncul lagi sambil membawa obor yang menyala. Obor tersebut hendak digunakan untuk membakar Sang Syeikh.
Begitu melihat kedatangan setan yang membawa obor yang menyala, Syeikh lalu mengambil sebilah pedang yang tergantung di tembok. Ketika pedang itu hendak ditebaskan, setan langsung lari terbirit-birit.
Seolah-olah tak kenal jera, setan masih datang lagi, Kali ini setan datang dengan berpura-pura menangis. Tapi ya karena yang digodanya adalah bukan orang yang sembarangan, setan kesulitan.
Setan menangis sambil meminta ampun kepada Sang Syeikh. Setan berjanji tidak akan menggoda Syeikh lagi. Akan tetapi, diam-diam setan membawa peralatan untuk menggoda manusia.
"Saya datang untuk meminta maaf darimu wahai Syeikh," kata setan.
"Enyah engkau, berkali-kali kamu datang dan menggodaku dan aku tidak akan terperdaya dengan rayuanmu," bentak Syeikh.
Dengan cekatan Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani merampas peralatan yang dibawa setan dan diredamnya.
Akibat dari kegagalan usahanya, setan itu akhirnya kabur dan tidak nongol lagi sambil berkata,
"Dengan ilmumu dan rahmat Allah, engkau selamat dari tipuan dan rayuanku, padahal aku telah menggoda dan menyesat sebanyak 70 orang yang sedang menuntut ilmu tauhied."
Setan berkata,
"Saya datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata dengan maksud menjadi pelayan Syeikh. Semoga saya dapat diterima."
Permintaan setan diacuhkan oleh Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani yang kemudian menampar wajah setan tersebut. Setelah ditampar, seketika itu juga setan tersebut menghilang tanpa bekas.
Tidak berapa lama kemudian setan muncul lagi sambil membawa obor yang menyala. Obor tersebut hendak digunakan untuk membakar Sang Syeikh.
Begitu melihat kedatangan setan yang membawa obor yang menyala, Syeikh lalu mengambil sebilah pedang yang tergantung di tembok. Ketika pedang itu hendak ditebaskan, setan langsung lari terbirit-birit.
Seolah-olah tak kenal jera, setan masih datang lagi, Kali ini setan datang dengan berpura-pura menangis. Tapi ya karena yang digodanya adalah bukan orang yang sembarangan, setan kesulitan.
Setan menangis sambil meminta ampun kepada Sang Syeikh. Setan berjanji tidak akan menggoda Syeikh lagi. Akan tetapi, diam-diam setan membawa peralatan untuk menggoda manusia.
"Saya datang untuk meminta maaf darimu wahai Syeikh," kata setan.
"Enyah engkau, berkali-kali kamu datang dan menggodaku dan aku tidak akan terperdaya dengan rayuanmu," bentak Syeikh.
Dengan cekatan Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani merampas peralatan yang dibawa setan dan diredamnya.
Akibat dari kegagalan usahanya, setan itu akhirnya kabur dan tidak nongol lagi sambil berkata,
"Dengan ilmumu dan rahmat Allah, engkau selamat dari tipuan dan rayuanku, padahal aku telah menggoda dan menyesat sebanyak 70 orang yang sedang menuntut ilmu tauhied."
Langganan:
Postingan (Atom)