Senin, 02 Juni 2014

Pemimpin yang Tegas ditugggu rakyat Negara Kepulauan

Indonesia didaulat sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Bayangkan saja, dari total luas wilayah keseluruhan yang mencapai 5.193.252 km2, hanya seperti bagiannya saja yang berupa daratan yakni sekitar 1.890.754 km2 luas daratan, sedangkan dua pertiganya (sekitar 3.302.498 km2) beTrupa wilayah lautan. Dari total daratan tersebut, Indonesia terbagi dalam ribuan pulau-pulau dengan bermacam ukuran. Menurut data terakhir yang disurvei oleh LAPAN dan LIPI,jumlah pulau Indonesia adalah sebanyak 18.110 pulau.
Luasnya wilayah lautan yang dimiliki oleh Indonesia ditambah letak strategis Indonesia yang berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik membuat Indonesia semakin terkenal di lingkungan internasional. Bahkan pada era pemerintahan Presiden Soekarno, ada misi menjadikan Indonesia sebagai negara maritim terkuat di seluruh dunia.
Istilah Indonesia sebagai negara maritim  memiliki makna bahwa Indonesia tidak hanya melihat laut secara fisik, wadah dan isi, tetapi juga melihat laut dalam konteks geopolitik, terutama posisi Indonesia dalam persilangan antara dua benua dan dua samudra serta merupakan wilayah laut yang sangat penting bagi perdagangan dunia.  Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBII), maritim adalah berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.
Istilah tersebut sangat tepat digunakan di Indonesia mengingat pentingnya peran laut Indonesia bagi dunia internasional. Jalur laut Indonesia merupakan jalur perdagangan internasional yang dilewati lebih dari 90% kapal dagang dunia. Tidak hanya itu, laut Indonesia juga menyimpan ribuan biota laut yang tidak bisa ditemui di negara lain. Oleh karena itu, tidak heran jika Presiden Soekarno menginginkan Indonesia menjadi negera maritim, agar bisa mengamankan seluruh wilayah NKRI serta untuk dapat memanfaatkan SDA yang tersimpan di dalam laut Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Namun, cita – cita tersebut tampaknya masih jauh dari realisasi. Jumlah armada laut Indonesia masih cenderung sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan pengamanan wilayah laut Indonesia. Jumlah armada laut Indonesia adalah sekitar 154 KRI (kapal perang) dan 209 KAL (kapal patroli) dengan jumlah personil marinir sekitar 17.000 orang. Jumlah tersebut masih sangat kurang jika dibandingkan dengan keperluan Indonesia, terutama personil marinir karena jumlah pulau di Indonesia lebih dari 18.000 pulau. Itu artinya satu orang anggota marinir mempunyai kewajiban untuk menjaga lebih dari 1 pulau di Indonesia. Minimnya personil dan alusista ini mengakibatkan banyaknya kapal asing yang menerobos masuk wilayah Indonesia untuk mengambil sumber daya alam laut Indonesia. Hal serupa juga terjadi dalam bidang pemanfaatan dan pengelolaan hasil laut. Potensi besar yang dimiliki oleh lautan Indonesia hingga saat ini belum dimanfaatkan rakyat Indonesia. Profesi nelayan tidak membuat rakyat Indonesia sejahtera, bahkan menjadikan seseorang miskin. Tidak mengherankan jika akhirnya banyak nelayan yang kemudian beralih profesi. Miskinnya nelayan Indonesia diakibatkan karena ketidakmampuan nelayan tradisional lokal bersaing dengan nelayan-nelayan modern yang mayoritas pemiliknya adalah pengusaha luar negeri. Sungguh kondisi yang sangat memprihatinkan.
Untuk dapat keluar dari mimpi buruk tersebut, Indonesia butuh sosok pemimpin yang mengerti kebutuhan Indonesia. Sosok tersebut bisa didapatkanari hasil Pemilahan Umum Presiden yang akan diselenggarakan pada 9 Juli 2014 mendatang. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harusnya sadar akan hal tersebut dan harus menggunakan hak pilihnya dengan baik dan bijak, karena keputusan mengenai nasib maritim Indonesia akan ditentukan dalam setidaknya dalam jangka waktu 5 tahun kedepan. Jangan biarkan poteni besar yang dimiliki oleh Indonesia hanya dimanfaatkan dan dinikmati oleh orang asing. Sudah saatnya rakyat Indonesia menjadi raja di tanah air sendiri.

Jodoh dan Maut, Siapa yang Lebih Dahulu Datang?


http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2012/11/kaki-mayat-jenazah.jpgAda sebuah istilah ‘kampanye hitam’ dalam politik dan sudah menjadi rahasia umum. Siapa diuntungkan atau siapa dirugikan. Begitulah dinamika politik. Tulisan ini bukan tentang politik, sama sekali tidak. Sekarang bolehkah kita ciptakan ‘kampanye merah jambu’?

Mendengar dua kata merah jambu, apa yang terlintas? Sebagian dari kita tertuju pada sebuah bentuk yang biasa disebut love atau cinta.
Soal cinta memang menarik untuk dibahas. Berangkat dari sebuah rasa —sesuatu yang tidak tampak— disampaikan lewat mata dan kata. Tidak semua orang mampu menempatkan cinta dengan tepat. Sedikitnya ada dua sisi, cinta mulia atau tidak mulia. Bagaimana jika kita menginginkan kemuliaan tentang cinta yang kita punya?
“Menikah adalah solusi untuk dua orang yang saling mencintai” dan kalimat ini terdengar melegakan dan juga mendebarkan. Melegakan bagi sepasang kekasih yang benar-benar butuh solusi atas cinta yang ingin mereka jaga, tentu mereka tidak ingin terjadi perzinahan. Menjadi mendebarkan bagi sepasang kekasih yang saling mencintai, tetapi belum siap untuk melaksanakan pernikahan dengan alasan; masih sekolah, masih kecil, masih belum mapan dan masih banyak alasan lainnya.
Menikah memuliakan sunnah. Betul sekali. Pernikahan juga menjadi sesuatu yang wajar untuk ditargetkan. Paling tidak, ada umur yang disebut karena merasa cukup dewasa untuk menikah. Positifnya, kampanye merah jambu pernikahan telah berhasil mendapat perhatian dari anak muda yang memegang prinsip ke-jombloan-nya. Adapula yang baru sadar, kenapa pacaran lebih baik tidak dilakukan? Hasilnya unik, yang ingin menikah tentu belajar dan mencari tahu mengapa menikah jadi solusi untuk cinta.
Sayangnya, ketika seluruh fokus dikerahkan menuju kata pernikahan, masa depan pun mengalami pergeseran makna. Ia seringkali menjadi lelucon. Bukan sesuatu yang terkesan memaksa saat masa depan dikaitkan dengan pernikahan, tetapi apa dan kenapa fokus masa depan itu hanya pada kata menikah? Padahal masa depan itu bisa diartikan dengan keadaan pribadi, orang tua atau lingkungan.
Kajian nikah muda —tidak ada salahnya untuk mengikuti acara bermanfaat macam itu. Benar memang, kalau kita perlu ilmu untuk memahami banyak hal. Karena banyak hal yang tidak bisa semaunya diatur sendiri. Ada poin yang harus diperhatikan kalau memang siap menikah di usia muda. Kita tidak tahu kapan kita siap. Allah telah mengatur segalanya, baik rezeki, jodoh dan maut sejak ruh ditiupkan.
Tunggu, bisakah kita berhenti sejenak jika ini memang terlalu jauh?
Berhenti untuk kembali meninjau pembahasan yang boleh jadi tidak akan kita lewati. Bukan suatu keputusasaan melainkan mendahulukan sesuatu yang lebih pasti.
Apa?
Mati?
Ya, tentang kematian yang datangnya bisa satu menit kemudian setelah tulisan ini Anda baca. Begitu banyak hal yang bisa kita siapkan untuk jodoh —tapi bukankah mati adalah satu hal yang lebih pasti dari pada kedatangan jodoh?
Kajian nikah muda begitu ramai didatangi ikhwan dan akhwat. Tidak menafikkan kalau memang tema pernikahan mudah menarik mereka untuk mendengarkan. Apa jika kajian “mati muda” akan tetap ramai didatangi ikhwan dan akhwat?
Tanpa bermaksud menggurui siapa pun, pemantasan diri untuk seorang yang telah Allah jodohkan terkesan lebih spesial dibanding dengan pertemuan seorang hamba menuju Rabbnya. Lalu bagaimana jika sebelum sempat menikah kita telah didatangi lebih dulu oleh malaikat maut? Bolehkah kita memintanya untuk menunggu? Saat dijemput, bahkan kita tidak bisa memintanya menunggu guna bersiap-siap membawa apa saja yang bisa kita bawa.
Adakah target kita mati? Bukan maksud menantang maut, bukan. Ini lebih kepada meluruskan niat. Hidup kita untuk apa dan karena siapa —kita akan pulang ke mana nantinya. Sudah sebanyak apa perbekalan yang akan dibawa menuju kampung halaman?
Mengapa kita berani menargetkan untuk menikah dan melakukan pemantasan untuk jodoh, sementara kita lupa bahwa akan datangnya kematian. Ingatlah bahwa, ketika kita berhijrah untuk Allah dan Rasul-Nya maka kita akan mendapatkan Allah dan Rasul-Nya. Ketika kita berhijrah untuk lelaki atau perempuan yang ingin dinikahi, kita hanya mendapat itu.

Menanti Kelanjutan Nasib Negara Maritim

Indonesia didaulat sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Bayangkan saja, dari total luas wilayah keseluruhan yang mencapai 5.193.252 km2, hanya seperti bagiannya saja yang berupa daratan yakni sekitar 1.890.754 km2 luas daratan, sedangkan dua pertiganya (sekitar 3.302.498 km2) beTrupa wilayah lautan. Dari total daratan tersebut, Indonesia terbagi dalam ribuan pulau-pulau dengan bermacam ukuran. Menurut data terakhir yang disurvei oleh LAPAN dan LIPI,jumlah pulau Indonesia adalah sebanyak 18.110 pulau.
Luasnya wilayah lautan yang dimiliki oleh Indonesia ditambah letak strategis Indonesia yang berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik membuat Indonesia semakin terkenal di lingkungan internasional. Bahkan pada era pemerintahan Presiden Soekarno, ada misi menjadikan Indonesia sebagai negara maritim terkuat di seluruh dunia.
Istilah Indonesia sebagai negara maritim  memiliki makna bahwa Indonesia tidak hanya melihat laut secara fisik, wadah dan isi, tetapi juga melihat laut dalam konteks geopolitik, terutama posisi Indonesia dalam persilangan antara dua benua dan dua samudra serta merupakan wilayah laut yang sangat penting bagi perdagangan dunia.  Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBII), maritim adalah berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.
Istilah tersebut sangat tepat digunakan di Indonesia mengingat pentingnya peran laut Indonesia bagi dunia internasional. Jalur laut Indonesia merupakan jalur perdagangan internasional yang dilewati lebih dari 90% kapal dagang dunia. Tidak hanya itu, laut Indonesia juga menyimpan ribuan biota laut yang tidak bisa ditemui di negara lain. Oleh karena itu, tidak heran jika Presiden Soekarno menginginkan Indonesia menjadi negera maritim, agar bisa mengamankan seluruh wilayah NKRI serta untuk dapat memanfaatkan SDA yang tersimpan di dalam laut Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Namun, cita – cita tersebut tampaknya masih jauh dari realisasi. Jumlah armada laut Indonesia masih cenderung sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan pengamanan wilayah laut Indonesia. Jumlah armada laut Indonesia adalah sekitar 154 KRI (kapal perang) dan 209 KAL (kapal patroli) dengan jumlah personil marinir sekitar 17.000 orang. Jumlah tersebut masih sangat kurang jika dibandingkan dengan keperluan Indonesia, terutama personil marinir karena jumlah pulau di Indonesia lebih dari 18.000 pulau. Itu artinya satu orang anggota marinir mempunyai kewajiban untuk menjaga lebih dari 1 pulau di Indonesia. Minimnya personil dan alusista ini mengakibatkan banyaknya kapal asing yang menerobos masuk wilayah Indonesia untuk mengambil sumber daya alam laut Indonesia. Hal serupa juga terjadi dalam bidang pemanfaatan dan pengelolaan hasil laut. Potensi besar yang dimiliki oleh lautan Indonesia hingga saat ini belum dimanfaatkan rakyat Indonesia. Profesi nelayan tidak membuat rakyat Indonesia sejahtera, bahkan menjadikan seseorang miskin. Tidak mengherankan jika akhirnya banyak nelayan yang kemudian beralih profesi. Miskinnya nelayan Indonesia diakibatkan karena ketidakmampuan nelayan tradisional lokal bersaing dengan nelayan-nelayan modern yang mayoritas pemiliknya adalah pengusaha luar negeri. Sungguh kondisi yang sangat memprihatinkan.
Untuk dapat keluar dari mimpi buruk tersebut, Indonesia butuh sosok pemimpin yang mengerti kebutuhan Indonesia. Sosok tersebut bisa didapatkanari hasil Pemilahan Umum Presiden yang akan diselenggarakan pada 9 Juli 2014 mendatang. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harusnya sadar akan hal tersebut dan harus menggunakan hak pilihnya dengan baik dan bijak, karena keputusan mengenai nasib maritim Indonesia akan ditentukan dalam setidaknya dalam jangka waktu 5 tahun kedepan. Jangan biarkan poteni besar yang dimiliki oleh Indonesia hanya dimanfaatkan dan dinikmati oleh orang asing. Sudah saatnya rakyat Indonesia menjadi raja di tanah air sendiri.

Upaya mempersatukan ABRI & Umat Islam


Sebuah peristiwa bersejarah digelar di Markas Komando Kopassus Cijantung, Jumat (23/1/1998) lalu. Suatu perhelatan akbar yang melibatkan ribuan kaum Muslimin dari berbagai kalangan. Suasana malam Ramadhan ke-24 di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur saat itu (23/1) tampaknya baru kali ini terjadi. Di markas besar pasukan elit tersebut, sekitar 7000 umat Islam dan prajurit Kopassus mengadakan buka puasa bersama, dilanjutkan dengan shalat Maghrib, shalat Isya dan tarawih berjamaah.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Ketua MUI KH. Hasan Basri, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Dr Anwar Haryono SH, Ketua BKSPPI KH Cholil Ridwan, Ketua Dewan Pimpinan KISDI KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Sekretaris Umum Muhammadiyah Dr Watik Pratiknya, Sekretaris Umum Dewan Dakwah Hussein Umar, Ir. AM Luthfie (Forum Ukhuwah Islamiyah), Pengurus PBNU Dr Said Agil Munawwar dan KH Ma'ruf Amin.

Hadir pula dari kalangan ABRI, Pangdam Tanjungpura Mayjen Muchdi Pr, Kasdam Jaya Brigjen Sudi Silalahi, Kaskostrad Mayjen TNI Ismet Yuzairi, Mayjen TNI Cholid Ghozali dan lain-lain. Tak ketinggalan pula ulama-ulama terkemuka pesantren daerah di Jawa Barat seperti KH Asep Mausul (Tasikmalaya), KH Abdul Wahid Sahari (Pandeglang), KH Shihabudin (Kotabumi Lampung) dan lain-lain.

Dari kalangan wartawan hadir Wapemred Majalah Ummat M Syafii Anwar dan Redpel Media Indonesia Bambang Harymurti. Sekitar 40 wartawan juga hadir dalam acara tersebut. Dari kalangan intelektual dan DPR RI nampak Ketua SPSI Bomer Pasaribu, MSc, Dr Laode Kamaluddin, Dr Din Syamsuddin, Dr Jimly Ashiddiqie, Dr Didin Damanhuri dan lain-lain. Nampak pula Chairul Umam dan H Rhoma Irama mewakili kalangan seniman.

Dalam perhelatan akbar ini, sebagai penghormatan tamu, Kopassus membentangkan beberapa tenda panjang mengelilingi Gedung Serbaguna. Sejumlah kendaraan militer nampak disiagakan. Beberapa perwira berbaris di depan pintu masuk utama dan menyalami para tamu. Sebagian lainnya mengantarkan dan mencarikan kursi duduk buat para ulama. Sementara itu, di tengah-tengah kesibukannya menangani urusan teknis, beberapa prajurit dengan senyum ramah ikut menyalami undangan.

Sekitar pukul 18.00 Mayjen Prabowo Subianto diiringi Pangdam Jaya Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin, memasuki tempat acara dari pintu Timur dan langsung menyalami satu persatu para undangan yang duduk di kursi terdepan. Ia menyebar senyum dan juga mengulurkan tangannya kepada yang duduk di belakang. Kedua jendral ini juga tampak berpelukan dengan beberapa ulama sepuh.

Suasana silaturahmi malam Ramadhan itu begitu mengharukan. Sekitar 3000 prajurit Kopassus duduk bersimpuh menanti buka shaum, berbaur dengan para ulama, santri, intelektual dan aktivis-aktivis muda Islam yang jumlahnya sekitar 4000 orang.

Ketika bedug Maghrib tiba, makanan yang terhidang di meja 'diserbu' oleh nikmatnya berbuka di markas pasukan elit ABRI itu. Begitu membludaknya para jamaah yang melebihi dari undangan tertulis  yang diedarkan- sehingga para petugas konsumsi harus mondar-mandir mengisi tempat nasi dan lauk-pauk yang telah kosong.

Setelah sholat Maghrib, dilanjutkan shalat jamaah Isya' dan tarawih acara utama pun digelar. Para jamaah yang ter-diri dari sipil dan ABRI itu menyatu dalam Aula Serbaguna Kopassus yang telah disulap jadi masjid.

Pidato pertama disampaikan oleh KH Cholil Ridwan Ketua BKsPPI (Badan Kerjasama Pondok Pesantren se-Indonesia). Dalam pidato pembukanya, Cholil menyebut adanya pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan bangsa Indonesia. Ia memperingatkan, mengacau bangsa Indonesia berarti mengganggu umat Islam yang merupakan mayoritasnya. “Kami peringatkan kepada mereka itu, jangan coba-coba mengganggu umat Islam,” ujar Cholil Ridwan yang malam itu mendatangkan ratusan wakil-wakil dari pondok pesantren yang dibawahinya. BKsPPI mengkoordinasi tidak kurang 1400 pondok pesantren se-Indonesia.

Cholil juga menyatakan rasa gembiranya pasukan elit Kopassus ini menerima ulama dan umat Islam dengan dada yang terbuka. “Ini adalah upaya dari para ulama-ulama untuk masuk dalam barak-barak militer,” tegas Cholil. Hal ini menurut Kholil adalah sebagai tindak lanjut dari pernyataan Jenderal (TNI) R Hartono dalam pertemuan BKSPP di Bogor tahun 1996. Hartono waktu itu menyatakan bahwa selain ABRI masuk pesantren-pesantren, maka ia mengharapkan pula para ulama segera masuk ke markas-markas ABRI. Pernyataan Cholil ini, disambut para hadirin dengan pekikan Allahu Akbar dan tepuk tangan.

Cholil Ridwan, yang juga pimpinan Pondok Pesantren Husnayain di Pekayon, Jaktim, juga mengharapkan agar Kopassus dapat melatih para santri-santri untuk berjuang bersama-sama dalam menegakkan kebenaran dan keadilan di Indonesia.

“Jika memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir,” kata Cholil mengutip Alquran surat Al-Baqarah 191. Para hadirin yang kebanyakan para aktivis Islam memahami makna ayat ini ayat yang terkait erat dengan kondisi ekonomi Indonesia akhir-akhir ini yang dimainkan oleh sekelompok pengusaha tertentu (non pribumi).

Setelah Cholil, ceramah dilanjutkan dengan sambutan dari tuan rumah Danjen Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto. Dalam pidatonya Prabowo menekankan adanya persatuan rakyat (umat Islam mayoritas 90 persen di Indonesia) dan ABRI untuk berjuang bersama-sama membangun negeri ini.

Pekikan Allahu Akbar dan tepuk tangan para hadirin pun menggema berulang-ulang ketika Mayjen Prabowo berpidato. Prabowo menyatakan siap menerima pengaduan dan laporan dari para ulama dan hadirin yang datang malam itu. “Saya berikan nomor telepon kantor saya, saya instruksikan kepada pasukan saya untuk membuka pintu, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, 31 hari sebulan, untuk menerima kedatangan bapak-bapak semua, ”tegas Prabowo.

Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Ketua Pelaksana Harian KISDI HA Sumargono SE. Dalam pidato singkatnya Sumargono menyebut pertemuan Kopas-sus dengan tokoh-tokoh Islam itu sebagai kemajuan besar. “Dulu selama duapuluh tahun, tempat ini menjadi tempat yang paling angker bagi rakyat. Saya sendiri waktu itu ngeri lewat sini,” ujarnya disambut tawa hadirin.

Sumargono berharap wujud kemanunggalan ABRI Rakyat ini bisa diteladani oleh kesatuan-kesatuan ABRI yang lain. Sehingga keduanya tidak mudah diadudomba dan salah paham.

Sumargono menjelaskan bahwa kini kelompok-kelompok yang tersingkir dalam kekuasaan itu ingin menguasai panggung politik Indonesia ini kembali. Siapa kelompok itu? “Mereka adalah Benny Moerdani dan CSIS, ”ungkap Sumargono.

Seperti diketahui CSIS adalah organisasi yang di tahun 70 dan 80-an sangat berperan dalam menata kehidupan politik di Indonesia. Organisasi ini secara formal didirikan pada 1 September 1971, dengan disupport kuat oleh Ali Murtopo.

Menurut Dr George Aditjondro dalam tulisannya yang disebarkan lewat internet, CSIS ini mempunyai kebijakan anti Islam dan merupakan gerakan radikal. “Saya tahu bagaimana permainan Moerdani bersama orang-orang CSIS dalam mengeruk uang Timor Timur, setelah sebelumnya membantai secara kejam banyak penduduk bekas jajahan Portugis tersebut. Dengan uang yang terus mengalir (monopoli kopi yang dikelola oleh Robby Ketek dari Solo) itulah, mereka antara lain, bisa membiayai operasi-operasi politik Moerdani bersama CSIS,” tulis Aditjondro.

Kini CSIS (Centre for Strategic and International Studies) dipimpin oleh bekas Menteri Pendidikan Daoed Joesoef (Presiden Direktur), Wakil Presdir dipegang oleh Harry Tjan Silalahi, Direktur Pelaksananya Hadi Soesastro (kini diganti Dr Marie Pangestu). Duduk di Dewan Komisaris (Supervisory Board) adalah Jusuf Wanandi, Soedjati Djiwandono dan Sofjan Wanandi alias Liem Bian Koen.

Sekretariat CSIS yang berada di Jl. Tanah Abang II, tiap hari selalu ramai dikunjungi generasi muda. Kebanyakan mereka adalah peneliti atau mahasiswa. Koran-koran, majalah-majalah, jurnal dan buku-buku berbahasa Indonesia atau asing cukup lengkap tersedia di sana. Jurnal Timur Tengah, Jurnal Palestina, Hasil Sensus terbaru dapat kita temukan di sana. Yang paling rapi dan banyak di-minati pengunjung adalah kliping-kliping korannya. Pengunjung pun kalau ingin pelayanan cepat, dapat memfotokopi sendiri, dokumen-dokumen, buku/jurnal yang diinginkan (beberapa mesin fotokopi tersedia khusus), tentu dengan biaya ganti fotokopi.

CSIS sendiri juga menerbitkan beberapa publikasi diantaranya: analisa CSIS, jurnal dua bulanan berbahasa Indonesia, The Indonesian Quarterly, dan Nawala CSIS, serta buletin bulanan CSIS. Selain itu juga menerbitkan dokumentasi kliping dengan topik-topik tertentu dan buku-buku. Kegiatan ilmiah ini mungkin hanyalah bungkus dari kegiatan CSIS yang utama.

Ini paling tidak terlihat dari fasilitas kamar yang disediakan untuk Benny Moerdani, Menurut Aditjondro, “Moerdani adalah seorang Katolik yang kebetulan secara pribadi sangat benci kepada Islam. Karena itu lancar saja kerjasama Moerdani dengan CSIS. Sebagai orang Katolik ekstrim kanan, Moerdani di CSIS merasa di rumah sendiri. Itulah sebabnya mengapa Moerdani sekarang dengan tenang berkantor di CSIS (menggunakan kantor bekas Ali Murtopo).

Sofjan Wanandi

Menurut Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin dalam keterangannya kepada pers di sela-sela acara Cijantung itu, Sofjan Wanandi salah seorang pimpinan teras CSIS akan dimintai keterangan sehubungan dengan kasus peledakan bom di rumah susun Johar, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Sementara Sofjan belum diperiksa, ia telah terburu ke luar negeri. Sumber yang dihubungi Media Dakwah (26/1) mengatakan bahwa Sofjan telah pergi ke Singapura dengan Benny Moerdani.

Data-data yang dihimpun Media Dakwah mengungkapkan bahwa Sofjan Wanandi alias Liem Bian Koen diduga mempunyai kaitan dengan gerakan PRD dan peledakan bom di Tanah Tinggi tersebut. Seperti dokumen yang berbentuk email yang ditemukan aparat keamanan di rumah korban peledakan itu. Dokumen yang dikirim oleh seorang yang berinisial Dewa itu antara lain berbunyi :

“Kawan-kawan yang baik! Dana yang diurus oleh Hendardi belum diterima, sehingga kita belum bisa bergerak. Kemarin saya dapat berita dari Alex bahwa Sofjan Wanandi dari Prasetya Mulya akan membantu kita dalam dana, di samping itu bantuan moril dari luar negeri akan diurus oleh Yusuf Wanandi dari CSIS. Jadi kita tidak perlu tergantung kepada dana yang diurus oleh Hendardi untuk gerakan kita selanjutnya.”

Tentang isi email ini, Hendardi kepada majalah Gatra edisi 31 Januari 1998 menolak keterkaitannya dengan masalah dokumen yang ditemukan di rumah gerombolan PRD. Sofjan tentu saja juga menolak keterkaitan dirinya dengan PRD sebagaimana yang disebut dalam email itu.

Nama Sofjan dan Yusuf Wanandi bukan hanya disebutkan dalam email, tapi juga dalam dokumen yang disita petugas keamanan tentang pertemuan orang-orang yang mengaku sebagai “kelompok pro demokrasi”. Pertemuan itu berlangsung malam hari di Leuwiliang, Bogor, 14 Januari 1998 lalu.

Pertemuan itu, seperti tersebut dalam dokumen tadi, dihadiri oleh 19 aktivis, mewakili 9 organisasi yang mengklaim dirinya sebagai kelompok pro demokrasi. Menurut mereka situasi politik dan ekonomi Indonesia saat ini tak karuan. Untuk menanggulanginya adalah dengan revolusi. Untuk melakukan revolusi, kata mereka, diperlukan visi dan strategi antara senior dan yunior dalam merencanakan sebuah aktivitas. Generasi yunior adalah para pemuda yang intensif mengikuti pertemuan-pertemuan seperti di Leuwiliang itu. Sedangkan generasi senior terbagi dalam empat kekuatan:

Pertama, kekuatan ilmiah dan strategi yang diwakili sebuah lembaga terkenal (CSIS, red) di Jakarta. Kekuatan ini bertu-gas membuat analisis dan menyusun konsep perencanaan aktivitas ke depan.

Kedua, kekuatan militer yang diwakili oleh seorang purnawirawan ABRI yang dulu pernah amat berkuasa (Benny Moerdani red).

Ketiga, kekuatan massa yang pro Megawati Soekarnoputri.

Keempat, kekuatan ekonomi yang dalam hal ini diwakili oleh Sofjan Wanandi dan Yusuf Wanandi. Ketika wartawan Gatra mengonfirmasikan semua isi dokumen ini ke Jusuf dan Sofjan, tentu saja mereka menolaknya. Tapi sumber terpercaya di Media Dakwah mengungkapkan bahwa dokumen ini sah dan bahkan dalam hari-hari terakhir ini, orang-orang grup CSIS melakukan pertemuan rutin di dalam negeri dan luar negeri seperti Vancouver, New York dan Perth, Australia. Kelompok CSIS dan 'konco-konco'nya juga mencanangkan bulan Pebruari ini sebagai bulan berdarah!

Mungkin kelompok ini yang dimaksudkan Dr Amien Rais sebagai kelompok yang telah bermain ugal-ugalan dalam krisis di Indonesia akhir-akhir ini. “Inilah salah satu pelajaran yang harus kita petik, bahwa mereka itu ibarat makhluk Franskenstein yang setelah dibesarkan, kemudian mau menolong orang yang te-lah menolong dan memberikan fasilitas tanpa batas kepada mereka itu,” tegas Amien.

Menurut Amien, permainan politik kasar yang dimainkan sementara pihak di dalam maupun di luar negeri itu bermaksud menjatuhkan pemerintah. Bahkan kata sejawat Amien, Dr Afan Gaffar, “Saya menduga konspirasi beberapa kelompok itu hendak menjatuhkan Presiden Soeharto sebelum SU MPR 98.”

Setelah gagal melalui jalur politik, bidang ekonomi memang menjadi sasaran empuk untuk menggoyang pemerintah Orde Baru. Apa boleh buat, sistem perekonomian yang di setup oleh Mafia Berkeley (Trio RMS =Radius Prawiro, Adrianus Moy, JB Sumarlin) ini ternyata tak mampu membangun basis yang kokoh. Kebijakan pembangunan trickle down effect misalnya, ternyata mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang luar biasa lebar antara segelintir konglomerat dengan ratusan juta rakyat Indonesia yang lain.

Dibesarkan oleh pemerintah selama Repelita I (25 tahun). Para konglomerat yang kebanyakan non pribumi itu tumbuh meraksasa hingga menguasai sekitar 70% madu pembangunan. Di  tangan merekalah nadi-nadi perekonomian bangsa ini berdenyut. “Kekuatan ekonomi itu merupakan segala-galanya sekarang ini, ”kata Amien Rais menggambarkan kekuatan yang mereka miliki.

Dalam keadaan krisis moneter, mereka yang juga perajin utang luar negeri itu ternyata justru menimbun kekayaan dollar di luar negeri senilai trilyunan rupiah (sekitar 80 milyar dolar). Sebelumnya, konglomerat Liem Sioe Liong sepertinya sudah membaca keadaan ketika ia memutuskan memindahkan mesin udang  -PT Indofood Sukses Makmur- ke Singapura. Meskipun Mensesneg Moerdiono menyebutnya sebagai bentuk “nasionalisme baru', banyak pengamat ekonomi yang menyebut langkah itu sebagai pe-larian modal (capital flight).

Krisis moneter yang dimainkan oleh sekelompok orang itu, mengambil alasan karena tidak ditunjuknya secara jelas nama Cawapres. Sejatinya mereka menginginkan calon-calon dari mereka dapat terealisir sehingga keinginan dan nafsu mereka terpenuhi.

Umat Islam dan ABRI Bersatu

Keterlibatan kelompok-kelompok tertentu di negeri ini dalam situasi mo-neter yang buruk akhir-akhir ini juga ditengarai oleh H Hussein Umar Sekum DDII- dalam ceramahnya yang disambut pekikan Allahu Akbar dan applaus tepuk tangan para peserta dan prajurit. “Perjuangan umat Islam sejak Diponegoro, Cik Ditiro, Pangeran Antasari, Tuanku Imam Bonjol dan tokoh-tokoh lain telah membuktikan bahwa umat Islam sangat mencintai negeri Indonesia ini. Umat Islam Indonesia tidak rela negeri ini dijajah oleh orang-orang luar atau orang luar (asing) yang punya kaki tangan di Indonesia, ”tegas Hussein dengan suara yang menggelegar.

Pembicara selanjutnya adalah Dr Watik Praktiknya (Sekum Muhammadiyah) dan KH Dr Said Agil Munawwar (NU), yang juga bertindak sebagai Imam shalat Isya' dan tarawih. Keduanya menyampaikan persetujuannya untuk bersama-sama antara ABRI dengan umat Islam bahu membahu dalam menindak para pengkhianat bangsa.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Ketua MUI KH Hasan Basri. Ketua MUI menyatakan bahwa haram hukumnya menimbun dolar dan bahan kebutuhan pokok, karena sangat merugikan masyarakat, dalam hal ini notabene umat Islam. Ia juga mensyukuri kemesraan ABRI rakyat yang tercermin dalam acara silaturrahim Cijantung ini, Itu, katanya, tak lepas dari sosok Prabowo. “Prabowo adalah tokoh masa kini dan tokoh masa depan,” ujar Hasan Basri, disambut tepuk tangan hadirin. Hasan Basri juga mewanti-wanti agar umat Islam dapat menjaga Prabowo

Kiai Fuad Amien : Bangkalan Siap Menangkan Probowo-Hatta

Bangkalan (SI Online) - Mantan Bupati Bangkalan, Jawa Timur, Fuad Amin Imron, bersama 1.200 ulama, para habib, ustaz, dan guru mengaji mendeklarasikan diri untuk memenangkan pasangan capres dan cawapres Prabowo-Hatta di Gedung Merdeka, Kabupaten Bangkalan, Jumat (30/5/2014).

Bahkan, Fuad Amin menjanjikan kemenangan mutlak di Bangkalan seperti kemenangan anaknya, Makmun Ibnu Fuad, saat mencalonkan diri sebagai bupati pada Desember 2012 lalu.

"Selain ulama, habib, ustaz, dan guru ngaji, semua fungsionaris partai pengusung Prabowo-Hatta sudah bertekad untuk menang mutlak di Bangkalan," ungkap Fuad.

Pria yang digadang-gadang akan menjadi Ketua DPRD Bangkalan ini beralasan memenangkan Prabowo-Hatta karena ulama dan seluruh masyarakat Bangkalan menginginkan sosok pemimpin dan presiden yang tegas dan mempunyai visi yang jelas agar bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata internasional.

"Harkat dan martabat bangsa kita ini harus berwibawa bagi rakyatnya sendiri maupun bagi negara-negara internasional. Bukan negara yang dianggap sepele oleh negara lain," ungkapnya.

Fuad Amin menegaskan, meski Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di pusat mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, khusus di Bangkalan akan mendukung Prabowo-Hatta. Bahkan, organ taktis PKB, Ansor, Muslimat, semuanya sudah satu suara dengan dirinya.

"Walaupun PKB berkoalisi di Jakarta, di sini tidak berkoalisi, Ansor di sini tidak berkoalisi, SDM-nya, kiainya, semuanya akan mendukung Prabowo-Hatta, termasuk NU. Yang tidak memilih paling ketuanya saja," urainya.

"Kalau NU Bangkalan paling yang belum menentukan pilihan hanya ketuanya saja. Itu tidak masalah yang penting yang lain sudah sepakat memenangkan Prabowo-Hatta," ujarnya.

Luar Biasa, Hafalan Alquran Delapan Juz Jadi Syarat Kelulusan dan Naik Kelas


Inilah Sekolah Integral Hidayatullah Surabaya. Sejak siswa berada pada tingkat yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama  (SMP), sudah harus berhadapan dengan  persyaratan yang hebat;  untuk dapat naik kelas maupun lulus ujian akhir, siswa harus hafal Alquran sedikitnya delapan juz.

Syarat yang berlaku untuk Kelas III (Kelas IX) yang sudah ikut Ujian Nasional (Unas), maupun untuk Kelas I (Kelas VII)dan Kelas II (Kelas VIII). Karena itu, ketika siswa Kelas III (Kela IX) sedang mengikuti ujian nasional, bagi siswa adik kelasnya tidak ada libur. Melainkan, mereka tetap masuk untuk  “menyetorkan” hafalan Alqurankepada ustaz-ustaz tim penguji----yang juga hafidz Alquran.

Pada saat melakukan “penyetoran” hafalan Alquran, siswa tidak lagi mengenakan pakaian seragam sekolah umum, melainkan mengenakan baju muslim (koko) warna putih, berkain sarung dan mengenakan peci  (songkok) warna hitam.

Baihaqi, salah seorang ustaz hafalan Alquran mengungkap, untuk Klas III ( Kelas  IX)  setelah mengikuti Ujian Sekolah dan Unas, tidak langsung libur menunggu pengumuman kelulusan. Melainkan tetap masuk sekolah dengan mengenakan pakaian “standar santri” untuk menyiapkan diri melakukan “penyetoran” hafalan Alquran sedikitnya delapan juz ke hadapan para guru penguji.

Ketika berada di depan guru penguji,  saat melakukan “penyetoran” hafalan, setiap siswa--khususnya siswa kelas VIII dan IX--sudah diketahui  memiliki hafalan pada juz sebelumnya. Sehingga pada saat melakukan “penyetoran” harus merupakan tambahan hafalan pada juz-juz berikutnya.

Menjadi target, ketika lulus dari sekolah, seorang alumni setingkat SMP setidaknya sudah memiliki hafalan delapan juz Alquran. Namun, kenyataan tidak sedikit dari para siswa yang jstru mampu menghafal 16 - 24 Juz, bahkan ada yang sudah mencapai hafalan hingga 29 dan genap 30 juz Alquran.

Kenyataan demikian. Persyaratan memiliki hafalan sedikitnya delapan Juz Alquranuntuk naik kelas ataupun lulus, justru menjadi pendorong para siswa untuk berbuat lebih; pada akhirnya mengerahkan segenap kemampuan, terdorong untuk menghafal Alqurangenap 30 Juz.  

Terungkap; seperti dikutip Harian Surya yang berhasil mewawancarai beberapa orang siswa yang tengah menghafal dan persiapan menghadap ustaz-ustaz penguji untuk “menyetor” hafalan.
Umumnya siswa membenarkan, hafalan yang berhasil dicapai melebihi  yang dipersyaratkan.
Seperti Maulana Wirayudha, yang memilih tempat menghafal di dekat mimbar di dalam masjid, mengungkap sejak masuk sekolah Hidayatullah, hingga kini sudah di Kelas VIII, memiliki hafalan mencapai 28 juz. Ketika ditemui ia sedang mengulang beberapa ayat yang sudah dihafal, serta menghafal ayat-ayat di dalam juz 29. “Insya Allah, ketika lulus sekolah ini, saya berhasil hafal 30 juz. 

Lebih maju lagi hafalan yang dimiliki Izzuddin Refi. Setelah seminggu ia bersusah payah berusaha mengulang hafalan (muraja’ah), kini tengah bersiap “melaporkan” hafalannya dua juz 29 dan 30. “Biasanya mengulang hafalan pada pagi hari, mulai sebelum hingga sesudah subuh. Biasanya, tidak hanya mengulang hafalan, namun bahkan mampu menambah hafalan,” ungkapnya dengan mengatakan dirinya sudah berusaha sedemikian rupa, namun ketika “meneror” hafalan berhadapan dengan ustaz-ustaz penguji, masih saja ada beberapa bagian ayat yang mendapat pembenahan dari ustaz anggota tim penguji.

Tampak beberapa siswa lain juga tengah mempersiapkan diri untuk “menyetor” hafalan. Umumnya mengambil kesempatan sambil menunggu panggilan, untuk mengulang menghafal. Mereka mengambil  tempat  tertentu. Ada yang di halaman sekolah ---di bawah kerindangan pepohonan, ada yang di masjid baik di teras, bagian dalam maupun duduk di dekat mimbar. Namun dari wajah para siswa, tampak jauh dari gambaran tegang.

Ketika “menyetor” hafalan, siswa menyerahkan kitab Alquran sambil menyebut nama-nama surat dan juz yang sudah dihafal. Dari ustaz tim penguji kemudian ada yang meneliti sebuah buku catatan, untuk mencocokan nama siswa, serta daftar hafalan yang sudah diperoleh sebelumnya. Setelah antara hafalan yang hendak “disetorkan” dengan bukti hafalan yang sudah dimiliki sebelumnya telah konform, siswa baru mulai  “menyetor’ hafalannya yang baru.

Salah seorang anggota tim ustaz penguji, Fatikhul Haq mengungkap, hafalan siswa umumnya dalam hal  jumlah sudah cukup banyak. Tidak sedikit dari siswa yang mampu memiliki hafalan yang melebihi dari yang ditargetkan. “Namun, beberapa diantaranya memang masih ada yang memerlukan perbaikkan dalam bacaan panjang dan pendeknya,” katanya.

Tujuan akhir dari syarat hafalan Alquran ini, tambah Fatikhul Haq, bukan saja siswa dan para alumni Sekolah Hidayatullah Surabaya, agar menjadi hafidz Alquran yang ikut memelihara kemurnian Alquran, tetapi juga bertujuan menanamkan penyadaran dan pembekalan sejak dini untuk menghadapi dunia pergaulan yang semakin sulit dikontrol.

Islam Tidak Mengejar Kekuasaan, Tapi Kekuasaan Yang Takluk kepada Islam

……Dialah yang mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) atas agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya..” (As shaff 9)
Insya Allah kita mengimani bahwa Islam akan menang atas semua agama lain dan bahwasanya ia akan merata diseluruh permukaan bumi. Salah satu hadits shahih yang mengemukakan itu adalah bahwa masa depan ada di tangan Islam yaitu “..Tidak ada satu rumah pun yang terbuat dari tanah maupun dari tenda , kecuali Allah akan memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan kemuliaan orang yang mulia dan kerendahan orang yang hina).
Kita dapat saksikan bencana bertubi-tubi  yang menimpa umat islam dengan pembantaian yang berlangsung terus menerus tapi  tidak melenyapkan agama ini bahkan terus menambah jumlah pemeluknya. Seandainya ini terjadi pada agama lain tentulah ia telah merupakan kekalahan. Sebagai buktinya banyak sekali peradaban yang telah berakhir. Peradaban Yunani diwakili oleh Sparta dan Athena. Dimana peradaban romawi yang agung sekarang? Imperium Romawi yang agung yang telah dibangun  selama seribu tahun , dimana matahari tidak pernah tenggelam  di wilayah kerajaannya, tapi dimanakah ia sekarang? Negara romawi telah jatuh melalui bencana-bencana ringan dari tangan kabilah-kabilah liar yaitu suku Vandal dan Kuth.Dimana Italia? Dia berada di deretan bangsa-bangsa yang ‘terbelakang’ karena secara ekonomi mata uang Italia (Lira) adalah termurah didunia seperti juga turki.
Dimanakah juga Imperium Inggris (Britania Raya) yang mereka menamakannya Great Britain (GB). Britania telah memasuki kancah perang Dunia II dengan menguasai wilayah yang sangat luas di bumi, barangkali mencapai seperempat atau sepertiga bumi. Sekarang dimanakah Britania? Kehancuran ekonomi Britania semakin hari semakin parah. Seandainya saja sebagian negara minyak tidak memberikan pinjaman kepada Britania, tentulah nilai pondsterling jatuh. Pernah terjadi bangsawan –bangsawan Inggris menjual vilanya karena tidak mampu menggaji para pembantunya. Subhanallah!!
Harta benda haram yang berasal dari berbagai bangsa. Allah Subhahau wa ta’ala membalas kejahatan orang-orang Britania.  Ironisnya , hingga kini sebagian besar orang-orang Britania hingga kini masih melihat bangsa lain dengan pandangan merendahkan yang sama dengan ketika  mereka menguasai dunia di tahun tigapuluhan dan empat puluhan. Memandang hina bangsa lain dengan hidung merah dan mata biru merah karena marah- ketika berhadapan dengan Islam yang menjadi musuhnya.
Sebenarnya Britania telah menghancurkan negara-negara kaum muslimin , dimana tidak tidak ada negara lain yang mampu menghancurkannya. Pakistan dan India mereka hancurkan sehancur-hancurnya.Mereka memerintah India selama dua ratus tahun dan mereka tidak meninggalkan India dalam keadaan hancur baik jiwa atau rasa kemanusiaannya  maupun perekonomiannya. Siapakah pula yang memusnahkan suku Indian merah? Yang memusnahkan adalah orang orang Britania pula. Oleh karena itu Allah membalas kejahatan mereka . Britania tidak mewariskan peradaban apapun kepada bangsa-bangsa lain. Ia tidak mewariskan selain potret-potret tentang berbagai krisis dan bencana kepada bangsa lain.
Akan halnya Islam yang agung, negaranya dibangun dalam tempo setengah abad. Dalam jangka setengah abad Islam memerintah berbagai belahan bumi. Sejak lebih dari seribu tahun, berbagi kekuatan mencoba menghancurkan agama ini tetapi tidak bisa! Alhamdulillah agama ini masih tetap tegak , bahkan untuk pertama kalinya kita melihat suatu fenomena tentang bangsa-bangsa berkuasa memasuki agama bangsa yang kalah, yakni memasuki  Islam.
TAR-TAR adalah sebuah bangsa yang pernah membunuh sekitar delapan ratus ribu hingga satu juta kaum muslimin di Baghdad. Selama beberapa bulan atau dalam masa yang cukup lama , Sungai Daljah diwarnai dengan darah, warnanya berubah menjadi merah kebiru-biruan.  Warna biru berasal dari kitab yang banyak dibuang ke sungai . Sedangkan warna merah disebabkan oleh banyaknya darah yang dialirkan kedalamnya. Ini berlangsung cukup lama.
Meskipun demikian bangsa ini akhirnya memeluk Islam melalui tangan salah seorang Menteri dalam pemerintahan Hulagu yang bernama Tuzan. Ia adalah seorang menteri Muslim yang berasal dari sisa-sisa Bani Abbas yang tetap menjaga agamanya dan mampu meyakinkan pemerintah Tar-tar setelah Hulagu, untuk memasuki agama Islam ini. Ia memasuki agama Islam bersama ratusan ribu lainnya. Bangsa Tartar masuk Islam ..Allahu Akbar!
Adapula pecahan bangsa besar dari suku Mongol , namanya Joghtal. Suku ini dahulu juga memasuki daerah Afhanistan atau Pakistan. Pada suatu hari, seorang ulama memasuki tanah kawasan larangan Raja Joghtal. Ulama itu bernama Jalaludin. Maka para pengawal mmbawanya ke hadapan raja ,  Mereka Berkata”Orang ini memasuki kawasan terlarang raja!”
Maka Sang Raja murka, bagaimana ia bisa memasuki kawasan larangan nya? Ia berkata “Manakah yang lebih mulia , engkau ataukah anjing???”
Maka ulama itu menjawab,” Kita tidak bisa membedakan sekarang , apakah saya lebih utama dari anjing, atau anjing yang lebih mulia daripada aku. Soal ini tergantung pada akhir kehidupanku. Apabila aku kelak mati dalam keadaan muslim, maka akulah yang lebih mulia daripada anjing. Tapi jika aku mati dalam keadaan kafir, maka anjing lebih mulia daripadaku..”
Raja terdiam memikirkan ucapan ini. Kemudian dia berkata”Apakah Islam Itu?…Maka, ulama itu menerangkan kepadanya tentang Islam . Maka hati sang raja menjadi lunak kepadanya. Ia berkata kepada ulama itu..” Saya sekarang sibuk memerangi kerajaan agar mereka tunduk kepadaku.  Maka kelak jika aku telah memperoleh kemenangan, maka kembalilah kepadaku. Barangkali saya akan memasuki agamamu.
Jalaludin sudah sangat tua , ia sakit dan kemudian meninggal dunia. Sebelum meninggal ia berpesan kepada anaknya,” Raja di daerah itu pernah berkata kepadaku,” Bila aku menang datanglah kembali kepadaku,” Aku akan menulis sebuah surat . Maka jika aku mati, sedang raja itu berhasil meraih kemenangan atas musuhnya dan seluruh daerah telah tunduk kepadanya, pergilah menemuinya dan katakan lah,” Saya adalah anak Jalaludin..”
Akhirnya Raja benar-benar meraih kemenangan . Seluruh kawasan telah tunduk kepadanya , maka anak itu mendatanginya sambil menyerahkan surat dari bapaknya. Maka, penjaga kerajaan bertanya kepadanya”apakah maksud kedatanganmu?”
Ia menjawab kepdanya” Saya ingin bertemu dengan raja?”
“Apakah yang engkau bawa?”
Ia menjawab ,” Saya membawa sebuah surat”
Maka Raja berkata kemudian,” Benar aku memang pernah berjanji kepadanya.. sekarang saya  mengumumkan keislamanku’..Maka Raja pun masuk Islam bersama seluruh suku pecahan besar dari Bangsa Tartar ini, jumlahnya berjuta-juta. Degan ini seluruh kawasan yang diperintahnyapun masuk Islam …semuanya berawal melalui tangan seorang ulama.. (Lr)

Pengobatan dengan Memanfaatkan Jin

Assalamu’alaikum ustad,,
saya ingin bertanya,,di kampung saya ada seorng anak muda yang bisa mnyembuhkan orng yang kemasukan jin, orngnya baik, rendah hati, dulu saya pernah merasa ada sesuatu dalam tubuh saya,setiap saya mndengar al-qur’an telinga saya rasanya sakit sekali,dan ada hal2 yang tidak mengenakkan bagi saya,,terutama untuk ibadah,kemudian saya konsultasi dan berobat pada orang itu, mulailah dia memanggil jinnya,,katanya itu jin islam,,mulailah kami komunikasi (saya dan jin dlm tubuh orng itu), kata dia saya di santet orng, dia blang lagi, ditubuh kamu ada rimung aulia(harimau ulama), jdi ada yang menetralkan sehingga tdak sampai fatal,,setelah itu dia mngeluarkan jin jahat itu, dan saya mrsa baikan,,saya ingat ada jin satu lagi,katanya jin islam.mka saya blang ma dia, kluarkan saja jin ini, saya kurang ska hal2 mistis, dia blang, ngak apa2 biarin aja di stu, itu jadi sahabat kamu, sampai sekarng dia masih (entah dalam tubuh atau mngekuti) saya..yang ingin saya tanyakan ustad,,bagaimana saya harus bersikap,,satu segi saya takut sombong, musrik, satu sisi saya mnghargai pendapat kwn( dukun muda tersebut), dia selalu bilang,”untuk menyembuhkan orng, tidak ada embel2 lain, saya kasih uang pun dia tolak, terima kasih ustad atas segalanya
Waalaikumussalam Wr Wb
Ibnu Taimiyah didalam kitabnya “Daqoiq at Tafsir” menjelaskan tentang meminta bantuan kepada jin ada tiga macam :
1. Diharamkan : meminta bantuan kepada mereka untuk perkara-perkara yang diharamkan, seperti : perbuatan keji, kezhaliman, syirik, mengatakan terhadap Allah tanpa ilmu. Terkadang mereka menganggap hal ini bagian dari karomat orang-orang shaleh padahal ia adalah bagian dari perbuatan-perbuatan setan.
2. Mubah (boleh) : meminta bantuan mereka didalam perkara-perkara yang mubah (dibolehkan), seperti : menghadirkan hartanya atau menunjuki tempat yang di situ terdapat harta yang tak bertuan atau melindungi dari orang-orang yang hendak menyakitinya atau sejenisnya. Dalam hal ini seperti permintaan bantuan seorang manusia kepada manusia lainnya.
3. Menggunakan mereka didalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana mereka menggunakan manusia didalam hal ini lalu menyuruh mereka melakukan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya serta melarang mereka melakukan apa-apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya sebagaimana memerintahkan manusia kepada perbuatan yang ma’ruf dan mencegah mereka dari perbuatan yang munkar. Ini adalah keadaan Nabi kita saw dan keadaan orang-orang yang mengikutinya dari umatnya dan mereka adalah sebaik-baik makhluk. Mereka memerintahkan manusia dan jin dengan apa-apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya serta melarang manusia dan jin terhadap apa-apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya karena Nabi kita Muhammad saw diutus dengan perkara tersebut kepada manusia dan jin.
Allah swt berfirman :
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Artinya : “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf : 108)
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya : “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31)
Umar tatkala menyeru pasukannya,”Wahai Pasukan bukit” seraya berkata,”Sesungguhnya Allah memiliki tentara-tentara yang akan menyampaikan suaraku dan tentara-tentara Allah adalah dari kalangan malaikat, jin-jin yang shaleh.” Maka tentara-tentara Allah telah menyampaikan suara Umar didengar oleh pasukan tersebut, yaitu mereka menyerunya seperti suara Umar. Jika tidak maka suara Umar sendiri tentunya tidak akan sampai kepada mereka dikarenakan jauhnya jarak diantara mereka. (Daqoiq at Tafsir juz II hal 138 – 139)
Jadi menggunakan jin bisa termasuk mubah didalam perkara-perkara mubah dan bisa haram didalam perkara-perkara yang diharamkan. Karena itu hendaklah anda ketika diobati teman anda yang memanggil jinnya dan meminta bantuan kepadanya perlu mengetahui sarana yang digunakannya. Apabila sarana yang digunakannya adalah yang dibolehkan maka hal tersebut bolah akan tetapi jika menggunakan cara-cara yang diharamkan maka hal itu menjadi haram.
Akan tetapi yang terbaik adalah tidak meminta bantuan kepada jin, berbincang-bincang denganya atau bersandar kepadanya dikarenakan hal tersebut dapat menyeret andakepada kerusakan dan kesesatan. Dan seandainya didalam meminta bantuan dengan jin itu terdapat kebaikan pastilah Rasulullah saw dan juga para sahabatnya melakukan hal yang demikian Anda tidak perlu terlalu dipusingkan oleh perkataan teman dukun anda dengan jinnya kalau didalam diri anda masih ada harimau ulama karena hal itu belum tentu kebenarannya dan sebaiknya anda abaikan saja lalu perbanyaklah ibadah kepada Allah dan menyandarkan segala sesuatu kepada-Nya dan tidak kepada selain-Nya. Dan Allah sebaik-baik pelindung dan penolong.
Wallahu A’lam