Setelah pertemuan Nabi Adam dan Hawa di bumi, pada suatu hari Nabi Adam
as meninggalkan Hawa seorang diri karena ada suatu keperluan. Maka,
datanglah iblis bersama anaknya yang bernama Khannas kepada Hawa.
"Aku harus pergi untuk melakukan sesuatu hal yang penting," kata si Iblis kepada Hawa.
"Tolonglah jaga anakku ini hingga aku kembali," lanjut iblis.
Setelah Nabi Adam kembali pulang, dia kaget tengah mendapati Hawa
bernama anak iblis yang bernama Khannas. Nabi Adam sangat marah, namun
Hawa membela diri.
"Dia adalah anak iblis yang dititipkannya kepadaku," jawab Hawa.
"Mengapa engkau sudi menolongnya?jawab Adam mencela Hawa dengan sangat marah, anak iblis itu dibunuhnya, dicincangnya dan setiap
cincangan itu digantungkan di dahan pohon. Setelah itu, pergilah Adam.
Tak berapa lama kemudian, Iblis pun datang menemui Hawa untuk mengambil anaknya.
"Dimanakah anakku?" tanya Iblis kepada Hawa.
Hawa menerangkan bahwa telah terjadi sesuatu.
"Adam telah mencincang-cincang tubuh anakmu dan setiap potongan anakmu
digantungkannya pada dahan pohon," jelas Hawa kepada Iblis.
Si Iblis kemudian memanggil nama anaknya dan potongan-potongan tubuh
anaknya berkumpul dan Khannas pun hidup kembali seperti sedia kala.
"Jagalah dia, karena aku ada urusan lain yang harus aku kerjakan" pinta Iblis kepada Hawa.
Mula-mula Hawa menolak permintaan Iblis, akan tetapi Iblis memohon
sedemikian gigihnya sehingga ia menyerah. Setelah itu, pergilah si Iblis
meninggalkan tempat itu.
Ketika Adam pulang, terlihatlah olehnya anak iblis itu.
"Apakah artinya semua ini?" tanya Adam.
Hawa kemudian mengisahkan yang telah terjadi, namun Adam malah memukuli Hawa habis-habisan.
"Aku tak tahu apakah rahasia di balik semua ini," kata Adam.
"Kenapa engkau tidak mematuhi aku dan lebih mematuhi musuh Allah SWT. itu dan terpedaya oleh bujukannya," tanya Adam.
Tak berapa lama kemudian, Adam membunuh anak inlis itu dan mayatnya
dibakar. Kemudian sebagian abunya dibuangnya ke dalam air dan
sebagianlagi dibuangnya ke udara dan diterpa angin.
Setelah itu, Adam pergi lagi.
Hawa menceritakan hal yang telah dilakukan Adam kepada anaknya. Si Iblis
erteriak memanggila anaknya, dan abu-abu mayat anaknya yang dibakar
tadi berkumpul, kemudian Khannas hidup kembali dan bersimpuh di depan
ayahnya.
Sekali lagi iblis ingin meminta pertolongan kepada Hawa untuk menjaga anaknya. Namun, Hawa menolak.
"Aku tidak mau, pastilah Adam akan membunuhku nanti," jawab Hawa.
Iblis membujuk dengan berbagai sumpah sehingga akhirnya Hawa pun sekali
lagi menyerah. Si Iblis pergi dan tak berapa lamakemudian, Adam pulang
ke rumah dan dipatainya Hawa bersama anak itu lagi.
"Allah lah yang mengetahui apa yang akan terjadi sekarang ini, engkau
leih menuruti kata-katan Iblis daripada kata-kataku," kata Adam kepada
Hawa.
Khannas disembelihnya dan dimasak.
Separuh dari tubuh Khannas dimakan Adam sendiri dan sebagian lainnya diberikan kepada Hawa untuk dimakan sampai habis.
Riwayat lain mengatakan bahwa Iblis masih mampu menghidupkan anaknya kembali setelah langkah terakhir Adam ini, Wallahu A'lam.
Tak berapa lama kemudian, iblis datang menanyakan anaknya dan Hawa menceritakan apa yang sedang terjadi.
"Anakmua dimasak oleh Adam, separuh tubuhnya aku makan dan separuhnya lagi dimakan oleh Adam," kata Hawa kepada Iblis.
"Inilah yang selama ini aku inginkan," seru Iblis kegirangan.
"Aku ingin menyusup ke dalam tubuh Adam. Kini setelah dadanya menjadi
tempat kediamanku, tercapailah sudah keinginanku itu," seru iblis lagi
sambil bersorak-sorai.
Dari kisah inilah, maka iblis bisa memasuki tubuh manusia dengan mudahnya
hingga sekarang, kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.
Dan anak turun iblis terus berkembang biak dan dinamai dengan setan hingga sekarang.
Rabu, 25 Maret 2015
Keluhan Ruh saat Jasad Dimandikan
Ketika ajal menjemput, tidak ada seorang pun yang mampu menghentikan.
Dalam sebuah kitab karya Imam Abdirrahin bin Ahmad Al-Qadhiy, dijelaskan
bagaiman sakitnya raga ketika ruh mulai dicabut. Hal ini diceritakan
Rasulullah SAW kepada Aisyah ra.
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, diceritakan bahwa suatu hari ia tengah duduk di dalam rumah dan mengucapkan salam, Aisyah ra berinisiatif untuk berdiri dan menyambut kedatangan kekasih Allah tersebut.
"Duduklah pada tempatmu, tidak usah berdiri wahai Ummul Mukminin, "begitu ucap Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW ikut duduk dan meletakkan kepalanya pada pangkuan Aisyah. Tak berapa lama kemudian Rasulullah SAW pun tidur terlentang. Pada saat itu Aisyah ra mencari uban yang ada jenggot Rasulullah SAW dan melihat 19 helai rambut yang memutih. Maka Aisyah pun menangis sehingga air matanya jatuh menetesi wajah Rasulullah SAW hingga akhirnya beliaupun terbangun daru tidurnya.
"Wahai ummul mukminin, apa yang membuatmu menangis?"tutur Rasulullah SAW.
Maka Aisyah ra menceritakan apa yang ia rasakan setelah melihat uban-uban Rasulullah SAW tersebut.
"Tahukah kamu, keadaan apakah yang paling menyusahkan bagi mayit? "kata Rasulullah SAW.
"Tidak ada keadaan yang paling menyusahkan atas diri mayit daripada saat keluar dari rumahnya, anak-anak yang ditinggalkan berada di belakangnya, serta menangisinya, "kata Aisyah ra.
"Itu memang pedih, tapi masih ada lagi yang lebuh pedih dari itu, "sahut Rasulullah SAW.
"Tidak ada keadaan yang lebih berat atas diri mayit daripada saat dia dimasukkan dalam liang lahat dan dikubur di bawah tanah, para kerabat, anak dan kekasihnya meninggalkannya pulang. Setelah itu datanglah Malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya, "ujar Aisyah lagi.
Rasulullah SAW tersenyum mendengar penuturan itu. Setelah itu beliau menjelaskan kepada bahwa sesungguhnya saat yang paling berat bagi mayit adalah ketika datangnya "Tukang Memandikan Mayit." Mereka mengeluarkan cincin dari jari-jari orang yang mati tersebut, melepaskan pakaiannya kemusian memandikannya.
Ketika itu, ruhnya memanggil saat melihat jasadnya telanjang dengan suara yang dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia.
"Apa yang diserukan oleh ruh itu ya Rasulullah? "tanya Aisyah.
"Hai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamugar engkau mencopot pakaianku dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku sedang istirahat dari sakitnya pencabutan nyawa dari Malaikat Maut, "begitu ungkap Rasulullah SAW.
"Lalu apa yang diserukan lagi oleh ruh? "tanya Aisyah ra lagi.
"Hai tukang memandikan, demi Allah jangan engkau tuangkan air panas, jangan engkau gunakan air panas dan jangan pula air dingin, sesungguhnya jasadku telah terbakar sebab dicabutnya nyawaku, "papar Rasulullah SAW.
"Lalu ketika dimandikan, apa yang diserukan oleh ruh itu? "tanya Aisyah ra sekali lagi.
Dan ketika dimandikan, ruh itu berkata,
"Demi Allah, hai tukang memandikan, janganlah engkau pegang diriku terlalu kuat, sesungguhnya jasadku masih terluka karena keluarnya nyawa, "tutur Rasulullah SAW.
Ya Alloh kuatkanlah dan gampangkanlah Kami saat sekaratul maut, ampunilah dosa-dosa Kami dan berilah kekuatan kepada Kami untuk menghadapi itu semua, jadikanlah sebaik-baik akhir hidup Kami dengan Husnul Khotimah.
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, diceritakan bahwa suatu hari ia tengah duduk di dalam rumah dan mengucapkan salam, Aisyah ra berinisiatif untuk berdiri dan menyambut kedatangan kekasih Allah tersebut.
"Duduklah pada tempatmu, tidak usah berdiri wahai Ummul Mukminin, "begitu ucap Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW ikut duduk dan meletakkan kepalanya pada pangkuan Aisyah. Tak berapa lama kemudian Rasulullah SAW pun tidur terlentang. Pada saat itu Aisyah ra mencari uban yang ada jenggot Rasulullah SAW dan melihat 19 helai rambut yang memutih. Maka Aisyah pun menangis sehingga air matanya jatuh menetesi wajah Rasulullah SAW hingga akhirnya beliaupun terbangun daru tidurnya.
"Wahai ummul mukminin, apa yang membuatmu menangis?"tutur Rasulullah SAW.
Maka Aisyah ra menceritakan apa yang ia rasakan setelah melihat uban-uban Rasulullah SAW tersebut.
"Tahukah kamu, keadaan apakah yang paling menyusahkan bagi mayit? "kata Rasulullah SAW.
"Tidak ada keadaan yang paling menyusahkan atas diri mayit daripada saat keluar dari rumahnya, anak-anak yang ditinggalkan berada di belakangnya, serta menangisinya, "kata Aisyah ra.
"Itu memang pedih, tapi masih ada lagi yang lebuh pedih dari itu, "sahut Rasulullah SAW.
"Tidak ada keadaan yang lebih berat atas diri mayit daripada saat dia dimasukkan dalam liang lahat dan dikubur di bawah tanah, para kerabat, anak dan kekasihnya meninggalkannya pulang. Setelah itu datanglah Malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya, "ujar Aisyah lagi.
Rasulullah SAW tersenyum mendengar penuturan itu. Setelah itu beliau menjelaskan kepada bahwa sesungguhnya saat yang paling berat bagi mayit adalah ketika datangnya "Tukang Memandikan Mayit." Mereka mengeluarkan cincin dari jari-jari orang yang mati tersebut, melepaskan pakaiannya kemusian memandikannya.
Ketika itu, ruhnya memanggil saat melihat jasadnya telanjang dengan suara yang dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia.
"Apa yang diserukan oleh ruh itu ya Rasulullah? "tanya Aisyah.
"Hai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamugar engkau mencopot pakaianku dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku sedang istirahat dari sakitnya pencabutan nyawa dari Malaikat Maut, "begitu ungkap Rasulullah SAW.
"Lalu apa yang diserukan lagi oleh ruh? "tanya Aisyah ra lagi.
"Hai tukang memandikan, demi Allah jangan engkau tuangkan air panas, jangan engkau gunakan air panas dan jangan pula air dingin, sesungguhnya jasadku telah terbakar sebab dicabutnya nyawaku, "papar Rasulullah SAW.
"Lalu ketika dimandikan, apa yang diserukan oleh ruh itu? "tanya Aisyah ra sekali lagi.
Dan ketika dimandikan, ruh itu berkata,
"Demi Allah, hai tukang memandikan, janganlah engkau pegang diriku terlalu kuat, sesungguhnya jasadku masih terluka karena keluarnya nyawa, "tutur Rasulullah SAW.
Ya Alloh kuatkanlah dan gampangkanlah Kami saat sekaratul maut, ampunilah dosa-dosa Kami dan berilah kekuatan kepada Kami untuk menghadapi itu semua, jadikanlah sebaik-baik akhir hidup Kami dengan Husnul Khotimah.
Langganan:
Postingan (Atom)