Sabtu, 25 April 2015
Adil tdk Harus Sama
Suatu pagi, saya memberi uang saku kepada adik saya. Kebetulan saya memiliki dua orang adik. Seorang adik perempuan kelas 6 SD dan seorang adik laki-laki kelas 3 SD. Saya memberikan uang saku dengan jumlah yang berbeda kepada mereka. Tentu saja adik perempuan saya mendapat jumlah uang saku yang lerbih banyak. Mengetahui hal ini, saat sepulang sekolah adik laki-laki saya protes kepada saya.
“Mas, kalo bagi uang yang adil donk! Masak uang sakuku lebih sedikit dari punyane kakak?”
Kemudian saya melemparkan sebuah pertanyaan kepadanya, “Menurutmu adil itu yang seperti apa?”
Dengan polosnya adik saya yang baru berusia 9 tahun itu menjawab, “Ya harus sama jumlahnya donk, Mas. Kalo kakak dapet sekian aku juga harus dapat jumlah yang sama juga.”
Dengan tersenyum saya meninggalkan dia. Sesaat kemudian saya menemui dia lagi dengan membawa dua buah gelas, literan, dan sebotol air. Kedua gelas itu memiliki ukuran berbeda. Yang pertama gelas besar dan yang kedua gelas kecil.
“Ok dik, sekarang aku minta, tolong masing-masing gelas kamu isi dengan air sebanyak 240 mL!”
Dengan sedikit pengarahan dari saya, dia mulai mengisikan air ke dalam literan hingga mencapai angka 240 mL dan menuangkannya ke dalam gelas besar. Pada gelas yang besar, air hampir memenuhi isi gelas. Namun, pada saat dia mengisi gelas yang kecil airnya tumpah.
Kemudian saya meminta dia untuk mengosongkan gelas-gelas tersebut. Dan sekarang saya memberi instruksi yang berbeda. “Sekarang isikan air ke dalam masing-masing gelas hingga penuh!”
Dia mulai menuangkan air ke dalam masing-masing gelas hingga penuh. Dan sekarang tidak ada air yang tumpah.
Sahabatku sekalian!
Satu pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita di atas : Keadilan itu bukan tergantung dari jumlahnya tetapi dari ukurannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar