Rabu, 28 Januari 2015
Ada 8 Jenis Syafaat
1. Al-Quran
Bacalah al Quran , sesungguhnya pada hari kiamat nanti al Quran akan datang sebagai pembawa syafaat kepada yang membacanya (HR Muslim)
– ramai antara kita yang telah meninggalkan bacaan Al-Quran dan beralih kepada Novel, Komik, Majalah Tabloid dan buku lucah (mangga, playboy, urtv dan lain-lain)
2. Puasa
Puasa dan al-Quran akan memberi syafaat kepada seseorang hamba pada hari kiamat. (Hadis riwayat Imam Ahmad)
-ramai di antara kita yang puasanya hanya sia-sia iaitu menahan diri dari lapar dan minum, tetapi perkara yang membatalkan puasa dan memakruhkannya tidak ditegah tanpa disedari.
3. Malaikat
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diredhai Allah (Surah Al-Anbiya: 28)
-ramai orang ahli maksiat, kaki judi, kaki arak, isteri yang derhaka, bapa yang tidak bertanggungjawab hanya membiarkan Malaikat melaknat dan mengutuk mereka.
4. Nabi Muhammad
Sesungguhnya syafaatku diperuntukkan buat umatku yang berbuat dosa besar. (HR. Tirmidzi)
– Ramai di antara kita secara tidak sedar telah menghina nabi, tidak percaya nabi dan ada yang memperlekehkan kata-kata nabi, perbuatan nabi, sunnah nabi, serban nabi, janggut nabi dan lain-lain. Tapi Nabi Muhammad yang bakal beri syafaat. Inilah bukti kecintaan nabi kita pada umatnya.
5. Para Syuhada
Orang yang mati syahid itu dapat memberikan syafaat kepada 70 orang di kalangan keluarganya. (HR Abu Darda)
– Masih ada lagi orang tidak mempercayai mati syahid malah gambar foto orang mati syahid dalam keadaan senyum pun menjadi persoalan besar. Mereka yang mempersoalkan hal inilah sebenarnya munafik!
6. Ulama
Dari Utsman bin Affan r.a, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Di hari kiamat, yang memberi syafaat tiga golongan, iaitu para Nabi, kemudian ulama, kemudian syuhada” (H.R. Ibnu Majah)
– zaman sekarang, ramai yang dah tunjuk hebat, kononnya mereka lebih berilmu dari ulama, lebih malang lagi mereka mencela ulama.
7. Para Hafiz Al-Quran
Barangsiapa membaca Al Quran dan mengamalkannya, menghalalkannya yang halal dan mengharamkan yang haram maka Allah memasukkannya ke dalam syurga dan dia boleh memberi syafaat 10 orang keluarganya yang sudah pasti masuk neraka. (Hadis Riwayat Tarmizi)
-Ramai manusia zaman sekarang beranggapan, hantar anak pergi sekolah Tahfiz akan menyebabkan anak mereka tak dapat cari makan bila anak mereka dewasa kelak. Mereka ini hanya beranggapan, tuhan bukan pemberi rezeki. Mereka dalam tidak sedar, melakukan syirik!
8. Syafaat kecil termasuk daripada para solehin dan shadiqin serta anak yang meninggal dunia sebelum ditaklifkan.
– Solehin ialah orang yang soleh, iaitu orang yang taat pada Allah, Nabi Muhammad, agamanya, ibu bapanya, gurunya dan hormati jirannya dan masyarakat sekitar.
– Shadiqin ialah orang yang jujur dan benar bagi setiap perkara dalam urusan hidupnya sama ada perniagaan, pemerintahan dan lain-lain lagi.
– Anak yang meninggal dunia sebelum ditaklifkan hanya memberi syafaat kepada ibu bapanya.
10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT
“Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”
“10 macam”
“apa saja?”
“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.
Allah berfirman, “berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)
Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.
Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.
Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.
Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.
Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.
Aku minta agar Allah memberikanku saudara , maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.
Allah berfirman, “Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.
Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.
Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.
Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.
Iblis berkata : “wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.”
jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!
Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.
Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini.
Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.
Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.
Rasulullah SAW lalu membaca ayat : “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 – 119) juga membaca, “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)
Iblis lalu berkata:
“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”
Dialog Rasulullah dengan Iblis
Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ‘shalatmu tidak sah’
Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.
jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.
Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.
Dan iapun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’
Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.
Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?”
Cara Iblis Menggoda
Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?
Akulah mahluk pertama yang berdusta.
Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau Muhammad?
Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar – benar menasihatinya.
Sumpah dusta adalah kegemaranku.
Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku.
Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.
Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba.”
“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”
“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk.”
“Siapa tamumu?”
“Pencuri.”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”
“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”
“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”
Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas
Rasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”
Iblis segera menimpali: “Tidak,tidak… tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?”
“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”
Iblis Dibantu oleh 70.000 anak – anaknya
Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.
Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.
Aku punya anak ynag suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.
aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.
Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.
Syaithan juga berkata,”keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.
mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.
Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.
Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“aku merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”
“Jika ia bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam – diam.”
“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar.”
“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”
“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”
Selasa, 27 Januari 2015
Dialog Rasulullah dengan Iblis
dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas ra. Iblis Bertamu Kepada Rasulullah SAW Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba – tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk..? Sebab kalian akan membutuhkanku. ”
Rasulullah bersabda:”Tahukah kalian siapa yang memanggil?”
Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata: “izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”
Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad,… . salam untukmu para hadirin…”
Rasulullah SAW lalu menjawab: Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”
” Siapa yang memaksamu?”
Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata: “Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”
oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”
Orang Yang Dibenci Iblis.
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”
Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”
“lalu siapa lagi?”
“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”
“Siapa lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”
” Selanjutnya apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”
“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”
“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
“Usman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)
Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis. (Bersambung)
Senin, 26 Januari 2015
Karomah Keajaiban Surat Khalifah Umar bin Khattab ra
Ibnu Katsir mengisahkan:
Amr ibn al-Ash RA atas perintah Khalifah Umar bin Khatthab RA berhasil menundukkan negeri Mesir dan mengislamkan penduduknya. Namun tidak selang beberapa lama, Amr ibn al-Ash dikejutkan oleh satu kejadian aneh.
Sungai Nil yang menjadi sumber penghidupan penduduk setempat, tiap tahun sekali harus diberi tumbal. Bila tidak, maka sungai Nil akan berhenti mengalir. Bukan sembarang tumbal, namun tumbal super istemewa, yaitu seorang anak gadis pingitan yang cantik jelita yang didandani secantik mungkin. Dan gadis tumbal tersebut diceburkan ke dalam sungai nil agar bisa mengalir kembali seperti sedia kala.
Tentu budaya ini ditentang oleh Amr ibn al-Ash.
Dan hampir selama tiga bulan sungai Nil kering-kerontang tanpa air setetespun, sampai-sampai penduduk setempat berencana untuk berhijrah.
Kondisi ini tentu membuat Amr ibn al-Ash kebingungan. Meneruskan tradisi penduduk setempat berarti berbuat syirik. Tidak melakukannya, berarti masyarakat akan mengalami kekeringan entah sampai kapan.
Karena belum juga menemukan solusi, maka Amr ibn al-Ash berkirim surat kepada Khalifah Umar bin Al Khatthab RA guna meminta petunjuk.
Setelah membaca surat tersebut, Khalifah Umar segera membalas surat gubernurnya ini.
Beliau berkata: Keputusanmu menghentikan kebiasaan buruk itu benar adanya, dan bersama suratku kepadamu ini aku telah mengirimkan surat lain. Setelah sampai, segera lemparkan surat ini ke sungai Nil.
Sesampai surat balasan Khalifah Umar kepada Amr ibn al-Ash, segera ia membuka surat tersebut, dan ternyata didapatkan selembar kertas yang bertuliskan:
“Dari hamba Allah Umar
Pemimpin kaum mukminin
kepada sungai Nil negeri Mesir.
Amma ba’du:
bila selama ini airmu mengalir atas kehendakmu sendiri,
maka jangan pernah lagi engkau mengalir.
Namun bila Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa
yang menjadikan airmu mengalir,
maka kami memohon kepada Allah
agar mengalirkan airmu.”
SUBHANALLAH, WALLAHU AKBAR. Setelah surat itu diceburkan ke sungai Nil, maka sungai Nil menyemburkan airnya dan mengalir lagi seperti sedia kala. Tradisi syirik larung gadis cantik itupun sirna hingga saat ini.
Manusia paling membingungkan
RenunganSeorang ahlul hikmah sewaktu ditanya apakah yang paling membingungkan di dunia ini ?
Beliau menjawab Manusia
Mengapa?
Karena ia mengorbankan kesehatannya hanya demi uang,
lalu ia mengorbankan uang nya demi kesehatan
lalu ia sangat khawatir dengan masa depannya,
sampai ia tidak menikmati masa kininya ,
seolah olah ia ingin hidup. dan tidak akan mati,
lalu ia Mati tanpa benar-benar menikmati apa itu hidup.
Astaghfirullah.
ampuni kami ya Allah…
Allah Sangat Memperhatikan Pembaca Al Quran
“Allah lebih mendengarkan dengan penuh perhatian kepada pembaca al qur’an dari pada seorang tuan yang mendengarkan nyanyian hamba perempuannya.” (Hr. Ibnu Majah, Ibnu Haban, dan Hakim Berkata Sahih).
Telah menjadi fitrah dan adat kita menyukai nyanyian. Namun, karena syari’at agama telah melarangnya, maka orang-orang yang kuat beragama tidak akan mendengarkannya. Walaupun demikian, seorang tuan boleh mendengarkan nyanyian hamba sahaya wanitanya.
Tetapi al Qur’an tidak boleh dinyanyikan seperti lagu. Hal itu berdasarkan hadits: Hindarilah oleh kalian (membaca al Qur’an) dengan nada orang bercinta!
Maksudnya, jangan membaca al Qur’an dengan nada yang diatur oleh nada-nada musik dan suara penyanyi lagu cinta. Alim ulama menulis bahwa orang yang membaca al Qur’an seperti itu dianggap fasik dan pendengarnya berdosa besar. Al Qur’an hendaknya dibaca dengan merdu tanpa nada nyanyian, tanpa lagu yang berlebihan.
Diantara sekian banyak hadits yang menerangkan hal ini adalah hadits yang berbunyi, “Hiasilah al Qur’an dengan suara yang merdu.” Hadits yang lain menyebutkan, “Suara merdu melipatgandakan keindahan al Qur’an.”
Syaikh Abdul Qadir Jailani rahmatullah alaihi menulis di dalam al Ghunyah, ketika Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berjalan di Kufah ada sekelompok ahli maksiat yang sedang berkumpul di sebuah rumah. Dalam kumpulan itu, seorang penyanyi yang bernama Zadzan menyanyi dengan diiringi alat music. Mendengar suaranya yang merdu, Ibnu Mas’ud berkata, “Alangkah baiknya jika suara itu jika digunakan untuk membaca al Qur’an.” Lalu ia menutupkan kain dikepalanya dan meninggalkan tempat itu. Mendengar ucapan itu, Zadzan pun bertanya kepada orang lain, maka tahulah ia bahwa orang itu adalah Abdullah bin Mas’ud, salah seorang sahabat Nabi shallallahu alaihi wassalam.
Ucapan itu sangat berpengaruh kedalam hatinya sehingga ia hancurkan alat-alat musiknya dan mulai menjadi pengikut Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu. di kemudian hari, ia dikenal sebagai seorang ulama pada zamannya.
Banyak riwayat yang menganjurkan agar membaca al Qur’an dengan suara yang lebih indah, namun banyak juga riwayat yang melarang membacanya dengan suara seperti nyanyian sebagaimana riwayat diatas.
Hudzaifah radhiallahu anhu berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wassalam bersabda, Bacalah al Qur’an dengan gaya Arab, jangan membacanya seperti seorang yang mabuk cinta atau seorang Yahudi atau Nasrani. Sebentar lagi akan ada suatu kaum yang membaca al Qur’an dengan dilagukan seperti para penyanyi dan seperti orang yang berteriak-teriak meratapi duka, bacaannya tidak akan bermanfaat sedikit pun baginya. Mereka akan mendapat fitnah dan orang-orang yang menganggap bacaan mereka itu bagus pun kan terkena fitnah.
Thawus radhiallahu anhu berkata, “Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., “Siapakah yang paling bagus suaranya dalam membaca al Qur’an?” Beliau shallallahu alaihi wassalam menjawab,
Seseorang yang jika kamu melihatnya membaca al Qur’an terasa bahwa ia takut kepada Allah, yakni dari suaranya terasa ia dalam keadaan takut.
Merupakan kenikmatan dari Allah bahwa Dia tidak membebani seseorang itu kecuali sesuai dengan kemampuannya. Sebuah hadits menyebutkan bahwa Allah mengutus malaikat dengan tugas khusus, yaitu jika ada seseorang yang membaca al Qur’an tetapi ia tidak mampu membacanya dengan benar, maka malaikat akan membawanya ke langit setelah ia memperbaiki bacaan orang itu terlebih dahulu.
“Ya Allah, aku tidak mampu menghitung pujian bagi-Mu
Telah menjadi fitrah dan adat kita menyukai nyanyian. Namun, karena syari’at agama telah melarangnya, maka orang-orang yang kuat beragama tidak akan mendengarkannya. Walaupun demikian, seorang tuan boleh mendengarkan nyanyian hamba sahaya wanitanya.
Tetapi al Qur’an tidak boleh dinyanyikan seperti lagu. Hal itu berdasarkan hadits: Hindarilah oleh kalian (membaca al Qur’an) dengan nada orang bercinta!
Maksudnya, jangan membaca al Qur’an dengan nada yang diatur oleh nada-nada musik dan suara penyanyi lagu cinta. Alim ulama menulis bahwa orang yang membaca al Qur’an seperti itu dianggap fasik dan pendengarnya berdosa besar. Al Qur’an hendaknya dibaca dengan merdu tanpa nada nyanyian, tanpa lagu yang berlebihan.
Diantara sekian banyak hadits yang menerangkan hal ini adalah hadits yang berbunyi, “Hiasilah al Qur’an dengan suara yang merdu.” Hadits yang lain menyebutkan, “Suara merdu melipatgandakan keindahan al Qur’an.”
Syaikh Abdul Qadir Jailani rahmatullah alaihi menulis di dalam al Ghunyah, ketika Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berjalan di Kufah ada sekelompok ahli maksiat yang sedang berkumpul di sebuah rumah. Dalam kumpulan itu, seorang penyanyi yang bernama Zadzan menyanyi dengan diiringi alat music. Mendengar suaranya yang merdu, Ibnu Mas’ud berkata, “Alangkah baiknya jika suara itu jika digunakan untuk membaca al Qur’an.” Lalu ia menutupkan kain dikepalanya dan meninggalkan tempat itu. Mendengar ucapan itu, Zadzan pun bertanya kepada orang lain, maka tahulah ia bahwa orang itu adalah Abdullah bin Mas’ud, salah seorang sahabat Nabi shallallahu alaihi wassalam.
Ucapan itu sangat berpengaruh kedalam hatinya sehingga ia hancurkan alat-alat musiknya dan mulai menjadi pengikut Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu. di kemudian hari, ia dikenal sebagai seorang ulama pada zamannya.
Banyak riwayat yang menganjurkan agar membaca al Qur’an dengan suara yang lebih indah, namun banyak juga riwayat yang melarang membacanya dengan suara seperti nyanyian sebagaimana riwayat diatas.
Hudzaifah radhiallahu anhu berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wassalam bersabda, Bacalah al Qur’an dengan gaya Arab, jangan membacanya seperti seorang yang mabuk cinta atau seorang Yahudi atau Nasrani. Sebentar lagi akan ada suatu kaum yang membaca al Qur’an dengan dilagukan seperti para penyanyi dan seperti orang yang berteriak-teriak meratapi duka, bacaannya tidak akan bermanfaat sedikit pun baginya. Mereka akan mendapat fitnah dan orang-orang yang menganggap bacaan mereka itu bagus pun kan terkena fitnah.
Thawus radhiallahu anhu berkata, “Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., “Siapakah yang paling bagus suaranya dalam membaca al Qur’an?” Beliau shallallahu alaihi wassalam menjawab,
Seseorang yang jika kamu melihatnya membaca al Qur’an terasa bahwa ia takut kepada Allah, yakni dari suaranya terasa ia dalam keadaan takut.
Merupakan kenikmatan dari Allah bahwa Dia tidak membebani seseorang itu kecuali sesuai dengan kemampuannya. Sebuah hadits menyebutkan bahwa Allah mengutus malaikat dengan tugas khusus, yaitu jika ada seseorang yang membaca al Qur’an tetapi ia tidak mampu membacanya dengan benar, maka malaikat akan membawanya ke langit setelah ia memperbaiki bacaan orang itu terlebih dahulu.
“Ya Allah, aku tidak mampu menghitung pujian bagi-Mu
Minggu, 25 Januari 2015
Manfaat Menghafal Al Quran Ternyata Bisa Meningkatkan Prestasi Belajar di Sekolah
Menghafal Al Quran selama ini dianggap menjadi beban, padahal sebenarnya manfaat menghafal Al Quran sangat banyak, salah satunya adalah bisa meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Apa korelasinya? Pada artikel berikut Mizan mengumpulkan fakta menarik tentang manfaat menghafal Al Quran.
Menghafal Al Quran atau lebih dikenal dengan istilah Tahfidz memiliki dua hal yang harus dipenuhi, yakni hafal dalam ingatan dan bisa mengucapkannya kembali di luar kepala tanpa membaca Al Quran atau catatan lain.
Tak banyak sekolah yang menerapkan pelajaran menghafal Al Quran sebagai kurikulum, saat ini mungkin terbatas hanya di Sekolah Islam atau Pesantren. Pendidikan formal dianggap lebih penting daripada menghafal Al Quran, parahnya siswa-siswi biasanya menganggap hafalan Al Quran itu sendiri sebagai beban layaknya mendapat tugas pelajaran formal. Tentu ini menjadi tugas berat bagi Orang Tua dan Guru untuk membiasakan anak didiknya ini untuk menghafal Al Quran.
Banyak yang bisa digali dari proses menghafal Al Quran itu sendiri, mulai dari proses atau cara menghafal Al Quran yang kini bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan, hingga ke manfaat dari belajar dan menghafal Al Quran itu sendiri. Adapun manfaat menghafal Al Quran antara lain adalah:
1 Melatih daya konsentrasi.
2 Menstimulus otak dan tingkat kecerdasan.
3 Terhindar dari kepikunan
4 Menumbuhkan kedisiplinan
5 Paham Quran lebih mendalam
6 Keutamaan dunia dan akhirat
7 Untung dalam perdagangan
8 Mahkota Kemuliaan
9 Meningkatkan derajat
10 Syafaat di hari kiamat
11 Kemuliaan (tasyrif) dari Nabi Muhammad
12 Hubungan Menghafal Al Quran dengan Prestasi di Sekolah
13 dan masih banyak rahasia lainnya
Sabtu, 24 Januari 2015
Wujud
Sahabat...
Jika kita hanya mendengar suara orang yg sedang mandi... cebar...cebur... apakah lantas kita menjadi bersih? Tentu tidak, jika ingin bersih, maka kita harus AMALKAN mandi tsb.
Jika kita hanya melihat orang sedang makan, apakah lantas kita menjadi kenyang? Tentunya tidak juga, supaya kenyang kita harus AMALKAN makan tsb.
Manfaat mandi dan makan kita peroleh setelah kita mengamalkannya.
Sahabat...
Jika kita hanya mendengar, melihat, membaca agama ini, apa lantas kita sudah Islam? Tentunya tidak, kita harus AMALAKAN agama ini dgn sebaik2nya.
Mungkin kita sdh sering mendengar, melihat, membaca ttg Islam, tp marilah kita bertanya pd diri ini, apakah kita sudah mengamalkannya?
Maka jangan diri kita asyik mahsyuk hanya berwacana, berteori, berpengetahuan tp malah MISKIN amal, krn inti dari agama ini adalah AMAL yg mana ILMU berperan utk MENYEMPURNAKAN amal.
Belajar berenang... ya hrs "nyemplung" ke air, perlu pengenalan awal memang, tp selanjutnya nyebur ke air, adakalanya air ketelen dst, tp lama2 ngambang juga, lama2 maju juga dan akhirnya bisa berenang, bisa berenang lebih cepat dst.
Belajar naik sepeda... ya hrs naiki sepedanya, kadang kita jatuh, lalu bangkit lagi, sampai akhirnya bisa seimbang, bisa maju, akhirnya bisa belok tanpa jatuh, berani ke jalan raya krn sdh tau cara berkendaraan dgn tdk mengganggu pengendara jalan raya yg lainnya, dst.
Belajar dan amal agama maksudnya adalah kita berusaha untuk menjadi orang yg baik, benar dan mulia tp bukan berarti kita adalah org yg baik, benar & mulia, wallohu'alam... kita tdk tahu, krn yg ber-hak menilai kita hanyalah Allah Ta'ala.
Kita hanya sempurnakan IKHTIAR utk terus menjadi baik dan baik lagi... tp jangan pernah merasa kita sudah sholeh, sdh pintar, sudah mulia...
Kesombongan adalah AWAL dari kebinasaan, sekecil apapun itu, maka tak heran Imam Asy Syafe'i (rah.a) pernah berkata "Semakin tinggi ilmu kita, maka semakin tahu kita akan kebodohan kita"
Maka aneh kalo ngaku pinter tp kok sombong jd knp kok sombong...krn sesungguhnya hny org bodoh yg sombong, yg pinter asli akan rendah hati.
Maka aneh ngaku udh tobat tp kok msh seneng maksiat dan bilang2 ke org lain sy udh tobat kok, krn sesungguhnya org tobat sungguhan akan terus bertobat dan terus merasa berdosa shg sibuk perbaiki diri.
Maka aneh ngaku paham agama tp kok senengnya nyalah2in orang lain melulu, pdhl diri kita penuh aib, ngaku paham agama tp kok hatinya penuh kebencian, pdhl Islam Rahmatan Lil'alaamiin, hatinya penuh kasih sayang krn Allah & RasulNya shg dirinya sayang kpd sesama saudara muslimnya seperti menyayangi dirinya sendiri.
Agama ini bukan hanya perkataan, bukan hanya orasi, bukan hanya dalil, bukan hanya ilmu tp... WUJUD dalam bentuk AKHLAQ yg MULIA seperti yg dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan Para Sahabat RA dan orang2 yg mengikutinya.
Wallohu'alam
Surga dalam Keimanan Islam
Di dalam surga ada tenda berongga yang terbuat dari mutiara, lebarnya enam puluh mil. Pada setiap sudut ada penghuninya, yang mereka itu mulus tubuhnya, tidak berbulu, tidak berkumis, dan mata mereka seolah olah memakai celak. Kemudian mereka tetap terjaga, pakaian mereka juga tidak hancur. Mereka tidak buang air kecil dan buang air besar, tidak juga kotor menjijikkan. Sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka wangi bagaikan minyak kesturi. Bidadari surga semuanya cantik jelita, perawan, penuh cinta kasih, dan umur mereka sebaya.
Penghuni surga yang paling rendah tingkatannya adalah orang yang berangan angan sesuatu lalu diberi sepuluh kali lipat angan angannya itu. Para pelayan surga adalah anak anak muda yang tetap muda. Mereka bagaikan mutiara yang bertaburan. Adapun nikmat surga yang paling agung adalah melihat Allah SWT.
Rupa penghuni surga tidak bisa digambarkan dengan rupa penduduk bumi. Tubuh tubuh penghuni surga mulus, tidak berbulu, tidak berkumis, dengan kelopak mata indah seolah memakai celak. Mereka tidak pernah tua dimakan usia, selalu muda dan segar. Pakaian mereka tidak pernah lekang oleh waktu. Tiada pernah buang air kecil dan buang air besar. Mereka senantiasa bersih dan rupawan.
Rabu, 21 Januari 2015
Berdoalah pasti doamu diterima
Ya Alloh ampunilah kami..
ampunilah ya Alloh kedua orang tua kami..
ahli keluarga kami..
teman-teman seperjuangan kami..
ampunilah umat Islam…
diseluruh alam ya Tuhanku..
Engkau adalah yang Maha Kuasa..
Engkau adalah yang Maha Perkasa..
Engkau adalah yang Maha Rahman..
Engkau adalah yang Maha Rahiim..
Tidak ada yang bisa kami harap, selain rahmat Engkau..
selain pertolongan Engkau..
selain barokah Engkau..
selain penjagaan Engkau..
selain hidayah Engkau..
Ya.. Tuhanku.. dengan barokahnya Rasulullah.. tolonglah kami..
tolonglah kami..
berikanlah taufik kepada kami..
untuk berjalan di jalan yang Engkau ridha’i..
berikanlah taufik kepada santri-santri kami..
orang tua kami..
tetanga-tetangga kami..
dan umat Islam semua..
untuk menghidupkan sunah- sunah NabiMu..
menyebarkan AgamaMu di seluruh alam..
Ya Alloh aku titipkan kepada Engkau..
iman kami.. ilmu kami.. guru kami.. harta kami.. keluarga kami.. anak cucu kami..
santri-satri kami..
Ya Alloh aku titipkan semuanya ya Alloh..
kepada Engkau ya Alloh..
aku titipkan kepada Engkau ya Alloh..
jagalah mereka.. bimbinglah mereka..
tolonglah mereka.. mudahkanlah urusan-urusan mereka..
selesaikanlah masalah-masalah mereka..
jagalah mereka.. di depan mereka..
belakang mereka.. kanan mereka.. kiri mereka.. diatas mereka dan bawah mereka.
Ya Alloh jadikanlah mereka ya Alloh..
asbab hidayah di tempat mana saja mereka berada…
jadikanlah mereka ya Alloh.. asbab hidayah di mana saja mereka berada…
Ya Alloh tolonglah mereka ya Alloh..
untuk berpegang kepada agamaMu..
berpegang dengan sunnah nabiMu..
kasih sayang satu sama lain..
asbab hidayah seluruh alam..
Ya Alloh hidupkanlah kami dalam iman..
matikanlah kami dalam iman.. kumpulkanlah kami bersama
orang-orang ahlul iman..
di SyurgaMu ya Alloh..
Ya Alloh jagalah hati kami.. jagalah mulut kami.. jagalah mata kami.. jagalah telinga kami..
jagalah seluruh anggota tubuh kami..
jagalah kemaluan kami.. dari semua maksiat..
yang dhohir maupun yang bathin..
yang besar maupun yang kecil..
yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja..
Jagalah kami ya Alloh..
jagalah kami ya Alloh..
dari kehinaan dunia kehinaan akherat..
tidak ada kehinaan dunia melebihi maksiat kepada Engkau..
Tidak ada kehinaan di akherat melebihi masuk nerakaMu.. ya Alloh..
ya Alloh jagalah kami..
dari kehinaan dunia kehinaan akherat..
kegagalan dunia kegagalan akherat..
Ya Alloh bimbinglah kami ya Alloh..
ya Alloh… bimbinglah kami ya Alloh..
Pandanglah kami dengan kasih sayangMu ya Alloh..
kuatkan Iman kami.. kuatkan Islam kami..
kuatkanlah kebaikan-kebaikan dalam diri kami..
Ya Alloh.. Ya Alloh.. Ya Alloh.. Ya Alloh.. Ya Alloh.. Ya Alloh.. Ya Alloh..
Ya Alloh khoirun hafidzhoh..
Ya Alloh arhamurohimin..
Ya Alloh arhamurohimin..
Ya Alloh arhamurohimin..
Wa sholallohu wa salam wa baroka ‘ala syayidina maulana Muhammad, wa ala ahlihi wa shohbihi ‘ajmain..
Walhamdulillahi rabbil ‘alamin..
Minggu, 18 Januari 2015
Banyak Wirid Banyak Duit
Niatkan dipakai ibadah. dan Ber-syukur. tandanya menambah ketaatan kpd Allah Azza wa Jalla
lafadz wirid:
Subhanallahi wa bihamdihi
Subhanallahil azhiim
Astaghfirullah 100X lafadz saat fajar sd masuk subuh
Fadhilah: Ya rasulullah. dunia telah mendatangiku dengan tunduk. hina. berlimpah sampai aku tidak tahu kemana aku harus menyalurkannya (HR Al Mustaghfiri)
—
lafadz wirid:
Subhanallahil azhiim wa bihamdihi
Astaghfirullah. wa as aluhu min fadhlih
10x bada sholat subuh. Dilafadzkan sebelum menutup Doa.
Fadhilah: mendapatkan rejeki tdk disangka2. menjadi kaya. bagi yg istiqomah (HR Abu Al QamQam)
—
lafadz doa:
Bismillahi alaa nafsi.
Bismillahi alaa ahlii wa maali.
allahumma ardhini bimaa qadhaita lii.
wa aafini fiimaa abqaita.
hattaa laa uhibba ta’jiila maa akhkharta.
wa laa ta’khiira maa ajjalta.
Doa Lafadzkan diwaktu pagi 3X
Fadhilah: Ya rasul sungguh aku seorang yg rajin. pekerja keras tapi hartaku tdk bertambah banyak juga. Hingga rasul berikan amalan utk dibaca di waktu pagi.
maka Allah melipat gandakan hartaku. melunasi hutangku dan menjadikan aku dan keluargaku kaya (HR Abu Nu’aim)
—
Tips
Tahukah anda orang yang Bakhil? Bila nama rasulullah disebut tidak baca sholawat. Doa terhijab tidak sampai kepada Allah? bila seorang hamba berdoa hajat dan keperluan tapi lupa baca sholawat.
Setelah beristighfar. memuji-muji Allah. sertakan sholawat rasul di 3 tempat: di awal. dipertengahan. diakhir doamu.
Tahukah anda mengapa Allah menangguhkan pemberian rejeki? Asbab banyaknya dosa2 yg kita lakukan
Mintalah ampunan kpd Allah. (Rasulullah memohon ampun 70x setiap hari) Dan mintalah ampunan Allah untuk muslimin muslimat (org2 sholeh) yg sdh wafat mendahului kita. Fadhilahnya Allah mengampuni dosa2 kita. Diaamiinkan malaikat
Ok begitu saja dulu. Siapa yang mengamalkan akan mendapatkan efek samping berupa Duit. Saya berikan Amalan wirid ini kepada pengunjung blog untuk mengamalkannya. Semoga bermanfaat dunia akherat.
Allahumma Aamiin
Mayat ingin Hidup lagi
Pernah Lihat Mayat..?! uh takut..
Baru Kemarin Dia Cantik, Ganteng, Jadi Rebutan,.
Sekarang, Meskipun Masih Cantik Masih Ganteng Tetapi Tak Ada Yang Sudi Mendekatinya, Apalagi Memilikinya..!
Baru Kemarin Dia Memikat, Mempesona Dan Menarik Simpati,.
Tetapi Sekarang, Orang Yang Paling Dekat Hendak Pendamkan Jasadnya ke Dalam Tanah Secepatnya,.!
Baru Kemarin Dia Selalu Dinanti Nanti, Ditunggu Tunggu..
Sekarang Keluarga Pun Tak Mau Dia Ada Dirumah Lama Lama.
Baru Kemarin Dia Lincah, Gagah dan Perkasa,.
Tetapi Sekarang, Mengedipkan Mata Pun Dia Tak Sanggup..!
Baru Kemarin Dia Beli Pakaian Model Terbaru..
Sekarang Dia Pake Pakaian Model Lama, Model Zaman Nabi Nabi..!
Baru Kemarin Dia Beli Parfum Kwalitas Import.
Sekarang Tubuhnya Wangi Pandan dan Kapur Barus..!
Baru Kemarin Dia Luluran diSalon Langganan.
Sekarang Dia Luluran Dengan Tanah..!
Baru Kemarin Dia Selesaikan Cicilan Kendaraan Baru Milik Pribadi..
Sekarang Dia Pake Kendaraan Jadul, Inventaris Masjid..!
Baru Kemarin Dia Makan Enak Direstoran Mewah.
Sekarang Dia Yang Jadi Makanan Enak Para Cacing, Ulat, Kecoa Dan Lain Lain..
Baru Kemarin Dia Beli Lampu Kamar 24watt.
Kini Dia Dalam Ruang Gelap 24jam..!
Baru Kemarin Surat Rumahnya Kelar.
Kini Dia Tinggal DiLubang Tanah..!
Baru Kemarin Dia Minum Jamu Awet Muda,.
Kini Daging Ditubuhnya Meleleh..!
“APA YANG KINI DIA HARAPKAN?”
Baru Kemarin Dia Tidur Lelap Ketika Adzan Subuh.
Sekarang Dia Sangat Berharap Agar Dapat Bangun Shalat Tahajud Meski Sekali Saja.
Baru Kemarin Dia Lantang Menentang Dakwah Agama..
Saat Ini Dia Sangat Berharap Ada Yang Ajak Dia Amalkan Agama.
Baru Kemarin Dia Abaikan Takaza Tambah Masa Tambah Korban..
Sekarang Dia Sangat Berharap Ada yang Tasykeel Gerak Seumur Hidup..!!
Niat Islah Diri Dijalan Allah Ta’alaa,.
Insyaallah 10% dari Waktu Hidup.
copas dari stts Da’i yg risaunya tinggi.. semoga bermanfaat naikkan jazbah
Ketika Tentara Korsel Berbondong-Bondong Kembali ke Islam
Bukan rahasia umum lagi jika Korea Selatan merupakan salah satu negara di Asia dengan tingkat penginjilan yang paling aktif di dunia. Namun hidayah memang dapat datang kapan saja dan di mana saja. Dan itu terjadi ketika puluhan tentara Negeri Ginseng tersebut pulang dari medan tugas di Irak.
Tentara Korsel diketahui tergabung dengan ‘Unit Zaitun’ dan ditempatkan di Irbil, Irak bagian utara. Di sini mereka berinteraksi dengan warga Irak yang mayoritas memeluk Islam. Dalam interaksi ini mereka melihat dan mengamati bagaimana Islam bisa menjadi pedoman hidup yang benar-benar menyentuh hati dan sesuai dengan fitrah manusia. Maka mereka pun mulai mempelajari Islam dengan membaca kitab suci al-Qur’an dan banyak bertanya dengan para pemuka agama Islam setempat.
Para tentara Korsel ini mulai tersadar dan kembali ke fitrah manusia, yaitu Islam. Letnan Son Hyeon-ju sendiri mengaku kembali ke Islam pada tahun 2004 silam. “Saya menjadi Muslim karena saya bisa merasakan jika Islam lebih humanis dan damai,” ujar Letnan Son Hyeon-ju menyebut angka 37 tentara yang menjadi mualaf dikutip dari The Chosunilbo (15/1).
Son Hyeon-jun, yang merupakan anggota Pasukan Elit Brigade ke-11, serta teman-temannya itu telah bertugas di Ibril, Irak bagian utara. Di sanalah mereka mulai mengenal Islam.
Dan ketika kembali ke negaranya, bertepatan dengan hari Jumat, 37 tentara Korea Selatan itu bersyahadat di Masjid Hannam-dong, Seoul. Sebelum mengucap Syahadat, mereka berwudu. Setelah itu bersyahadat dengan dibimbing imam masjid dan disaksikan jamaah salat Jumat.
Saat membaca Syahadat, para tentara itu berdiri sejajar dalam garis lurus, untuk melambangkan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah. Mereka sungguh lancar mengucap Syahadat dalam bahasa Arab
Selasa, 13 Januari 2015
Anak Singa yang Salah Jalan
Tersebutlah seekor anak singa yang sejak bayi dipelihara oleh sekawanan kambing yang tinggal di padang rumput di pinggir hutan, sehingga sampai bertahun-tahun kehidupannya, anak singa itu menganggap dirinya adalah seekor kambing pula.
Ketika kawan-kawan kambingnya mulai beranjak dewasa mulailah tumbuh tanduk di kepala mereka. Sedangkan di kepala anak singa itu sama sekali tidak ada tanda-tanda akan tumbuh tanduk (tentu saja!). Hal itu membuat anak singa tersebut menjadi sangat sedih, karena ia menjadi bahan permainan. Ia diejek penakut, lemah, bodoh dan ditanduk ke sana kemari oleh kawan-kawannya. Iapun dianggap menjadi beban keluarga, karena sulit untuk memakan rumput dan dedaunan, sehingga tubuhnya semakin lama semakin kurus.
Pada suatu hari, lewatlah seekor singa jantan di dekat padang rumput itu. Begitu melihat ada kawanan kambing, singa itu langsung berlari memburu mereka. Kambing-kambing itu berlari lintang pukang ketakutan, sehingga terjadilah kejar-mengejar yang cukup lama.
Akhirnya singa jantan dewasa itu mengetahui ada sesuatu yang aneh. Ia melihat seekor singa muda ikut berlari di tengah-tengah kawanan kambing. Bukannya menburu kambing, tetapi singa muda itu lari ketakutan mengindari dirinya, persis sama dengan kelakuan kambing-kambing itu.
Singa jantan dewasa itu memutuskan untuk menangkap singa muda itu, membawanya ke sarangnya dan memberi daging segar untuk makanannya. Semula singa muda itu ketakutan, tetapi lama kelamaan singa muda itu sadar, bahwa ia cocok dan suka makan daging, dan itu berarti ia adalah seekor kambing yang aneh.
Cukup lama proses yang diperlukan oleh singa dewasa itu untuk menyadarkan singa muda itu bahwa dirinya bukanlah kambing, bahkan kambing-kambing itu sama sekali bukanlah tandingannya, karena mereka adalah makanan bagi singa.
Singa dewasa itu juga mengajari singa muda itu cara-cara mengaum, mencakar, menggigit dan berbagai jurus sakti laiinya yang diperlukan untuk berburu. Dan setelah dianggap cukup, singa muda itu diantar untuk berburu kambing di padang rumput tempat bermainnya dulu.
Teman-teman sepermainannya terperanjat dengan kedatangannya, tetapi sikap mereka masih tetap meremehkan dan menganggap singa muda itu sebagai anak bodoh, lemah dan penakut seperti dulu. Sebagian dari mereka mulai berancang-ancang untuk menanduknya.
Tetapi apa yang terjadi? Singa muda itu kemudian mengaum dengan auman yang menggetarkan hutan, dan membuat seluruh penghuni padang rumput berlari ketakutan. Tinggallah singa muda itu berdiri sendirian dengan penuh wibawa di tengah padang rumput. Dan secara perlahan ia bergerak menakutkan ke arah larinya kawanan kambing.
Senin, 12 Januari 2015
Alasan Tidak Mengamalkan Agama
Ada orang kaya mengadu pada Allah tidak bisa mengamalkan agama dengan alasan karena disibukkan oleh kekayaannya. Lalu Allah berkata, “HambaKu Sulaiman AS lebih kaya dan lebih sibuk dari kamu, tetapi kekayaan dan kesibukkannya tidak membuat dia lalai dari perintahKu.”
Ada orang sakit yang mengadu pada Allah tidak dapat mengamalkan agama dengan alasan karena kesehatannya tidak memungkinkan. Lalu Allah berkata, “HambaKu Nabi Ayub AS lebih sakit darimu dan lebih parah penyakitnya dibandingkan dirimu tetapi penyakitnya tidak melalaikannya dari mengingatKu.”
Ada orang yang semasa hidupnya menjadi budak (bahasa modernnya pembantu atau karyawan ) mengadu kepada Allah tidak dapat mengamalkan agama karena tidak bebas melakukan sesuatu. Lalu Allah berfirman, “Hambaku Yusuf AS juga pernah menjadi budak, namun keadaannya tidak melalaikan dia dari beribadah kepadaKu.”
Ada orang yang mengadu kepada Allah tidak dapat mengamalkan agama dengan alasan karena kemiskinannya. Lalu Allah Ta’ala berfirman, “Hambaku Isa AS lebih miskin darimu dan lebih susah kehidupannya, tetapi kemiskinan dan kesusahan yang dialaminya tidak melalaikannya dari beribadah kepadaKu.”
Mau lari kemana kita ini?
Lari kpd Allah …
Kekayaan bukanlah kemuliaan
Kemiskinan bukanlah kehinaan
Namun itu semua hanyalah satu ujian
Orang yang merasa mulia dengan harta adalah orang yang rusak iman nya
Orang yang merasa hina dengan kemiskinan juga orang yang rusak iman nya
Kemuliaan hanya dalam ketaqwaan.
Siapa yang bertaqwa dia mulia
Siapa yang tidak bertaqwa dia hina
DAKWAH UNTUK DIRI KITA
Begitu dalam diri sebagian manusia terdapat suatu penyakit, yaitu orang yang memberi nasihat agama, ceramah, tulisan, ta’lim atau tabligh kepada orang lain, maka yang terpikir olehnya adalah orang lain, sedangkan dirinya sendiri terlupakan.
Padahal, meskipun bertabligh kepada orang lain itu sangat penting, tetapi yang lebih penting adalah memperbaiki diri sendiri. Banyak peristiwa yang menunjukkan bahwa Nabi saw. memberi peringatan keras kepada orang yang menasihati orang lain, tetapi ia sendiri melakukan kemaksiatan.
Pada malam Isra Mi’raj, Rasulullah saw. melihat sekelompok manusia yang bibirnya digunting-gunting dengan gunting api yang membara. Beliau bertanya, “Siapakah orang-orang itu?” Jibril a.s. menjawab, “Mereka adalah para mubaligh dari umatmu yang tidak mengamalkan apa yang mereka dakwahkan.” (Misykat).
Sebuah hadits lain menyebutkan, “Sebagian ahli surga akan mendatangi sebagian ahli neraka dan bertanya, “Mengapa kalian berada di neraka, padahal kami telah mengikuti ajaran-ajaranmu, sehingga kami berada di surga?” Jawab mereka, “Karena kami tidak mengamalkan apa yang kami sampaikan kepada orang lain.”
Hadits lain berbunyi, “Adzab Allah akan lebih cepat diturunkan ke atas ulama yang jahat.” Mereka sangat terkejut dan bertanya, “Mengapa adzab Allah lebih dahulu menimpa kami daripada menimpa para penyembah berhala?” Dijawab, “Orang-orang berilmu yang berbuat maksiat tidak mungkin disamakan dengan orang yang tidak berilmu yang berbuat maksiat.”
Alim ulama yang mukhlis menulis bahwa nasihat-nasihat agama yang tidak diamalkan oleh orang yang memberikan nasihat tidak akan memberi manfaat kepada orang lain. Itulah sebabnya walaupun pada zaman ini setiap hari ada bermacam-macam nasihat, ceramah, majelis ta’lim, dan tulisan-tulisan, semuanya kurang berpengaruh terhadap amalan para pendengar dan pembacanya.
Allah swt. sendiri telah berfirman di dalam Al-Quran:
“Apakah kamu menyuruh manusia agar berbuat kebaikan sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab. Maka tidakkah kamu berpikir?” (Q.s. Al-Baqarah: 44).
Rasulullah saw. bersabda:
“Tidak dapat bergeser kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sehingga ia ditanya empat perkara: Tentang umurnya, untuk apa ia habiskan? Tentang masa mudanya, untuk apa ia gunakan? Tentang hartanya, dari mana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan? Dan tentang ilmunya, apakah ia mengamalkannya.” (Bazzar, Thabrani – At-Targhib).
Abu Darda r.a., seorang sahabat yang terkenal, berkata, “Yang paling aku takuti ialah pertanyaan yang akan ditanyakan kepadaku pada hari Kiamat di depan seluruh manusia, yaitu: Apakah kamu telah mengamalkan ilmu-ilmu yang kamu miliki?”
Seorang sahabat bertanya kepada Nabi saw., “Siapakah makhluk yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Jangan bertanya kepadaku mengenai hal-hal buruk, bertanyalah mengenai yang baik. Makhluk yang paling buruk adalah ulama yang jahat.”
Dalam sabda beliau lainnya, “Ilmu itu ada dua macam, pertama ilmu yang hanya ada dalam ucapan, ini pembungkam Allah (terhadap pemiliknya) dan akan menuntut ulama tersebut.
Kedua, ilmu yang memberi kesan di dalam hati, yang akan memberi manfaat.” Maksudnya, seseorang dalam menuntut ilmu agama hendaknya tidak hanya yang bersangkutan dengan masalah lahiriyah, tetapi juga ruhaniyah, supaya berkesan di dalam hati. Kalau ilmu tidak berkesan di hati, maka Allah swt. akan menuntut pada hari Kiamat, “Apakah kamu mengamalkan ilmu yang kamu miliki?”
Masih banyak hadits lain yang menyebutkan betapa keras ancaman Allah. Oleh sebab itu, saya memohon kepada para penceramah dan mubaligh agar terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri, baik secara lahir maupun batin, dan mengamalkan apa yang telah disampaikan kepada orang lain. Jika hanya menyampaikan tetapi tidak mengamalkan, maka akan masuk dalam golongan orang-orang yang mendapat ancaman-ancaman tersebut.
Saya berdoa kepada Allah, semoga Allah mengaruniakan kepada saya taufiq untuk memperbaiki diri saya lahir dan batin, serta dapat mengamalkan a
Rabu, 07 Januari 2015
Kisah Anak Laki-Laki Harun Ar-Rasyid rah.a
Harun Ar Rasyid mempunyai seorang anak laki-laki yang berumur sekitar
16 tahun. Ia banyak duduk di majlis orang-orang zuhud dan wara’.
Dia juga sering berziarah ke pemakaman. Ketika sampai di pemakaman, ia berkata, “Ada masanya kalian tinggal di dunia ini dan sebagai tuannya. Akan tetapi ternyata dunia tidak melindungi kalian sehingga kalian sampai ke dalam kubur. Seandainya aku mengetahui apa yang menimpa kalian sekarang ini, tentu aku ingin mengetahui apa yang kalian katakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada kalian.
kemudian ia membaca syair ini:
“Pemakaman menakutkanku setiap hari. Suara tangisan dan ratapan wanita yang berduka cita membuatku sedih.”
Pada suatu hari, ia datang ke istana ayahnya, Harun Ar Rasyid. Pada waktu itu, semua menteri dan para pejabat kerajaan beserta tamu-tamu terhormat lainnyasedang berkumpul bersama raja, sedangkan anak laki-laki tersebut hanya mengenakan kain yang sangat sederhana dengan surban dikepalanya.
Ketika orang-orang istana melihat dirinya dalam keadaan seperti itu, mereka saling berkata,
“Tingkah laku anak gila ini menghina Amirul Mukminin di hadapan para bangsawan. Jika Amirul Mukminin menasehati dan mengingatkannya, mungkin ia akan berhenti dari kebiasaannya gilanya itu.”
Begitu mendengar perkataan mereka, Amirul Mukminin berkata kepada anak laki-lakinya,
“Wahai anakku sayang, engkau telah mempermalukan diriku di hadapan para bangsawan.”
Mendengar kata-kata itu, ia tidak menjawab sepatah katapun atas perkataan ayahnya, tetapi ia memanggil seekor burung yang bertengger di ruangan tersebut dan berkata,
“Demi Dzat yang menciptakanmu, terbang dan hinggaplah di atas tanganku.”
Burung itupun terbang dan hinggap di atas tangannya. Kemudian ia berkata, “Sekarang, kembalilah ke tempatmu”
Maka terbanglah burung itu lalu kembali ke tempatnya. Setelah itu ia berkata,
“Ayahku, sebenarnya kecintaanmu kepada dunia itulah yang telah menghinakan diriku. Sekarang aku telah bertekad untuk berpisah denganmu.”
Setelah berkata demikian, anak tersebut pergi meninggalkan istana. Ia pergi hanya membawa Al Quran. Ibunya memberinya sebuah cincin yang sangat mahal agar dapat digunakan pada saat memerlukan.
Ia berjalan dari istana hingga tiba di Bashrah. Ia mulai bekerja sebagai buruh. Tetapi dalam satu minggu, ia hanya bekerja selama satu hari, yakni pada hari sabtu. Hasil jerih payahnya selama sehari ia gunakan untuk keperluan hidupnya selama seminggu. Kemudian pada hari ke delapan, yakni pada hari sabtu, ia bekerja lagi.
Ia hanya menerima upah sebesar satu dirham, dan untuk keperluan setiap harinya, ia menggunakannya sebesar satu danaq (seperenam dirham). Ia tidak mau mengambil lebih atau kurang dari upah tersebut.
Kisah selanjutnya diceritakan oleh Abu Amir Bashri rah a. Ia berkata, “Ketika sebelah rumahku roboh, aku memerlukan seorang tukang batu untuk memperbaiki rumahku. Ada seseorang yang memberitahu aku bahwa ada seorang anak laki-laki yang dapat memperbaiki rumah. Maka aku segera mencarinya. Di luar kota, aku melihat seorang anak muda tampan yang sedang duduk membaca Al Quran. Di sisinya terletak sebuah tas kecil. Aku bertanya kepadanya, ‘Wahai anakku, apakah engkau mau bekerja sebagai buruh?’ Ia menjawab, ‘Mengapa tidak, kita diciptakan memang untuk bekerja. Katakan kepadaku apa yang harus aku kerjakan?’ Aku berkata, ‘Memperbaiki bangunan.’ Ia berkata, ‘Aku bersedia asalkan aku mendapat upah satu dirham dan satu danaq sehari, dan pada waktu shalat aku tidak bekerja. Aku harus mengerjakan shalat.’ Aku menerima syaratnya. Kemudian aku membawanya ke rumah dan menyuruhnya bekerja.
Ketika saat shalat Maghrib tiba, aku sangat terkejut, karena ternyata ia telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, pekerjaan yang dapat dilakukan oleh sepuluh orang. Aku memberinya upah dua dirham, akan tetapi ia tidak mau menerimanya, karena melebihi dari syarat yang telah ia ajukan. Ia hanya mau mengambil satu dirham dan satu danaq, lalu pergi. Karena merasa penasaran, pada hari berikutnya aku keluar mencarinya, tetapi ia tidak kutemukan. Aku bertanya kepada orang-orang dengan menerangkan ciri-ciri anak muda tersebut, kalau-kalau ada yang mengetahuinya. Orang-orang memberitahuku bahwa anak tersebut hanya bekerja pada hari sabtu. Selain hari tersebut, tidak ada seorang pun yang dapat menemukannya. Karena merasa puas dengan pekerjaan anak muda tersebut, aku memutuskan untuk menunda pembangunan dinding rumahku pada hari sabtu mendatang dengan meminta bantuan kepada anak muda tersebut.
Pada hari sabtu, aku mencarinya lagi dan kudapati ia sedang membaca Al Quran sebagaimana biasanya. Aku mengucapkan salam kepadanya dan menanyakan apakah ia bersedia bekerja lagi di tempatku dengan syarat yang sama dengan hari sabtu yang lalu. Ia berangkat bersamaku dan mulai mengerjakan dinding rumahku lagi.
Aku masih merasa sangat penasaran dengan pekerjaan anak muda tersebut, bagaimana mungkin ia mampu mengerjakan sendiri sebuah pekerjaan yang biasa dilakukan oleh sepuluh orang pekerja. Maka, ketika ia mengerjakan pekerjaannya, dengan diam-diam aku mengintipnya.
Betapa terkejutnya ketika aku melihat apa yang dilakukannya. Ketika ia mengaduk semen dan meletakkannya di dinding, batu-batu itu menyatu dengan sendirinya.
Maka aku sadar dan yakin bahwa anak muda tersebut bukanlah pemuda biasa, akan tetapi seorang kekasih Allah. Sebagaimana hamba-hamba-Nya yang khusus, dalam melakukan pekerjaannya, pemuda tersebut selalu mendapat bantuan dari Allah secara ghaib.
Pada sore harinya aku hendak memberinya upah sebesar tiga dirham, akan tetapi ia tidak mau menerimanya. Ia hanya mengambil satu dirham dan satu danaq, kemudian pergi.
Aku menunggunya lagi selama seminggu. Dan pada hari sabtu, aku keluar mencarinya. Akan tetapi aku tidak menemukannya. Aku memperoleh berita dari seseorang yang mengatakan bahwa pemuda tersebut sedang sakit. Tiga hari lamanya ia jatuh sakit.
Kemudian aku minta tolong kepada seseorang untuk mengantarkan aku ke tempat pemuda yang sedang menderita sakit itu. Sesampainya di tempat tinggalnya, ternyata pemuda itu tengah berbaring tak sadarkan diri di atas tanah, kepalanya berbantalkan separuh potongan batu bata. Ketika aku memberi salam padanya, ia tidak menjawab. Maka aku mengucapkan salam sekali lagi. Ia membuka matanya sedikit dan mengenaliku. Aku segera mengangkat kepalanya dari batu bata itu dan meletakkannya di atas pangkuanku.
Tetapi ia menarik kepalanya dan membaca beberapa bait syair, dua di antaranya adalah :
Wahai kawanku, janganlah engkau terperdaya oleh kenikmatan dunia. Karena hidupmu akan berlalu. Kemewahan hanyalah untuk sekejap mata. Dan apabila engkau mengusung jenazah ke pemakaman, ingatlah suatu hari engkau pun akan diusung ke pemakaman.
Setelah mengucapkan syair tersebut, ia berkata, “Wahai Abu Amir, jika ruhku telah keluar dari tubuhku, mandikanlah aku, dan kafanilah aku dengan pakaian ini. Aku menyahut, “Wahai sayang, aku tidak keberatan membelikan kain kafan yang baru untukmu.”
Ia menjawab, “Orang yang masih hidup lebih memerlukan pakaian yang baru daripada orang yang meninggal (sama dengan ucapan Abu Bakar Ash Shiddiq ra ketika hendak meninggal dunia). Anak itu menambahkan, “Kain kafan yang baru ataupun using akan segera membusuk. Apa yang tinggal bersama seseorang setelah kematiannya hanyalah amal perbuatannya. Berikanlah sarung dan cerekku ini kepada penggali kubur sebagai upahnya.
Al Quran dan cincin ini tolong sampaikan langsung kepada Khalifah Harun Ar Rasyid dan sampaikan kepadanya pesanku,
“Wahai ayah, jangan sampai engkau meninggal dalam keadaan lalai dan tertipu oleh dunia.”
Dengan keluarnya kata-kata tersebut dari bibirnya, pemuda itu pun meninggal dunia. Dan pada saat itulah aku menyadari bahwa ternyata ia adalah seorang pangeran, putra mahkota.
Setelah putra mahkota itu meniggal dunia, aku pun memandikannya, mengkafaninya, dan memakamkannya sesuai dengan wasiatnya. Kedua benda berupa sarung dan cerek aku berikan kepada penggali kubur.
Kemudian aku pergi ke Baghdad dengan membawa Al Quran dan cincin untuk aku serahkan kepada Khalifah Harun Ar Rasyid. Sungguh aku sangat beruntung, ketika aku sampai di pintu gerbang istana khalifah, pasukan raja sedang keluar dari istana khalifah. Aku pun berdiri di tempat yang tinggi. Mula-mula keluar pasukan berkuda yang sangat besar, yakni berjumlah 1000 tentara. Setelah itu keluar lagi sepuluh pasukan berkuda, masing-masing pasukan berjumlah 1000 tentara. Amirul Mukminin sendiri berada di dalam pasukan yang kesepuluh.
Dengan kerasnya aku berseru, “Wahai Amirul Mukminin, demi kekerabatanmu dengan Rasulullah saw, berhentilah sebentar!” Mendengar suaraku itu, ia melihat kepadaku. Maka dengan cepat aku maju kea rah Amirul Mukminin dan berkata, “Ini adalah titipan seorang laki-laki asing kepadaku. Ia berwasiat agar aku menyampaikan dua macam benda ini langsung kepada engkau.”
Begitu melihatnya, raja pun mengenalinya dan menundukkan kepala sesaat. Air matanya mengalir dari kedua matanya. Kemudian khalifah menyuruh pengurus istana untuk mengantarku ke istana.
Setelah khalifah kembali pada sore harinya, khalifah memerintahkan pengurus istana untuk menutup semua tabir istana dan berkata kepada penjaga pintu, “Panggil orang itu, walaupun ia akan membengkitkan kembali kesedihanku.” Penjaga pintu dating kepadaku dan berkata, ‘Amirul Mukminin memanggilmu. Tetapi ingat, Amirul Mukminin sedang berduka. Jika engkau ingin menyampaikan sesuatu dalam sepuluh kata, cobalah disampaikan dalam lima kata saja.’ Setelah berkata demikian, ia membawaku menemui Amirul Mukminin. Pada waktu itu Amirul Mukminin duduk seorang diri.
Ia berkata kepadaku, ‘Mendekatlah kepadaku.’ Aku pun duduk di dekat khalifah. Lalu khalifah berkata, ‘Apakah engkau mengenal anakku?’ Aku menjawab, ‘Betul, aku mengenalnya.’ Khalifah bertanya, ‘Pekerjaan apakah yang ia lakukan?’ Aku menjawab, ‘Ia bekerja sebagai tukang batu.’ Khalifah bertanya, ‘Apakah engkau juga pernah mempekerjakannya sebagai tukang batu?’ Aku menjawab, ‘Ya, pernah.’ Khalifah bertanya lagi, ‘Apakah engkau tidak tahu bahwa ia masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah saw?’ (Harun Ar Rasyid adalah keturunan Abbas ra, paman Nabi Muhammad saw). Aku berkata, ‘Amirul Mukminin, terlebih dahulu aku memohon ampunan dari Allah SWT, setelah itu aku memohon maaf kepadamu. Pada waktu itu aku belum mengetahui kalau ia masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah saw. Aku baru mengetahuinya ketika ia hendak meninggal dunia.’ Khalifah bertanya, ‘Apakah engkau memandikannya dengan tanganmu sendiri?’ Aku menjawab, ‘Benar.
Khalifah berkata, ‘Ulurkan tanganmu!’ Ia menarik tanganku, kemudian menempelkan di dadanya dambil membaca beberapa syair yang artinya:
“Wahai engkau yang menjauh dariku, Hatiku larut dalam kesedihan karenamu. Mataku mencucurkan air mata penderitaan. Wahai engkau yang jauh kuburnya. Terlalu jauh, tetapi kesedihanmu lebih dekat di hatiku. Benar, kematian itu membingungkan kesenangan yang tertinggi di dunia.
Wahai anakku yang menjauh dariku
Engkau bagai bulan purnama yang tergantung di atas dahan perak
Bulan telah menetap di kubur
Sedang dahan perak menjadi debu
Setelah melantunkan syair di atas, Harun Ar Rasyid ingin pergi ke Bashrah untuk menziarahi makam anaknya. Abu Amir pun menyertainya. Begitu sampai di makam anaknya, Harun Ar Rasyid membaca beberapa bait syair yang artinya sebagai berikut:
Wahai musafir kealam yang tidak diketahui
Engkau takkan kembali ke rumah
Maut dengan cepat telah merenggutmu pada awal masa remajamu
Wahai penyejuk mataku, engkaulah pelipur laraku
Kediaman hatiku di kesunyian
Engkau telah merasakan racun kematian
Yang seharusnya ayahmulah yang meminumnya di usia tua
Sungguh, setiap orang akan merasakan kematian
Apakah ia seorang pengembara, atau seorang penduduk kota
Segala puji bagi Allah Yang Esa, Yang tidak mempunyai sekutu
Karena ini adalah bukti keputusan-Nya
Abu Amir rah a berkata, “Pada malam harinya, ketika aku telah menyelesaikan wirid-wiridku, aku tertidur. Dalam tidurku, aku bermimpi melihat sebuah istana yang berkubah dari nur, yang di atasnya terdapat awan dari nur yang menaunginya. Kemudian awan itu hilang, dan anak itu memanggilku sambil berkata,
‘Wahai Abu Amir, semoga Allah memberimu balasan yang lebih baik karena engkau telah memandikan, mengkafani, memekamkan aku, dan telah menunaikan semua wasiatku. Aku bertanya kepadanya, ‘Wahai kekasihku, bagaimana keadaanmu, apa yang engkau alami?’ Ia berkata, ‘Aku telah sampai ke hadapan Tuhan Yang Maha Pemurah dan Dia sangat ridha kepadaku.’
Al Malik telah memberi tahu kepadaku bahwa aku memdapatkan sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata manusia, tidak pernah terdengar oleh telinga manusia, dan akal tidak dapat memikirkannya.
Kemudian ruh pemuda tersebut berkata kepadaku dalam mimpiku, “Allah SWT telah berjanji kepadaku, Dia bersumpah dengan keagungan-Nya bahwa Dia akan menganugerahkan kenikmatan, kehormatan, dan karunia semacam itu kepada semua hamba-Nya yang keluar dari dunia seperti aku.’
Penulis kitab Raudh mengatakan bahwa ia juga mendapatkan cerita yang sama secara keseluruhan dari sanad yang lain. Di dalamnya juga diterangkan bahwa seseorang bertanya kepada Harun Ar Rasyid mengenai keadaan anak itu. Ia menjawab, ‘Anakku lahir sebelum aku menjadi raja. Ia mendapat didikan adab yang sangat baik, ia telah belajar Al Quran dan ilmu-ilmu lain. Ketika aku menjadi raja, ia pergi meninggalkan aku. Ia tidak pernah mengambil manfaat dari duniaku. Ketika ia hendak pergi, akulah yang berkata kepada ibunya agar ia diberi sebuah cincin mutiara yang sangat indah dan mahal harganya. Akan tetapi ia tidak pernah menggunakannya, bahkan ketika menjelang wafat, ia mengembalikannya. Anak ini sangat patuh kepada ibunya.” (raudh kitab)
(tercatat juga dalam kitab fadhilah amal syaikh maulana zakariya. rah.a).
Dia juga sering berziarah ke pemakaman. Ketika sampai di pemakaman, ia berkata, “Ada masanya kalian tinggal di dunia ini dan sebagai tuannya. Akan tetapi ternyata dunia tidak melindungi kalian sehingga kalian sampai ke dalam kubur. Seandainya aku mengetahui apa yang menimpa kalian sekarang ini, tentu aku ingin mengetahui apa yang kalian katakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada kalian.
kemudian ia membaca syair ini:
“Pemakaman menakutkanku setiap hari. Suara tangisan dan ratapan wanita yang berduka cita membuatku sedih.”
Pada suatu hari, ia datang ke istana ayahnya, Harun Ar Rasyid. Pada waktu itu, semua menteri dan para pejabat kerajaan beserta tamu-tamu terhormat lainnyasedang berkumpul bersama raja, sedangkan anak laki-laki tersebut hanya mengenakan kain yang sangat sederhana dengan surban dikepalanya.
Ketika orang-orang istana melihat dirinya dalam keadaan seperti itu, mereka saling berkata,
“Tingkah laku anak gila ini menghina Amirul Mukminin di hadapan para bangsawan. Jika Amirul Mukminin menasehati dan mengingatkannya, mungkin ia akan berhenti dari kebiasaannya gilanya itu.”
Begitu mendengar perkataan mereka, Amirul Mukminin berkata kepada anak laki-lakinya,
“Wahai anakku sayang, engkau telah mempermalukan diriku di hadapan para bangsawan.”
Mendengar kata-kata itu, ia tidak menjawab sepatah katapun atas perkataan ayahnya, tetapi ia memanggil seekor burung yang bertengger di ruangan tersebut dan berkata,
“Demi Dzat yang menciptakanmu, terbang dan hinggaplah di atas tanganku.”
Burung itupun terbang dan hinggap di atas tangannya. Kemudian ia berkata, “Sekarang, kembalilah ke tempatmu”
Maka terbanglah burung itu lalu kembali ke tempatnya. Setelah itu ia berkata,
“Ayahku, sebenarnya kecintaanmu kepada dunia itulah yang telah menghinakan diriku. Sekarang aku telah bertekad untuk berpisah denganmu.”
Setelah berkata demikian, anak tersebut pergi meninggalkan istana. Ia pergi hanya membawa Al Quran. Ibunya memberinya sebuah cincin yang sangat mahal agar dapat digunakan pada saat memerlukan.
Ia berjalan dari istana hingga tiba di Bashrah. Ia mulai bekerja sebagai buruh. Tetapi dalam satu minggu, ia hanya bekerja selama satu hari, yakni pada hari sabtu. Hasil jerih payahnya selama sehari ia gunakan untuk keperluan hidupnya selama seminggu. Kemudian pada hari ke delapan, yakni pada hari sabtu, ia bekerja lagi.
Ia hanya menerima upah sebesar satu dirham, dan untuk keperluan setiap harinya, ia menggunakannya sebesar satu danaq (seperenam dirham). Ia tidak mau mengambil lebih atau kurang dari upah tersebut.
Kisah selanjutnya diceritakan oleh Abu Amir Bashri rah a. Ia berkata, “Ketika sebelah rumahku roboh, aku memerlukan seorang tukang batu untuk memperbaiki rumahku. Ada seseorang yang memberitahu aku bahwa ada seorang anak laki-laki yang dapat memperbaiki rumah. Maka aku segera mencarinya. Di luar kota, aku melihat seorang anak muda tampan yang sedang duduk membaca Al Quran. Di sisinya terletak sebuah tas kecil. Aku bertanya kepadanya, ‘Wahai anakku, apakah engkau mau bekerja sebagai buruh?’ Ia menjawab, ‘Mengapa tidak, kita diciptakan memang untuk bekerja. Katakan kepadaku apa yang harus aku kerjakan?’ Aku berkata, ‘Memperbaiki bangunan.’ Ia berkata, ‘Aku bersedia asalkan aku mendapat upah satu dirham dan satu danaq sehari, dan pada waktu shalat aku tidak bekerja. Aku harus mengerjakan shalat.’ Aku menerima syaratnya. Kemudian aku membawanya ke rumah dan menyuruhnya bekerja.
Ketika saat shalat Maghrib tiba, aku sangat terkejut, karena ternyata ia telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, pekerjaan yang dapat dilakukan oleh sepuluh orang. Aku memberinya upah dua dirham, akan tetapi ia tidak mau menerimanya, karena melebihi dari syarat yang telah ia ajukan. Ia hanya mau mengambil satu dirham dan satu danaq, lalu pergi. Karena merasa penasaran, pada hari berikutnya aku keluar mencarinya, tetapi ia tidak kutemukan. Aku bertanya kepada orang-orang dengan menerangkan ciri-ciri anak muda tersebut, kalau-kalau ada yang mengetahuinya. Orang-orang memberitahuku bahwa anak tersebut hanya bekerja pada hari sabtu. Selain hari tersebut, tidak ada seorang pun yang dapat menemukannya. Karena merasa puas dengan pekerjaan anak muda tersebut, aku memutuskan untuk menunda pembangunan dinding rumahku pada hari sabtu mendatang dengan meminta bantuan kepada anak muda tersebut.
Pada hari sabtu, aku mencarinya lagi dan kudapati ia sedang membaca Al Quran sebagaimana biasanya. Aku mengucapkan salam kepadanya dan menanyakan apakah ia bersedia bekerja lagi di tempatku dengan syarat yang sama dengan hari sabtu yang lalu. Ia berangkat bersamaku dan mulai mengerjakan dinding rumahku lagi.
Aku masih merasa sangat penasaran dengan pekerjaan anak muda tersebut, bagaimana mungkin ia mampu mengerjakan sendiri sebuah pekerjaan yang biasa dilakukan oleh sepuluh orang pekerja. Maka, ketika ia mengerjakan pekerjaannya, dengan diam-diam aku mengintipnya.
Betapa terkejutnya ketika aku melihat apa yang dilakukannya. Ketika ia mengaduk semen dan meletakkannya di dinding, batu-batu itu menyatu dengan sendirinya.
Maka aku sadar dan yakin bahwa anak muda tersebut bukanlah pemuda biasa, akan tetapi seorang kekasih Allah. Sebagaimana hamba-hamba-Nya yang khusus, dalam melakukan pekerjaannya, pemuda tersebut selalu mendapat bantuan dari Allah secara ghaib.
Pada sore harinya aku hendak memberinya upah sebesar tiga dirham, akan tetapi ia tidak mau menerimanya. Ia hanya mengambil satu dirham dan satu danaq, kemudian pergi.
Aku menunggunya lagi selama seminggu. Dan pada hari sabtu, aku keluar mencarinya. Akan tetapi aku tidak menemukannya. Aku memperoleh berita dari seseorang yang mengatakan bahwa pemuda tersebut sedang sakit. Tiga hari lamanya ia jatuh sakit.
Kemudian aku minta tolong kepada seseorang untuk mengantarkan aku ke tempat pemuda yang sedang menderita sakit itu. Sesampainya di tempat tinggalnya, ternyata pemuda itu tengah berbaring tak sadarkan diri di atas tanah, kepalanya berbantalkan separuh potongan batu bata. Ketika aku memberi salam padanya, ia tidak menjawab. Maka aku mengucapkan salam sekali lagi. Ia membuka matanya sedikit dan mengenaliku. Aku segera mengangkat kepalanya dari batu bata itu dan meletakkannya di atas pangkuanku.
Tetapi ia menarik kepalanya dan membaca beberapa bait syair, dua di antaranya adalah :
Wahai kawanku, janganlah engkau terperdaya oleh kenikmatan dunia. Karena hidupmu akan berlalu. Kemewahan hanyalah untuk sekejap mata. Dan apabila engkau mengusung jenazah ke pemakaman, ingatlah suatu hari engkau pun akan diusung ke pemakaman.
Setelah mengucapkan syair tersebut, ia berkata, “Wahai Abu Amir, jika ruhku telah keluar dari tubuhku, mandikanlah aku, dan kafanilah aku dengan pakaian ini. Aku menyahut, “Wahai sayang, aku tidak keberatan membelikan kain kafan yang baru untukmu.”
Ia menjawab, “Orang yang masih hidup lebih memerlukan pakaian yang baru daripada orang yang meninggal (sama dengan ucapan Abu Bakar Ash Shiddiq ra ketika hendak meninggal dunia). Anak itu menambahkan, “Kain kafan yang baru ataupun using akan segera membusuk. Apa yang tinggal bersama seseorang setelah kematiannya hanyalah amal perbuatannya. Berikanlah sarung dan cerekku ini kepada penggali kubur sebagai upahnya.
Al Quran dan cincin ini tolong sampaikan langsung kepada Khalifah Harun Ar Rasyid dan sampaikan kepadanya pesanku,
“Wahai ayah, jangan sampai engkau meninggal dalam keadaan lalai dan tertipu oleh dunia.”
Dengan keluarnya kata-kata tersebut dari bibirnya, pemuda itu pun meninggal dunia. Dan pada saat itulah aku menyadari bahwa ternyata ia adalah seorang pangeran, putra mahkota.
Setelah putra mahkota itu meniggal dunia, aku pun memandikannya, mengkafaninya, dan memakamkannya sesuai dengan wasiatnya. Kedua benda berupa sarung dan cerek aku berikan kepada penggali kubur.
Kemudian aku pergi ke Baghdad dengan membawa Al Quran dan cincin untuk aku serahkan kepada Khalifah Harun Ar Rasyid. Sungguh aku sangat beruntung, ketika aku sampai di pintu gerbang istana khalifah, pasukan raja sedang keluar dari istana khalifah. Aku pun berdiri di tempat yang tinggi. Mula-mula keluar pasukan berkuda yang sangat besar, yakni berjumlah 1000 tentara. Setelah itu keluar lagi sepuluh pasukan berkuda, masing-masing pasukan berjumlah 1000 tentara. Amirul Mukminin sendiri berada di dalam pasukan yang kesepuluh.
Dengan kerasnya aku berseru, “Wahai Amirul Mukminin, demi kekerabatanmu dengan Rasulullah saw, berhentilah sebentar!” Mendengar suaraku itu, ia melihat kepadaku. Maka dengan cepat aku maju kea rah Amirul Mukminin dan berkata, “Ini adalah titipan seorang laki-laki asing kepadaku. Ia berwasiat agar aku menyampaikan dua macam benda ini langsung kepada engkau.”
Begitu melihatnya, raja pun mengenalinya dan menundukkan kepala sesaat. Air matanya mengalir dari kedua matanya. Kemudian khalifah menyuruh pengurus istana untuk mengantarku ke istana.
Setelah khalifah kembali pada sore harinya, khalifah memerintahkan pengurus istana untuk menutup semua tabir istana dan berkata kepada penjaga pintu, “Panggil orang itu, walaupun ia akan membengkitkan kembali kesedihanku.” Penjaga pintu dating kepadaku dan berkata, ‘Amirul Mukminin memanggilmu. Tetapi ingat, Amirul Mukminin sedang berduka. Jika engkau ingin menyampaikan sesuatu dalam sepuluh kata, cobalah disampaikan dalam lima kata saja.’ Setelah berkata demikian, ia membawaku menemui Amirul Mukminin. Pada waktu itu Amirul Mukminin duduk seorang diri.
Ia berkata kepadaku, ‘Mendekatlah kepadaku.’ Aku pun duduk di dekat khalifah. Lalu khalifah berkata, ‘Apakah engkau mengenal anakku?’ Aku menjawab, ‘Betul, aku mengenalnya.’ Khalifah bertanya, ‘Pekerjaan apakah yang ia lakukan?’ Aku menjawab, ‘Ia bekerja sebagai tukang batu.’ Khalifah bertanya, ‘Apakah engkau juga pernah mempekerjakannya sebagai tukang batu?’ Aku menjawab, ‘Ya, pernah.’ Khalifah bertanya lagi, ‘Apakah engkau tidak tahu bahwa ia masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah saw?’ (Harun Ar Rasyid adalah keturunan Abbas ra, paman Nabi Muhammad saw). Aku berkata, ‘Amirul Mukminin, terlebih dahulu aku memohon ampunan dari Allah SWT, setelah itu aku memohon maaf kepadamu. Pada waktu itu aku belum mengetahui kalau ia masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah saw. Aku baru mengetahuinya ketika ia hendak meninggal dunia.’ Khalifah bertanya, ‘Apakah engkau memandikannya dengan tanganmu sendiri?’ Aku menjawab, ‘Benar.
Khalifah berkata, ‘Ulurkan tanganmu!’ Ia menarik tanganku, kemudian menempelkan di dadanya dambil membaca beberapa syair yang artinya:
“Wahai engkau yang menjauh dariku, Hatiku larut dalam kesedihan karenamu. Mataku mencucurkan air mata penderitaan. Wahai engkau yang jauh kuburnya. Terlalu jauh, tetapi kesedihanmu lebih dekat di hatiku. Benar, kematian itu membingungkan kesenangan yang tertinggi di dunia.
Wahai anakku yang menjauh dariku
Engkau bagai bulan purnama yang tergantung di atas dahan perak
Bulan telah menetap di kubur
Sedang dahan perak menjadi debu
Setelah melantunkan syair di atas, Harun Ar Rasyid ingin pergi ke Bashrah untuk menziarahi makam anaknya. Abu Amir pun menyertainya. Begitu sampai di makam anaknya, Harun Ar Rasyid membaca beberapa bait syair yang artinya sebagai berikut:
Wahai musafir kealam yang tidak diketahui
Engkau takkan kembali ke rumah
Maut dengan cepat telah merenggutmu pada awal masa remajamu
Wahai penyejuk mataku, engkaulah pelipur laraku
Kediaman hatiku di kesunyian
Engkau telah merasakan racun kematian
Yang seharusnya ayahmulah yang meminumnya di usia tua
Sungguh, setiap orang akan merasakan kematian
Apakah ia seorang pengembara, atau seorang penduduk kota
Segala puji bagi Allah Yang Esa, Yang tidak mempunyai sekutu
Karena ini adalah bukti keputusan-Nya
Abu Amir rah a berkata, “Pada malam harinya, ketika aku telah menyelesaikan wirid-wiridku, aku tertidur. Dalam tidurku, aku bermimpi melihat sebuah istana yang berkubah dari nur, yang di atasnya terdapat awan dari nur yang menaunginya. Kemudian awan itu hilang, dan anak itu memanggilku sambil berkata,
‘Wahai Abu Amir, semoga Allah memberimu balasan yang lebih baik karena engkau telah memandikan, mengkafani, memekamkan aku, dan telah menunaikan semua wasiatku. Aku bertanya kepadanya, ‘Wahai kekasihku, bagaimana keadaanmu, apa yang engkau alami?’ Ia berkata, ‘Aku telah sampai ke hadapan Tuhan Yang Maha Pemurah dan Dia sangat ridha kepadaku.’
Al Malik telah memberi tahu kepadaku bahwa aku memdapatkan sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata manusia, tidak pernah terdengar oleh telinga manusia, dan akal tidak dapat memikirkannya.
Kemudian ruh pemuda tersebut berkata kepadaku dalam mimpiku, “Allah SWT telah berjanji kepadaku, Dia bersumpah dengan keagungan-Nya bahwa Dia akan menganugerahkan kenikmatan, kehormatan, dan karunia semacam itu kepada semua hamba-Nya yang keluar dari dunia seperti aku.’
Penulis kitab Raudh mengatakan bahwa ia juga mendapatkan cerita yang sama secara keseluruhan dari sanad yang lain. Di dalamnya juga diterangkan bahwa seseorang bertanya kepada Harun Ar Rasyid mengenai keadaan anak itu. Ia menjawab, ‘Anakku lahir sebelum aku menjadi raja. Ia mendapat didikan adab yang sangat baik, ia telah belajar Al Quran dan ilmu-ilmu lain. Ketika aku menjadi raja, ia pergi meninggalkan aku. Ia tidak pernah mengambil manfaat dari duniaku. Ketika ia hendak pergi, akulah yang berkata kepada ibunya agar ia diberi sebuah cincin mutiara yang sangat indah dan mahal harganya. Akan tetapi ia tidak pernah menggunakannya, bahkan ketika menjelang wafat, ia mengembalikannya. Anak ini sangat patuh kepada ibunya.” (raudh kitab)
(tercatat juga dalam kitab fadhilah amal syaikh maulana zakariya. rah.a).
Kisah Sedekah Satu Kambing Terbalas Luar Biasa
Abdul Hasan Madani menceritakan bahwa Hasan, Husein dan Abdullah bin
Ja’far r.hum. pernah menunaikan haji, namun unta-unta pengangkut
perbekalan mereka hilang di perjalanan, sehingga mereka melanjutkan
perjalanan tanpa perbekalan.
Mereka tiba di sebuah tenda orang Badwi, ada seorang wanita tua duduk di depan tenda itu. Ketika ditanyakan kepadanya, apakah ia memiliki sesuatu untuk diminum, wanita tua itu mengatakan bahwa ia memilikinya, lalu mereka pun turun dari untanya.
Ternyata wanita tua itu hanya memiliki seekor kambing betina yang sangat kurus dan lemah. Ia menyuruh mereka untuk memerah susunya dan membagikannya, kemudian mereka pun melakukannya. Kemudian mereka menanyakan, apakah ia mempunyai sesuatu untuk dimakan? Ia berkata,
“Saya hanya mempunyai kambing betina ini, jika kalian mau menyembelihnya, saya akan memasakkan dagingnya untuk kalian,”
Mereka pun menyembelih dan wanita itu memasaknya, lalu menghidangkannya sehingga mereka dapat makan dengan kenyang. Sore harinya, sebelum melanjutkan perjalanan, mereka berkata kepada wanita itu,
“Kami adalah keluarga Banu Hasyim dan kami sedang dalam perjalanan haji. Jika setelah haji kami kembali ke Madinah dalam keadaan sehat dan selamat, berkunjunglah ke tempat kami dan kami akan membalas kebaikanmu ini, Insya Allah.!!! “
Setelah mereka berangkat, suami wanita tua itu pulang ke tendanya, kemudian wanita tua itu menceritakan tentang tamu dari Banu Hasyim itu kepada suaminya.
Suaminya marah dan menghardiknya,
“Kamu telah menyembelih kambingmu untuk orang asing, sedangkan kamu tidak mengetahui dari mana dan siapa mereka itu. Bagaimana kita tahu bahwa mereka itu Banu Hasyim?” Kemudian suaminya terdiam.
Beberapa lama kemudian, kemiskinan benar-benar melanda suami istri itu, sehingga mereka memutuskan untuk pergi ke Madinah mencari pekerjaan sebagai bekal hidup.
Pada siang hari mereka mengumpulkan kotoran unta untuk bahan bakar, kemudian menjualnya pada sore hari. Penghasilannya cukup untuk hidup mereka walau sangat sederhana.
Suatu ketika, sebagaimana biasanya wanita tua itu mengumpulkan kotoran unta, tanpa sengaja ia melewati rumah Hasan ra. dan Hasan melihatnya serta mengenalinya. Maka Hasan ra. menyuruh pembantunya untuk mengundang wanita tua itu ke rumahnya. Setelah wanita itu datang, Hasan ra. bertanya kepadanya,
“Apakah engkau mengenaliku?”
“Tidak,” jawab wanita itu.
Hasan ra. bertanya lagi,
“Saya adalah tamu ibu yang minum susu kambing ibu lalu menyembelih kambing ibu dan memakan dagingnya.”
Wanita tua itu tetap tidak mengenalinya, baru setelah dijelaskan lagi, ia berseru dengan heran,
“Ya Rabbi? Engkaukah orang itu?”
Hasan berkata,
“Ya sayalah tamu itu!”
Lalu ia menyuruh pelayannya untuk memberinya memberinya seribu ekor kambing. Kemudian kambing-kambing itu dihadiahkan kepada wanita itu ditambah uang seribu dinar. Kemudian Hasan ra. menyuruhnya agar menemui saudaranya, Husein ra. ditemani pelayannya. Husein ra. bertanya kepada wanita itu,
“Berapa yang telah diberikan oleh saudaraku sebagai balasan atas kebaikanmu?”
Setelah diberi tahu, ia pun memberikan seribu ekor kambing dan uang seribu dinar. Kemudian Husein ra. menyuruh wanita itu ke rumah Abdullah bin Ja’far ra.
Setelah mengetahui pemberian kedua orang saudaranya kepada wanita itu, Abdullah memberikan dua ribu ekor kambing dan uang dua ribu dinar sambil berkata,
“Jika ibu datang kepadaku sebelum mendatangi Hasan, aku akan memberikan lebih banyak lagi.”
Akhirnya wanita tua itu pulang kepada suaminya dengan membawa empat ribu ekor kambing dan uang empat ribu dinar, lalu berkata,
“Inilah pengganti kambing betina kita yang kurus dan lemah itu.”
(Ihya)
Inilah kisah penutup Kitab Fadhilah Haji karya syaikhul hadits Maulana Zakaria al Kandahlawi rah.a.
Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa’atuubu Ilaik ….
Semoga membawa manfaat dan hikmah untuk bersegera berAmal Sholeh
Mereka tiba di sebuah tenda orang Badwi, ada seorang wanita tua duduk di depan tenda itu. Ketika ditanyakan kepadanya, apakah ia memiliki sesuatu untuk diminum, wanita tua itu mengatakan bahwa ia memilikinya, lalu mereka pun turun dari untanya.
Ternyata wanita tua itu hanya memiliki seekor kambing betina yang sangat kurus dan lemah. Ia menyuruh mereka untuk memerah susunya dan membagikannya, kemudian mereka pun melakukannya. Kemudian mereka menanyakan, apakah ia mempunyai sesuatu untuk dimakan? Ia berkata,
“Saya hanya mempunyai kambing betina ini, jika kalian mau menyembelihnya, saya akan memasakkan dagingnya untuk kalian,”
Mereka pun menyembelih dan wanita itu memasaknya, lalu menghidangkannya sehingga mereka dapat makan dengan kenyang. Sore harinya, sebelum melanjutkan perjalanan, mereka berkata kepada wanita itu,
“Kami adalah keluarga Banu Hasyim dan kami sedang dalam perjalanan haji. Jika setelah haji kami kembali ke Madinah dalam keadaan sehat dan selamat, berkunjunglah ke tempat kami dan kami akan membalas kebaikanmu ini, Insya Allah.!!! “
Setelah mereka berangkat, suami wanita tua itu pulang ke tendanya, kemudian wanita tua itu menceritakan tentang tamu dari Banu Hasyim itu kepada suaminya.
Suaminya marah dan menghardiknya,
“Kamu telah menyembelih kambingmu untuk orang asing, sedangkan kamu tidak mengetahui dari mana dan siapa mereka itu. Bagaimana kita tahu bahwa mereka itu Banu Hasyim?” Kemudian suaminya terdiam.
Beberapa lama kemudian, kemiskinan benar-benar melanda suami istri itu, sehingga mereka memutuskan untuk pergi ke Madinah mencari pekerjaan sebagai bekal hidup.
Pada siang hari mereka mengumpulkan kotoran unta untuk bahan bakar, kemudian menjualnya pada sore hari. Penghasilannya cukup untuk hidup mereka walau sangat sederhana.
Suatu ketika, sebagaimana biasanya wanita tua itu mengumpulkan kotoran unta, tanpa sengaja ia melewati rumah Hasan ra. dan Hasan melihatnya serta mengenalinya. Maka Hasan ra. menyuruh pembantunya untuk mengundang wanita tua itu ke rumahnya. Setelah wanita itu datang, Hasan ra. bertanya kepadanya,
“Apakah engkau mengenaliku?”
“Tidak,” jawab wanita itu.
Hasan ra. bertanya lagi,
“Saya adalah tamu ibu yang minum susu kambing ibu lalu menyembelih kambing ibu dan memakan dagingnya.”
Wanita tua itu tetap tidak mengenalinya, baru setelah dijelaskan lagi, ia berseru dengan heran,
“Ya Rabbi? Engkaukah orang itu?”
Hasan berkata,
“Ya sayalah tamu itu!”
Lalu ia menyuruh pelayannya untuk memberinya memberinya seribu ekor kambing. Kemudian kambing-kambing itu dihadiahkan kepada wanita itu ditambah uang seribu dinar. Kemudian Hasan ra. menyuruhnya agar menemui saudaranya, Husein ra. ditemani pelayannya. Husein ra. bertanya kepada wanita itu,
“Berapa yang telah diberikan oleh saudaraku sebagai balasan atas kebaikanmu?”
Setelah diberi tahu, ia pun memberikan seribu ekor kambing dan uang seribu dinar. Kemudian Husein ra. menyuruh wanita itu ke rumah Abdullah bin Ja’far ra.
Setelah mengetahui pemberian kedua orang saudaranya kepada wanita itu, Abdullah memberikan dua ribu ekor kambing dan uang dua ribu dinar sambil berkata,
“Jika ibu datang kepadaku sebelum mendatangi Hasan, aku akan memberikan lebih banyak lagi.”
Akhirnya wanita tua itu pulang kepada suaminya dengan membawa empat ribu ekor kambing dan uang empat ribu dinar, lalu berkata,
“Inilah pengganti kambing betina kita yang kurus dan lemah itu.”
(Ihya)
Inilah kisah penutup Kitab Fadhilah Haji karya syaikhul hadits Maulana Zakaria al Kandahlawi rah.a.
Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa’atuubu Ilaik ….
Semoga membawa manfaat dan hikmah untuk bersegera berAmal Sholeh
Curahan Hati Seorang Muslimah yang Berambisi
Aku sama seperti pemuda pemudi lainnya, banyak sekali mimpi yang aku gantungkan di langit setinggi-tingginya.
Aku sama seperti remaja remaji lainnya, ingin mencicipi semua rasa yang yang Allah
Azza wa Jalla teteskan di dunia fana ini.
Aku mempunyai banyak cita-cita tinggi, sama seperti yang lainnya.
Aku ingin jadi ahli kimia di perusahaan oil and gass, apalagi kepunyaan
Amerika seperti Schlumbergsih atau Chevron. Aku ingin bersekolah di luar negeri,
tepatnya di benua amerika atau di negara-negara arab.
Aku ingin kuliah di universitas terfavorit di indonesia.
Aku ingin mengikuti berbagai ajang kepemudaan di nasional maupun internasional.
Aku ingin serba bisa, pintar di semua bidang, alias multitalented.
Aku ingin membuat novel di berbagai genre dan menjadi penulis...
Aku ingin keliling daerah wisata di Indonesia, aku ingin keliling dunia!
Aku ingin menghabiskan waktu bersama teman-temanku dari berbagai provinsi dan latar
belakang.
Oh! Sungguh! Aku ingin menikmati masa mudaku!
TAPI
Tiap aku berpikir jauh...
Aku teringat, seorang muslimah kodratnya adalah mengurusi rumah dan action di belakang.
Aku teringat bahwa, hal-hal tadi tidak akan menjadi cerita manis di hari tuaku kelak.
Aku teringat pepatah "jangan mati-matian mengerjar apa yang tidak kamu bawa mati".
Oh! Wahai!
Aku juga jadi teringat bahwa, sejatinya hidup ini adalah untuk menjadi orang yang
paling bermanfaat bagi sesamanya.
ADUH!
Aku harus bagaimana dong?
Sayang sekali kalau hal-hal tadi terlewatkan!
Masa remajaku mau dikemanakan?
Mau diapakan?
Aku merenung...
Eh, kok aku lupa?
"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu" (Q.S
Adz-Zariyat : 59).
Mahluk di muka bumi ini diciptakan untuk menyembahNya.
Seharusnya semua yang kulakukan adalah bentuk pengabdianku terhadapNya.
Aku lupa, seharusnya aku bersyukur.
Aku hidup di negeri mayoritas muslim yang aman dan tentram, serta penuh toleransi.
Aku dikelilingi mereka yang tulus menyayangi dan mencintaiku karena Allah.
Aku hidup sehat tanpa penyakit berarti.
Aku berada diantara orang-orang yang membimbing dan membantuku menuju Jannah-Mu.
Karena hanya kepadaMu lah aku kembali. Sejauh-jauhnya, setinggi-tingginya aku
mengejar duniawi ini.
Karena sejatinya hidup hanyalah sepotong cerita singkat bagi mereka yang
bahagia, atau sepotong cerita panjanh bagi mereka yanb bersedih.
Aku ingin mati. Mati dan mati. Tanpa harus masuk surga atau neraka.
Tapi disinilah aku telah diberi anugerah atas hidup ini.
Apalagi yang kurang?
Yang mana kata Nabi saw., hanya dengan shalat 5 waktu, shadaqoh harian,
berpuasa, menjaga kehormatan diri dan taat pada suami (kelak), aku bisa
masuk Syurga dari pintu mana saja yang kusuka.
Apalagi yang kurang?
Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yanb kau dustakan?
Lantas apa yang bisa kulakukan untuk mengisi masa remajaku agar bermanfaat, seru,
dan menjadi cerita manis di hari tuaku nanti?
Mari kita diskusikan lain waktu, kawan.
Berpakaian tetapi Telanjang
Nabi saw bersabda: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
“Pada akhir umatku akan ada kaum pria yang menunggang di atas pelana-pelana kuda bagaikan rumah-rumah. Mereka turun di pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian tetapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta yang kurus. Laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat. Seandainya setelah kalian ada salah satu umat, niscaya wanita-wanita kalian akan menjadi pembantu bagi wanita-wanita mereka sebagaimana wanita-wanita sebelum kalian menjadi pembantu bagi wanita-wanita kalian.” (HR. Imam Ahmad)
Nabi Saw telah menggambarkan penampilan wanita jaman sekarang seakan-akan telah menyaksikannya, dengan ciri-ciri: pertama “Berpakaian tetapi telanjang”, kedua ”Selalu melakukan kemaksiatan dan mengajarkannya kepada orang lain,” dan ketiga “Kepala-kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring.”
Para ulama menafsirkan cirri pertama sebagai wanita yang mendapatkan nikmat Allah SWT berupa harta dan lainnya tetapi tidak bersyukur dengan tidak mengerjakan perbuatan taat kepada Allah SWT, malah melakukan maksiat dan kejahatan.
Penafsiran lainnya ciri pertama: berpakaian tapi tidak menutupi tubuh, karena terlalu tipis (sehingga terlihat bagian dalamnya) atau terlalu pendek (sehingga terbuka sebagian anggota tubuh yang harus ditutup). Ciri kedua: lalai dari penjagaan diri dan istiqomah. Seperti orang yang terbiasa melakukan keburukan dan lalai dalam melaksanakan kewajiban (shalat dan lain sebagainya). Kemudian dia menyesatkan yang lain, dengan mengajak kepada kejahatan dan kerusakan dengan ucapan dan perbuatannya. Imam An-Nawawi mengartikan ciri kedua (bergoyang dan membuat orang lain bergoyang): yaitu wanita yang memperindah gaya jalannya dan menggoyangkan bahu mereka: mengenakan pakaian, perhiasan atau assesoris yang mencirikan seorang pelacur: wanita yang cenderung memikat laki-laki dengan kecantikan, perhiasan, atau kemolekan anggota tubuh yang mereka perlihatkan.
Hari ini kita bisa melihat wanita foto model seksi, artis seksi, Sales Promotion Girl (SPG) seksi, bintang iklan seksi dan penyanyi dangdut seksi yang memamerkan kemolekan tubuhnya, bergoyang diatas panggung dengan pakaian yang minim, sehingga membuat orang ikut bergoyang mengikuti irama musik dan goyangannya. Tereksposnya aurat wanita menyebabkan: suburnya pergaulan bebas, dekadensi moral, prostitusi, aborsi, bayi lahir di luar nikah.
Perkara ini bukan perkara sepele, karena Nabi Saw mengancam dengan tegas: “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Mesranya Rasulullah…
.
Bermesraan adalah
upaya dari suami isteri untuk menunjukkan kasih sayang
, Rasulullah saw pun merasakan pentingnya bermesraan dengan Isteri ,
sehingga beliaupun menghias hari-hari dalam keluarga ( Isteri )penuh dengan kemesraan . hal tersebut tercermin dalam hadits-hadits seperti dibawah ini :
1. Tidur dalam satu selimut bersama isteri :
Dari Atha bin Yasar. “ Sesungguhnya Rasulullah saw dan ‘Aisyah
ra biasa mandi bersama dalam satu bejana.
Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan ‘Aisyah ,
tiba-tiba ‘Aisyah bangkit. Beliau kemudian bertanya “
mengapa engkau bangkit ?” ‘Aisyah menjawab “
Karena aku sedang Haidh, wahai Rasulullah
. Kemudian Rasulullah berkata “ Kalau begitu,
pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali denganku”
Akupun masuk lalu berselimut bersama beliau.” ( HR Sa’id bin Manshur )
2. Mandi bersama Isteri.
Dari ‘Aisyah ra , ia berkata. “
Aku biasa mandi bersama Rasulullah dengan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan
kami ( kedalam bejana)” ( HR. ‘Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah )
3. Memberi wangi-wangian pada aurat .
‘Aisyah berkata, “
Sesungguhnya Nabi saw apabila meminyaki badannya beliau memulai dari
auatnya dan mengolesinya dengan nurah ( sejenis bubuk pewangi
), dan isterinya meminyaki bagian lain seluruh tubuhnya.” (
HR Ibnu Majah )
4. Disisir Isteri .
Dari ‘Aisyah ra ia berkata. “ Aku biasa menyisir rambut Rasulullah saw , saat itu aku sedang haidh “. ( HR.Ahmad )
5. Meminta isteri meminyaki badannya.
Dari ‘Aisyah ra , ia berkata , “
Saya meminyaki badan Rasulullah saw pada hari raya ‘Idul
Adha setelah beliau melakukan jumrah ‘aqabah .” ( HR Ibnu ‘Asakir )
6. Minum bergantian pada tempat yang sama.
Dari ‘Aisyah dia berkata ,”
Saya biasa minum dari mud yang sama ketika haidh, lalu Rasulullah mengambil mud tersebut dan meletakkan kemulutnya ditempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil mud,
lalu saya menghirup isinya, kemudian beliau mengambil dari saya ,
lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya
, lalu beliaupun menghirupnya.” ( HR.’Abdurrazaq dan
Sa’id bin Manshur ).
7. Membelai isteri .
Dari ‘Aisyah ra , “ Adalah Rasulullah
saw tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami
isterinya seorang
demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai kami dengan tidak mencampuri kami hingga beliau singgah ketempat isteri yang beliau giliri waktunya
, lalu beliau bermalam ditempatnya.” ( HR. Ahmad )
8. Mencium isteri
Dari ‘Aisyah ra , “ bahwa Rasulullah saw biasa mencium
isterinya setelah wudhu’ kemudian beliau sholat dan tidak mengulangi wudhu’nya” (
HR.’Abdurrazaq ).
Dari Hafshah, puteri ‘Umar ra “ sesungguhnya Rasulullah saw biasa mencium isterinya sekalipun sedang puasa.” HR.Ahmad .
9. Tiduran dipangkuan isteri
Dari ‘Aisyah ra ia berkata, “ Rasulullah
saw biasa meletakkan kepalanya dipangkuanku walaupun aku sedang haidh,
kemudian beliau membaca Al-Qu’an.” ( H ‘Abdurrazaq )
10.Memanggil dengan kata-kata mesra.
Rasululah saw biasa memanggil
“aisyah dengan beberapa nama panggilan yang disukainya, seperti
‘Aisy dan Humaira ( pipi merah delima )
11.Mendinginkan kemarahan isteri dengan mesra.
Rasulullah saw biasa memijit hidung
‘Aisyah jika ia sedang marah dan beliau berkata, “ Wahai ‘Uwaisy,
bacalah do’a “ Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku,
hilangkanlah kekerasan hatiku , dan lindungilah diiku dari
fitnah yang menyesatkan.” ( HR. Ibnu Sunni )
12. Bermesraan walau isteri Haidh
Dari ‘Aisyah a , ia berkata ,”
Saya biasa mandi bersama Rasulullah saw dengan satu bejana,
padahal kami sama-sama dalam keadaan
junub. Aku biasa menyisir rambut Rasulullah ketika beliau menjalani
I’tikaf di masjid dan
aku sedang haidh. Beliau biasa menyuruh aku menggunakan kain ketika aku sedang haidh
, lalu beliau bermesraan denganku.” ( HR.’Abdurrazaq dan Ibnu Abi
Syaibah )
13. Membersihkan tetesan darah haidh isteri
Dari ‘Aisyah ra , ia berkata , “
Aku penah tidur bersama Rasulullah saw
diatas satu tikar ketika aku sedang haidh. Bila darahku menetes ketikar itu,
beliau
memcucinya dibagian yang terkena tetesan darah dan beliau tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau sholat ditempat itu pula,
lalu beliau berbaring kembali di
sisiku. Bila darahku menetes lagi ketikar
itu, beliau mencuci dibagian yang terkena darah itu dan tidak berpindah dari tempat itu
, kemudian beliaupun sholat diatas tikar itu “ ( HR. Nasa’i )
14. Memberi hadiah .
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah , ia berkata ,”
Ketika Nabi saw menikah dengan Ummu
Salamah beliau bersabda kepadanya , “
Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan
beberapa botol minyak kasturi ,
namun aku mengetahui bahwa ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan,
Jika hadiah itu dikembalikan kepadaku ,
aku akan memberikannya kepadamu.” Ummu Kultsum berkata,”
Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah
saw dan hadiah
itu dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-masing isterinya satu
botol minyak kasturi ,
sedang sisa minyakkasturi dan pakaian tersebut beliau
berikan kepada Ummu Salamah.” ( HR .Ahmad )
15. Segara menemui isteri jika tergoda .
Dari Jabir , sesungguhnya Rasulullah
saw pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ketempat Zainab,
lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya ,
lalu keluar dan bersabda. “ Wanita kalau menghadap ,
ia menghadap dalam rupa setan ( menggoda ) . . .
bila seseorang diantara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi isterinya
,
karena pada isteri ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu.” (
HR.Tirmidzi )
Demikianlah indahnya kemesraan Rasulullah kepada isterinya
, semoga dapat jadi teladan bagi membina kasih sayang antara suami
– isteri . . . selamat mencuba dan semoga kita dpt membina hubungan
keluarga yg sakinah,mawaddah wa rahmah serta dikurniakan zuriat yg
soleh dan solehah.
Langganan:
Postingan (Atom)