Davos (Berita SuaraMedia) Hari demi hari, warga Israel
semakin pesimis dengan negaranya. Dua hari yang lalu, pemerintah Israel
mengeluarkan larangan bagi warga Israel untuk pergi melancong ke negeri
Recep Tayyip Erdogan tersebut. Hal ini membuat kecewa hampir semua
penduduk Israel. Mengapa?
Bagi orang-orang Israel, Turki merupakan tempat berlibur yang menakjubkan.Selama bertahun-tahun, sebagai salah satu negara sekutu Israel, orang-orang Israel diperlakukan dengan baik jika berada di negara ini.
Hampir semua keluarga Israel, dari segala golongan, menghabiskan liburan tahunannya ke Turki. Sekarang, Turki menjadi "neraka dunia" bagi kaum Yahudi. Hal ini diungkapkan sendiri oleh seorang Yahudi warga Turki, Haim Broida.
"Sebulan yang lalu, tim bola basket Israel dilempari batu, dan kelihatan jelas penonton pertandingan itu yang berasal dari Turki seperti ingin membunuh para pemain Israel." ujar Broida, "Di mana-mana terjadi pembakaran bendera Israel, demo akan Israel berlangsung tiap hari, dan pernyataan rasis muncul dimana-mana. Ditambah, bukan hanya di jalanan, tapi juga di pemerintahan, PM Erdogan bertengkar dengan Presiden Shimon Peres di Davos. Ketika pulang, semua rakyat Turki menyambutnya sebagai pahlawan. Saat ini Turki menjadi negara yang berbahaya buat Israel."
Haim Broida melanjutkan, dengan semua kekacauan tersebut, sekarang semua pemimpin Israel sibuk dengan urusan pemilu. Sderot, kota di sebelah selatan Israel, dan Ashkelon masih dilanda ketakutan yang amat sangat. "Apakah sekarang, Israel masih mempunyai kejayaan?" imbuhnya dengan nada putus asa.
Seperti yang membakar minyak tanah, pada saat ini, pemerintah Turki membuka diskon besar-besaran untuk semua penerbangan ke Turki. Dalam tiga jam saja, semuanya sudah sold out. Sementara ratusan orang Israel kecewa karena ketika mereka akan pergi ke Turki, semua dikatakan sudah tak tersedia lagi kamar dan penerbangan.
Satu hal yang sekarang tengah dirasakan langsung oleh warga Israel, bahwa boikot masyarakat dunia terhadap produk Israel mulai terasakan dampaknya oleh mereka. "Inilah bukti paling shahih, bahwa kesejahteraan dan keberadaan bangsa kami, Yahudi, sedang terancam." pungkas Broida. (sa/yn/erm) suaramedia.com
Bagi orang-orang Israel, Turki merupakan tempat berlibur yang menakjubkan.Selama bertahun-tahun, sebagai salah satu negara sekutu Israel, orang-orang Israel diperlakukan dengan baik jika berada di negara ini.
Hampir semua keluarga Israel, dari segala golongan, menghabiskan liburan tahunannya ke Turki. Sekarang, Turki menjadi "neraka dunia" bagi kaum Yahudi. Hal ini diungkapkan sendiri oleh seorang Yahudi warga Turki, Haim Broida.
"Sebulan yang lalu, tim bola basket Israel dilempari batu, dan kelihatan jelas penonton pertandingan itu yang berasal dari Turki seperti ingin membunuh para pemain Israel." ujar Broida, "Di mana-mana terjadi pembakaran bendera Israel, demo akan Israel berlangsung tiap hari, dan pernyataan rasis muncul dimana-mana. Ditambah, bukan hanya di jalanan, tapi juga di pemerintahan, PM Erdogan bertengkar dengan Presiden Shimon Peres di Davos. Ketika pulang, semua rakyat Turki menyambutnya sebagai pahlawan. Saat ini Turki menjadi negara yang berbahaya buat Israel."
Haim Broida melanjutkan, dengan semua kekacauan tersebut, sekarang semua pemimpin Israel sibuk dengan urusan pemilu. Sderot, kota di sebelah selatan Israel, dan Ashkelon masih dilanda ketakutan yang amat sangat. "Apakah sekarang, Israel masih mempunyai kejayaan?" imbuhnya dengan nada putus asa.
Seperti yang membakar minyak tanah, pada saat ini, pemerintah Turki membuka diskon besar-besaran untuk semua penerbangan ke Turki. Dalam tiga jam saja, semuanya sudah sold out. Sementara ratusan orang Israel kecewa karena ketika mereka akan pergi ke Turki, semua dikatakan sudah tak tersedia lagi kamar dan penerbangan.
Satu hal yang sekarang tengah dirasakan langsung oleh warga Israel, bahwa boikot masyarakat dunia terhadap produk Israel mulai terasakan dampaknya oleh mereka. "Inilah bukti paling shahih, bahwa kesejahteraan dan keberadaan bangsa kami, Yahudi, sedang terancam." pungkas Broida. (sa/yn/erm) suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar