Dari Abu Hurairoh r.a., seseorang bertanya kepada Rosululloh saw., “Ya Rosululloh, sedekah jenis apakah yang paling besar pahalanya?” Rosululloh saw. menjawab, “Kamu bersedekah dalam keadaan sehat, masih menginginkan harta, ada ketakutan menjadi miskin, berangan-angan kaya raya. Dan janganlah menunda-nunda hingga ajalmu hampir tiba, maka barulah kamu mengatakan, ‘Harta ini untuk si fulan (masjid), harta yang ini untuk si fulan (madrasah). Padahal sesungguhnya harta itu sudah menjadi milik si fulan (ahli warits)” (HR Muttafaq ‘alaih-Misykat)
“Dari Abu Hurairoh r.a., Rosululloh saw. bersabda, “Salah seorang dari kalangan Bani Isroil berkeinginan untuk bersedekah secara sembunyi-sembunyi pada waktu malam. Pada malam itu dengan diam-diam dia meletakkan sedekahnya di tangan seseorang, kemudian dia pulang secara diam-diam pula. Keesokan harinya banyak orang memperbincangkan bahwa malam tadi seseorang telah memberi sedekah kepada seorang pencuri. Orang yang telah memberi sedekah tadi berkata, ‘Ya ALLOH, segala puji bagiMU, sedekahku telah jatuh ke tangan seorang pencuri.’
Kemudian dia berazam,
malam ini akan bersedekah secara diam-diam. Pada malam itu iapun keluar
diam-diam lalu memberikan sedekahnya kepada seorang perempuan. Keesokan
harinya orang banyak membicarakan bahwa malam tadi seseorang telah
bersedekah kepada seorang pelacur. Pemberi sedekah itu berkata, ‘Ya
ALLOH, segala puji bagiMU, sedekahku telah sampai kepada pezina.’
Di malam ketiga dia
kembali bersedekah secara sembunyi-sembunyi. Kali ini sedekahnya jatuh
ke tangan orang kaya. Keesokan harinya orang ramai memperbincangkan
bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Pemberi sedekah
itu berkata, ‘Ya ALLOH, segala puji bagimu, sedekahku telah sampai ke
tangan pencuri, pezina, dan orang kaya.’
Malam itu dia
bermimpi bahwa sedekahnya telah diterima ALLOH SWT. Sedekahnya
ditaqdirkan jatuh ke tangan pencuri, agar pencuri itu bertaubat dari
tabi’at mencuri. Dan diterima oleh seorang pelacur, agar ia bertaubat
ketika ia mengerti bahwa ALLOH SWT. Memberi rizqi walaupun perempuan itu
tidak menghinakan dirinya dengan melacur. Dan jatuh ke tangan orang
kaya, agar si kaya mendapat pelajaran dan menginfakkan harta yang telah
ALLOH berikan kepadanya.” (HR Muttafaq ‘alaih-Misykat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar