Pada suatu hari Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani didatangi setan yang menyamar sebagai
manusia. Sosok tubuhnya buruk menjijikkan, pakaiannya
compang-camping dan bau badannya busuk.
Setan berkata,
"Saya datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata dengan maksud menjadi pelayan Syeikh. Semoga saya dapat diterima."
Permintaan setan diacuhkan oleh Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani yang
kemudian menampar wajah setan tersebut. Setelah ditampar, seketika itu
juga setan tersebut menghilang tanpa bekas.
Tidak berapa lama kemudian setan muncul lagi sambil
membawa obor yang menyala. Obor tersebut hendak digunakan untuk membakar
Sang Syeikh.
Begitu melihat kedatangan setan yang membawa obor yang menyala, Syeikh
lalu mengambil sebilah pedang yang tergantung di tembok. Ketika pedang
itu hendak ditebaskan, setan langsung lari terbirit-birit.
Seolah-olah tak kenal jera, setan masih datang lagi, Kali ini setan datang dengan berpura-pura menangis. Tapi ya karena yang
digodanya adalah bukan orang yang sembarangan, setan kesulitan.
Setan menangis sambil meminta ampun kepada Sang Syeikh. Setan berjanji tidak akan menggoda Syeikh lagi. Akan tetapi, diam-diam setan membawa peralatan untuk menggoda manusia.
"Saya datang untuk meminta maaf darimu wahai Syeikh," kata setan.
"Enyah engkau, berkali-kali kamu datang dan menggodaku dan aku tidak akan terperdaya dengan rayuanmu," bentak Syeikh.
Dengan cekatan Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani merampas peralatan yang dibawa setan dan diredamnya.
Akibat dari kegagalan usahanya, setan itu akhirnya kabur dan tidak nongol lagi sambil berkata,
"Dengan ilmumu dan rahmat Allah, engkau selamat dari tipuan dan
rayuanku, padahal aku telah menggoda dan menyesat sebanyak 70 orang yang
sedang menuntut ilmu tauhied."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar