Di Surga tidak ada terik matahari yang menyengat dan salju yang
sangat dingin. Cuacanya cerah menerangi penghuninya, dengan suasana yang
sangat menghanyutkan perasaan dan tiada bandingannya, tidak mungkin
untuk dapat diungkapkan dengan kata kata, kecuali kalau kita sudah
mengalaminya.
Di dunia, dalam satu tahun, hari demi hari berganti, dengan cuaca dan
udara yang silih berganti, ada saatnya kita merasakan nyaman dan segar
dengan cuaca dan suhu udara yang pas terasa di kulit. Biasanya itu
terjadi pada pagi hari. Sedangkan di Surga cuacanya senantiasa sesuai
dengan fisik dan jiwa manusia, dengan ukuran yang pas, sebagaimana yang
telah dijanjikan Allah berkaitan dengan kesenangan kesenangan di Surga.
Allah SWT berfirman,
Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan
kepada mereka keceriaan dan kegembiraan. Dan dia memberi balasan kepada
mereka karena kesabarannya berupa surga dan pakaian sutera. Di sana
mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat
(merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan. Dan
naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah
mudahnya untuk memetik buahnya (QS Al Insan 11-14)
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat “ La yaraunaa fiha
syamsan wala zamharina,” berarti mereka tidak merasakan panas yang terik
atau dingin yang menyengat. Menurut kebanyakan mufasir, suasana di
Surga seperti saat menjelang fajar atau saat matahari akan terbenam.
Pendapat ini sangat jelas, Allah SWT menyebutkan, “ La yarauna fiha
syamsan wala zamharina,” juga firman Allah “Wadaniyatan alaihim
zhilaluha.” Naungan di sini memiliki tingkat ketebalan yang mengandung
udara sehingga menjadikan iklim di Surga menjadi sangat menyenangkan.
Wallahu alam.
Abu Abdillah Turmudzi dalam Nawadirul Ushul menyebutkan sebuah hadis
dari Abban dari Hasan dan Abu Qilabah bahwa seseorang berkata kepada
Rasulullah SAW,” Wahai Rasulullah, apakah di surga ada malam?”
Rasulullah SAW menjwab,”Apa yang telah kamu siapkan untuk itu?” Orang
itu menjawab,”Aku mendengar Allah berfirman, “ Dan di dalamnya bagi
mereka ada rezeki pagi dan petang (Maryam 62), aku (Perawi Hadist)
berkata, “ Malam itu waktu antara pagi dan petang.” Rasulullah SAW
bersabda,” Di Surga tidak ada malam. Di sana ada sinar dan cahaya. Pagi
mengantarkan mereka pada keadaan santai dan santai mengantarkan mereka
pada pagi. Lalu, akan datang pada mereka saat saat untuk salat. Pada
saat itulah mereka menunaikan salat. Para malaikat pun mengucapkan salam
kepada mereka. (HR Ibnul Mubarak, dalam Zawa-id Az Zuhd)
Di Surga tidak ada terik matahari yang menyengat dan salju yang
sangat dingin. Cuacanya cerah menerangi penghuninya, dengan suasana yang
sangat menghanyutkan perasaan dan tiada bandingannya, tidak mungkin
untuk dapat diungkapkan dengan kata kata, kecuali kalau kita sudah
mengalaminya.
Di dunia, dalam satu tahun, hari demi hari berganti, dengan cuaca dan
udara yang silih berganti, ada saatnya kita merasakan nyaman dan segar
dengan cuaca dan suhu udara yang pas terasa di kulit. Biasanya itu
terjadi pada pagi hari. Sedangkan di Surga cuacanya senantiasa sesuai
dengan fisik dan jiwa manusia, dengan ukuran yang pas, sebagaimana yang
telah dijanjikan Allah berkaitan dengan kesenangan kesenangan di Surga.
Allah SWT berfirman,
"Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan
kepada mereka keceriaan dan kegembiraan. Dan dia memberi balasan kepada
mereka karena kesabarannya berupa surga dan pakaian sutera. Di sana
mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat
(merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan. Dan
naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah
mudahnya untuk memetik buahnya (QS Al Insan 11-14)
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat “ La yaraunaa fiha
syamsan wala zamharina,” berarti mereka tidak merasakan panas yang terik
atau dingin yang menyengat. Menurut kebanyakan mufasir, suasana di
Surga seperti saat menjelang fajar atau saat matahari akan terbenam.
Pendapat ini sangat jelas, Allah SWT menyebutkan, “ La yarauna fiha
syamsan wala zamharina,” juga firman Allah “Wadaniyatan alaihim
zhilaluha.” Naungan di sini memiliki tingkat ketebalan yang mengandung
udara sehingga menjadikan iklim di Surga menjadi sangat menyenangkan.
Wallahu alam.
Abu Abdillah Turmudzi dalam Nawadirul Ushul menyebutkan sebuah hadis
dari Abban dari Hasan dan Abu Qilabah bahwa seseorang berkata kepada
Rasulullah SAW,” Wahai Rasulullah, apakah di surga ada malam?”
Rasulullah SAW menjwab,”Apa yang telah kamu siapkan untuk itu?” Orang
itu menjawab,”Aku mendengar Allah berfirman, “ Dan di dalamnya bagi
mereka ada rezeki pagi dan petang (Maryam 62), aku (Perawi Hadist)
berkata, “ Malam itu waktu antara pagi dan petang.” Rasulullah SAW
bersabda,” Di Surga tidak ada malam. Di sana ada sinar dan cahaya. Pagi
mengantarkan mereka pada keadaan santai dan santai mengantarkan mereka
pada pagi. Lalu, akan datang pada mereka saat saat untuk salat. Pada
saat itulah mereka menunaikan salat. Para malaikat pun mengucapkan salam
kepada mereka. (HR Ibnul Mubarak, dalam Zawa-id Az Zuhd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar