Denpasar
-- Setelah menunggu selama lima bulan pasca Ujian Nasional (UN) April
lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya merealisasikan pra
konvensi UN. Pra konvensi ini merupakan kegiatan persiapan yang
dilakukan Kemdikbud sebelum Konvensi UN digelar 26 September mendatang.
Bertempat di Denpasar, Provinsi Bali, pra konvensi untuk wilayah
indonesia tengah (WITA) berlangsung selama dua hari, yaitu 20-21
September 2013.
Musliar menegaskan fokus pembahasan dari pra konvensi akan berupa
penyelenggaraan UN yang kredibel, dan realibel. "Jadi, kita berharap
pembahasan bukan lagi pro kontra penyelenggaraan, tapi bagaimana UN
kredibel dan realibel," ujarnya saat membuka Pra Konvensi, di Hotel
Harris Denpasar, Provinsi Bali, hari ini (20/9).Sebanyak 80 peserta yang hadir pada perhelatan ini berasal dari perwakilan guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aaliyah, dan Sekolah Menengah Kejuruan dari negeri maupun swasta. Selain itu turut hadir pula dewan pendidikan provinsi di wilayah Indonesia Tengah, Lembaga Swadaya Masyakarat (LSM) Pendidikan, perwakilan dari Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri.
Pra konvensi UN di Bali ini terbagi atas tiga sesi, yaitu pleno, pleno komisi, dan pleno penarikan kesimpulan. Untuk sesi pleno komisi, para peserta akan dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama akan membahas manajemen pelaksanaan UN, dan kelompok kedua membahas komposisi nilai UN dalam penentuan kelulusan.
Kesimpulan dari pra konvensi ini akan menjadi bahan pertimbangan dari Konvensi UN di Jakarta, pada 26-27 September 2013. "Sehingga,kami sangat berharap peserta dapat berpartisipasi seluruhnya, demi UN yang lebih baik," tutup Musliar. (GG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar