Ketika Khidir hendak berpisah dengan Nabi Musa as, berkatalah Nabi Musa as,
"Berilah aku wasiat."
Nabi Khidir as menjawab,
"Wahai Musa, jadilah kamu orang yang berguna bagi orang lain. Janganlah
sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan diantara
mereka hingga kamu dibenci oleh mereka. Jadilah kamu orang yang
senantiasa menampakkan wajah ceria dan janganlah kamu berkeras kepala
atau bekerja tanpa tujuan. Janganlah kamu mencela seseorang hanya karena
kekeliruannya saja. Kemudian tangisilah dosa-dosamu, wahai Ibnu Imron."
Juga diriwayatkan bahwa setelah khidir as mau meninggalkan Nabi Musa as, dia berpesan kepadanya,
"Wahai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu kebenaran agar kamu dapat mengerti
apa yang belum kamu pahami, tetapi jangan sampai kamu jadikan ilmu-ilmu
itu hanya sebagai bahan omongan."
(HR. Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Asakir).
Sebelum Khidir berpisah dengan Nabi Musa as yang tidak sabar itu, dia berpesan,
Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu memberi nasehat itu tidak
pernah jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkannya. Maka
janganlah kamu berlama-lama dalam menasehati kaummu.
Dan ketahuilah bahwa hatimu itu ibarat sebuah bejana yang harus kamu
rawat dan pelihara dari hal-hal yang memecahkannya. Kurangilah
usaha-usaha duniawimu dan buanglah jauh-jauh di belakangmu karena dunia
ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya. Kamu diciptakan
adalah untuk mencari tabungan pahala-pahala akhirat nanti.
Bersikap ikhlaslah dan bersabar hati menghadapi kemaksiatan yang dilakukan kaummu.
Wahai Musa, tumpahkanlah seluruh ilmu pemgetahuanmu, karena tempat yang
kosong akan terisi oleh ilmu yang lain. Janganlah kamu banyak
mengomongkan ilmumu itu karena kamu akan dipisahkan oleh kaum ulama.
Maka bersikap sederhana sajalah, sebab sederhana itu akan menghalangi
aibmu dan akan membukakan taufik hidayah Allah SWT untukmu.
Berantaslah kejahilan kamu dengan cara membuang sikap masa bodohmu
(ketidakpedulian) yang selama ini menyelimuti dirimu. Itulah sifat
orang-orang yang arif lagi bijaksana, menjadi rahmat bagi semuanya.
Apabila ada orang yang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu.
Wahai putera Imron, tidaklah kamu sadari bahwa ilmu Allah SWT yang kamu
miliki hanya sedikit saja. Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang
ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa dirimu
sendiri. Janganlah kamu buka pintu ilmu ini jika kamu tidak bisa
menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika kamu tak tahu
cara membukanya, hai Putera Imran.
Barang siapa suka menumpuk-numpuk harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kerakusannya itu.
Namun, semua hamba yang mensyukuri semua karunia Allah SWT serta memohon
kesabaran atas ketentuan-ketentuanNya, dialah hamba yang zuhud dan
patut diteladani. Bukankah orang seperti itu mampu mengalahkan nafsunya
dan dapat memerangi bujuk rayu setan?
Dan dia pula yang mengetam buah dari ilmu yang selama ini dicarinya.
Segala amal kebajikannya akan dibalas dengan pahala di akhirat.
Sedangkan kehidupan dunianya akan tenteram di tengah-tengah masyarakat yang merasakan jasa-jasa kebaikannya.
Wahai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat
mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah yang
tidak bisa diomongkan atau dijadikan bahan pembicaraan saja.
Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang akan disejukkan hatinya.
Wahai Musa, putera Imron, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan
fikir serta perbanyaklah amal kebajikan. Suatu hari nanti kamu tidak
akan mampu mengelak dari kesalahan, maka pintalah keridhaan Allah SWT
dengan berbuat kebajikan karena pada saat-saat tertentu akalmu pasti
akan melanggar laranganNya.
Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu.
Omonganku ini tidak akan sia-sia bila kamu mau menurutinya.
Setelah itu Khidir meninggalkan Nabi Musa as yang sedang duduk termenung dalam tangis kesediha. Selamat Tinggal wahai Santriku.....!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar