Senin, 09 Desember 2013

Kita Adalah Raja !


rajaKisah yang akan saya ceritakan ini saya peroleh dari sebuah khutbah shalat Jum’at di suatu masjid di Jakarta. Dahulu ada satu negeri muslim yang sangat aman, rakyatnya makmur dan sentosa. Hal ini karena negeri itu diperintah oleh seorang Raja yang adil, bijak dan tidak korup. Raja ini selalu memperhatikan dan mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Dia senantiasa bertanya kepada Para Mentrinya mengenai keadaan rakyatnya dan selalu diterima laporan bahwa rakyatnya makmur, sehat dan aman.
Suatu malam Sang Raja ingin keliling negeri melihat langsung kondisi
rakyatnya. Dengan ditemani beberapa orang Mentri dan Pembantunya, Sang Raja secara diam-diam pergi keliling negeri. Di suatu rumah Sang Raja mendengar rintihan seorang pemuda yang kelaparan. Si Ibu dengan suara lemah mengatakan kepada anaknya bahwa dia sudah tidak memiliki lagi persediaan makanan.
Sang Raja mendengar itu langsung bertanya kepada Mentrinya bagaimana hal ini bisa terjadi? Setelah tanya jawab dengan Para Mentri dan Pembantunya, mereka sepakat untuk secara diam-diam membawa sang anak ke istana malam itu juga dan mengangkatnya menjadi Raja selama sehari besok saja. Mereka menunggu hingga si anak tertidur, setelah itu secara diam-diam beberapa Pembantu Istana membawa si anak yang masih tertidur, tanpa diketahui oleh si Ibu maupun anak.
Di istana si anak di tidurkan dalam kamar tidur yang besar dan mewah. Pagi harinya ketika terbangun dari tidurnya si anak heran, dimanakah dia berada? Segera beberapa pembantu istana menjelaskan bahwa dia saat ini di istana kerajaan dan diangkat menjadi Raja. Para Pembantu istana sibuk melayaninya.
Sementara itu di tempat terpisah si ibu kebingungan dan cemas karena dia mendapati anaknya hilang dari rumahnya. Di carinya kemana-mana tapi sang anak pujaan hati tetap tak ditemukannya. Siang harinya sambil menangis dan bercucuran air mata si ibu pergi ke istana Raja untuk meminta bantuan mencari anaknya ke pelosok negeri.
Di gerbang istana si ibu tertahan oleh Para Penjaga istana dan tidak diijinkan untuk bertemu dengan Raja. Namun demikian, seorang Penjaga itu masuk ke dalam dan memberi tahu kepada Sang Raja (Pemuda yang baru diangkat jadi raja) bahwa di luar istana ada seorang ibu tua lusuh dan kelaparan yang sedang mencari anaknya yang hilang. Sang Raja kemudian memerintahkan untuk mensedekahkan satu karung beras kepada ibu tua miskin tersebut. Malam harinya Sang Raja tidur kembali di kamarnya yang megah dan mewah.
Tengah malam sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, Sang Raja yang asli dengan Para Pembantunya secara diam-diam kembali memindahkan pemuda yang sedang tidur lelap itu kembali ke rumah ibunya. Esok pagi si ibu sangat gembira karena telah menemukan kembali anaknya yang hilang kemarin. Sebaliknya si Pemuda heran kenapa dia ada disini kembali. Si ibu bercerita bahwa kemarin dia mencarinya kesana-kemari hingga pergi ke istana untuk minta bantuan, dan pulangnya dia diberi oleh Raja sekarung beras.
Si Anak segera menyadari bahwa dia kemarin yang memberi sekarung beras itu. Kemudian bergegas dia pergi ke istana dan menghadap Raja, minta diangkat kembali menjadi raja. Sang Raja segera menolak dengan mengatakan bahwa waktu/kesempatannya menjadi raja sudah habis. Si Pemuda tetap memohon, bahkan kalau perlu diangkat menjadi raja setengah hari saja. Jika dia menjadi raja, dia ingin mengirim beras ke ibunya lebih banyak lagi, tidak hanya sekarung seperti kemarin. Sang Raja tetap menolak permohonan pemudam itu. Sambil menghiba-hiba Pemuda itu minta hanya sejam saja bahkan beberapa menit saja, tetapi Sang Raja tetap menolak dengan alasan waktumu menjadi raja sudah habis.
Dengan perasaan sangat menyesal dan menangis si Pemuda pulang kembali ke rumah gubuknya dan melihat hanya ada sekarung beras di rumahnya, yang sebentar lagi juga habis dimakan mereka berdua. Dia sangat menyesal mengapa waktu dia menjadi raja dia tidak mengirim beras banyak-banyak ke ibunya itu. Kini kesempatan itu telah hilang dan tak akan kembali.
Itulah kisah yang menganalogikan bagaimana nanti orang-orang kafir dan orang-orang berdosa lainnya menyesal di yaumil akhir. Mereka menghiba-hiba kepada Allah swt “…dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?” (Al A’raaf:53).
Tetapi Allah tetap menolak dengan alasan waktumu telah habis. Para pendosa itu sangat menyesali hidupnya di dunia dulu. Kenapa dia sangat kikir dulu, seandainya dia dermawan maka tidak hanya sekarung beras yang dia kirim tetapi mungkin berton-ton beras yang dia kirim. Karena kiriman beras itu bukan untuk orang lain tetapi untuk dirinya sendiri. Allah swt mengatakan:
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka diantara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri”(Muhammad:38).
Beras itulah pahala, oleh karena itu gunakanlah waktu kita saat hidup di dunia ini untuk mengirim pahala sebanyak-banyaknya untuk bekal hidup kita di yaumil akhir kelak. Mumpung kita masih hidup di dunia yang diibaratkan kisah diatas kita saat ini masih menjadi Raja yang tinggal di istana. Anda saat ini adalah seorang Raja!! Gunakan kesempatan ini untuk mengirim pahala sebanyak-banyaknya. Jangan sia-siakan waktu anda untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.
Allah swt telah memperingatkan kita untuk menggunakan waktu ini
sebaik-baiknya dalam Surat Al Ashr: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Rasulullah saw pernah ditanya siapakah orang yang paling pintar itu? Beliau menjawab bahwa orang yang paling pintar adalah orang yang banyak mengingat kematian dan dia mempersiapkan kematiannya itu sebaik-baiknya. Orang kafir adalah “orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka” (Al-A’raaf : 51).
Arwansyah Johan Al Taqiyyan

Selasa, 12 November 2013

Timur Tengah, Pemuda, dan Indonesia


negeri islam 
Oleh Dadi Irawan*)

“Aku adalah Jin dari Timur Tengah”, adakah yang masih ingat dengan kalimat itu? Ya, kata-kata itu merupakan sebait kalimat yang terdapat dalam soundtrack sinema televisi serial mingguan Jin dan Jun. Di zamannya atau tepatnya sekitar awal tahun millenium, siapa yang tak mengenal serial televisi mingguan ini? Bagian sebagian orang, sinema ini mungkin hanya bagian dari hiburan semata. Akan tetapi, saat kita merenungkan sebait kalimat di atas mungkinkah ada makna tersirat di dalamnya? Ya, makhluk gaib, sejenis jin saja sudah tak betah tinggal di sana hingga dia lari ke Indonesia. Mungkinkah ini alasan om jin yang biasa disapa atas bermigrasinya ke Indonesia.
Timur Tengah, negeri yang makmur dengan cadangan minyak terbesar di dunia menjadi incaran bagi siapa saja yang memiliki hasrat manusiawi. Jazirah yang sebagian besar terdiri dari gurun pasir ini menjadi rebutan bagi siapa saja. Tak peduli teriknya sinar mentari di siang hari dan dinginnya udara di malam hari, seolah-olah hal itu tak menjadi hambatan bagi siapapun yang ingin menjadi penguasa atasnya. Penguasa pun silih berganti atasnya, menjadi indikasi bahwa negeri itu memanglah jazirah yang selalu diperebutkan, dan akan terus diperebutkan sampai kapanpun.
Timur Tengah, negeri yang  tak hanya terkenal dengan sumber daya alamnya berupa minyak bumi, tetapi negeri ini juga memiliki banyak keistimewaan yang tak dimilkii wilayah lain di dunia. Ya, sebut saja salah satu universitas tertua di muka bumi ini terdapat di jazirah itu. Belum lagi, Yerussalem atau Al Quds, yang menjadi ikon kota suci tiga agama, penghasil kurma terbesar di dunia pun tak luput dari wilayah ini. Bahkan sejarah pun mencatat, bahwa  jazirah ini pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan di dunia dengan perpustakaan terbesarnya, Bait Al Hikmah, yang berlokasi di Negeri 1001 Malam, Baghdad. Namun sayang, jazirah yang pada zaman keemasannya menjadi ikon perdamaian dunia baik masa Bani Abbasiyah maupun Bani Umayyah, kini hanyalah menjadi kenangan. Dahulu, negeri i ni merupakan  negeri yang padu, satu, aman, dan tenteram dalam keberagaman. Kini, negeri Baldatun Thayyibun Wa rabbun Ghafuur  itu menjadi negeri yang tercerai berai, lemah, dan sarat konflik. Iran, Irak, Libya, Palestina, Tunisia, Lebanon, bahkan yang masih terjadi saat ini Suriah dan Mesir.
Perang, pada dasarnya merupakan alternatif lain yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk mempertahankan atau merebut kekuasaan. Perang hanya dilakukan apabila usaha-usaha diplomasi damai lainnya tak tercapai. Istilah lain yang digunakan untuk menyatakan perang ini ialah mempertahankan diri ataupun mempertahankan kedaulatan negara, walaupun kegiatan yang dilakukan ini pada dasarnya hampir sama. Namun, yang lebih ironis perang saat ini tidak ditujukan u ntuk mempertahankan kedaulatan maupun wilayah, tapi mempertahankan kekuasaan itu sendiri. Mereka rela mengorbankan rakyat sipil yang tak berdosa untuk melanggengkan kekuasaan maupun memenuhi ambisi kelompok atau golongan.
Keamanan warga negara di Mesir dan Suriah tidak seperti telur yang  berada di ujung tanduk lagi, tetapi mutlak telah jatuh dan pecah tak berbentuk.  Jangankan menghirup udara bebas laiknya penghuni negeri ini, kegiatan mereka pun terbatas. Hanya kegelapan di malam hari yang menjadi teman mereka. Bunyi mesiu dan senapan dari aparat militer pun kini mejadi teman karibnya. Lapar dan dahaga mungkin sudah menjadi biasa. Bahkan senjata kimia pun menjadi malaikat maut yang senantiasa mengincar mereka  kapan pun ia mau. Harta, jiwa, dan keluarga tak peduli lagi bagi mereka. Mereka hanya menuntut keadilan, ya sekali lagi keadilan. Tak salah jika mereka selalu mengatakan ‘isy kariman au mut syahidan  yang artinya “hidup mulia atau mati syahid”. Ya, hanya itulah pilihan mereka. Walaupun mereka mati di mata manusia, sungguh mereka hidup di mata Sang Pencipta. Tak ada balasan apapun bagi mereka dari Tuhannya, kecuali surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan mereka berada dalam keberuntungan. Lalu, bagaimana dengan kita? Hanya diam saja?
Kondisi yang tak jauh berbeda dengan negeri ini, dimana para penguasanya hanya sibuk mementingkan diri sendiri.  Para pejabat, seolah-olah bergembira saat ia teliput oleh media karena suatu kasus. Korupsi, bukan hanya dari tingkat atas saja, melainkan hingga ke akar-akarnya. Bahkan sekelas manusia yang memperoleh gelar guru besar di perguruan tinggi pun tak luput dari yang satu ini. Narapidana yang sedang berada di Lapas senantiasa mengatur dan mengelola bisnis barang haram dengan omzet miliaran rupiah tanpa ada kendala. Pengacara yang tak tahu diri dengan berani menyuap para jaksa, dimanakah sumpah yang pernah kau ucap saat dinyatakan lulus sebagai ahli hukum? Tak malu kah kalian tas perbuatan kalian itu? Apakah kalian lupa di dunia ini hanya sementara? Di sana, di alam yang kekal, ada pengadilah Allah, Tuhan Yang Maha Adil, bahkan sekecil apapun perbuatan kalian akan diberi ganjaran dihadapanNya, entah itu baik atau buruk. Benarlah firman Tuhan, bahwa orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa. Ya, bertakwa. Imtisalul awamirillah, wajtinabun nawahii, menjalankan segala apa yang diperintahkanNya, dan menjauhi apa yang dilarangNya. Tak peduli berpangkat apa, bergelar apa, ataupun keturunan siapa, ya hanya itu.
Pantas saja ada yang mengatakan negeri ini sebagai negeri yang tergadai. Ya, hampir semuanya. Bagaimana tidak, pernyataan “…kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa…”  juga dalam alinea lain ”…dan ikut melaksanakan ketertiban dunia…” , apakah itu yang dimaksud negara berdaulat. Yang nurut apa kata negara adidaya, tak mampu menentukan sikap yang tegas, bahkan bisanya hanya berkomentar saja. Tahukah kamu, kita telah mengkhianati amanat  para founding father negeri ini. Dimana harga diri kita yang katanya negeri yang “cinta perdamaian”?  Melihat saudaranya sendiri ditindas, demokrasinya ternodai, bahkan di injak-injak, hanya diam saja. Bagai macan tua yang giginya ompong dan tak mampu melakukan apa-apa, hanya bisa menonton saja.
Pemuda, ya pemuda. Pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan. Hanya pemuda yang berakhlak dan berimanlah yang dibutuhkan negeri ini. Ayo kita bangkitkan negeri yang telah lama tertidur lelap ini dengan semua mimpi indahnya yang tak pernah realisasi. Gantikan macan ompong yang hanya mampu menonton saja dengan macan-macan muda yang berdaya di Asia bahkan di dunia. Tunjukan kepada para founding father kita bahwa kita bisa. Kita bukanlah pengkhianat kemerdekaan.  Indonesia, negeri yang cinta perdamaian, tak akan pernah rela jika saudaranya dimana pun  ia berada mengalami penidasan. Bangun pemuda, tunjukan pada dunia bahwa kita ada.

*)Penulis adalah Mahasiswa Departemen Fisika semester V FMIPA IPB. Email : die.irawan17@gmail.com.
By Posted : Mohammad Sukri

Senin, 11 November 2013

Jangan Pernah Kehilangan Mimpi

Muhammad Nuh

Di sebuah pinggiran kota, seekor kuda tampak berlari-lari kecil menelusuri jalan desa. Di atas punggungnya seorang pemuda menunggangi dengan begitu bersemangat. Sesekali sang kuda meringkik sebagai sambutan dari lecutan kecil tuannya. “Hayo hitam, hebaa…hebaa…,” suara sang tuan sambil menepuk punggung belakang kuda.
“Kenapa kamu begitu bersemangat, Hitam? Padahal, kamu sudah begitu jauh berlari?” tanya seekor kerbau di sebuah tempat istirahat hewan tunggangan. Beberapa kuda lain tampak berbaring santai sambil mengunyah rumput hijau. Tali-tali kekang mereka masih terikat di tiang-tiang yang sudah disediakan. Kebetulan, sang kerbau berada tak jauh dari si kuda hitam. Dan Si Hitam pun menoleh ke kerbau.
“Aku punya mimpi, Teman!” jawab Si Hitam kepada kerbau. Sinar wajah Si Hitam masih menampakkan semangat yang tinggi. Ia sama sekali tak terlihat lelah.
“Mimpi?” tanya sang kerbau begitu penasaran.
“Ya, mimpi!” jawab Si Hitam begitu yakin. “Setiapkali meninggalkan kandang, aku memimpikan kalau tuanku akan membelikanku sepatu bagus. Dan setiapkali akan pulang, aku membayangkan kalau tuanku sudah menyiapkan rerumputan hijau di kandang. Ah, sungguh mengasyikkan!” jelas Si Hitam begitu optimis.
“Tapi, kenapa sepatumu masih jelek?” tanya sang kerbau sambil mencermati telapak kaki Si Hitam.
“Aku yakin, mimpiku akan jadi kenyataan. Mungkin besok, tuanku akan membelikanku sepatu,” jawab Si Hitam begitu bergairah.
“Bagaimana kalau tidak juga?” sergah si kerbau seperti menggugat.
“Ya, besok lagi!” jawab Si Hitam masih optimis. “Pokoknya, aku tidak pernah kehilangan mimpi!” ucap Si Hitam sambil mengalihkan wajahnya ke arah rumput yang tersedia di hadapannya. Dan ia pun mengunyah sambil menanti tuannya yang akan mengajaknya pulang.
***
Tidak semua mimpi muncul di saat tidur. Ada mimpi-mimpi yang lahir kala seseorang sedang terjaga. Bahkan, sangat terjaga. Mimpi jenis ini bisa diibaratkan seperti bahan bakar. Orang pun menjadi lebih bergerak dinamis. Jarak yang jauh terasa dekat. Halangan dan rintangan pun menjadi tak punya arti.
Itulah mimpi yang digenggam para orang tua terhadap masa depan anak-anaknya. Itu juga mimpi yang melekat pada para pemimpin sejati. Dan, mimpi yang dimiliki oleh siapa pun yang tak pernah lelah melakukan perubahan keadaan diri. Mereka terus bergerak pada untaian moto hidup: mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok.
Menarik apa yang telah diucapkan Si Kuda Hitam kepada sang kerbau, “Jangan pernah kehilangan mimpi!”
 http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/mimpi2.htm#.UoDa2SfyDIU
Posting : By Mohammad Sukri

Minggu, 10 November 2013

Fatimah Binti Maimun, Sang Mubaligh Pertama di Tanah Jawa

Bukti tertua kehadiran huruf Arab pada fase awal Islam di Nusantara ditemukan di sebuah makam di desa Leran, 8 Km utara kota Gersik Jawa Timur.
Huruf itu terdapat pada Nisan Fatimah binti Maimun bin Hibatullah. Dia wafat pada hari Jumat 12 Rabiulawal 475 Hijriyah / 1082 Masehi.
Penanggalan itu menunjukkan nisan dipusara anak perempuan Maimun ini merupakan bukti tertua penggunaan tulisan Arab di Asia Tenggara. Demikian di tuliskan pada buku panduan pameran Budaya Islam di Aula Institut Agama Islam Negeri (IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta), pada tanggal 11-17 September 1995.
Inskripsi nisan Fatimah terdiri atas tujuh baris, di tulis dengan huruf Arab dengan gaya Kufi, salah satu ragam kaligrafi, dengan tata bahasa Arab yang baik. Nisan ini juga memuat ayat Al-Qur'an, antara lain surat Al-Rahman ayat 28-27 dan surat Ali Imron ayat 185.
Bersama nisan Maulana Malik Ibrahim, yang wafat pada 12 Rabiulawal 822 H / 8 April 1419 M, juga dimakamkan di Gresik, mengukuhkan pendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui Persia dan Gujarat. Ada juga sarjana yang mengatakan batu nisan tersebut mirip kuil tembok Hindu di Gujarat.


Prof. DR. PA. Hoesien Djajadiningrat menyatakan, "Bukti agama Islam masuk ke Nusantara dari Iran (persia), ialah ejaan dalam tulisan Arab, baris di atas, di bawah, dan di depan disebut jabar, Jer dan Pes. Ini adalah bahasa Iran. Kalau menurut bahasa Arab, ejaannya adalah Fathah, Kasrah dan Dhammah. Begitu pula huruf Sin yang tidak bergigi, sedangkan huruf Sin dalam bahasa arab adalah  bergigi, ini adalah salah satu bukti yang terang."
Siapakah Fatimah binti Maimun? Ahli sejarah Cirebon abad ke 17, Wangsakerta, sebagai pangeran ketiga keraton pernah melakukan Gotrasawala (musyawarah kekeluargaan) ahli sejarah se Nusantara menelusuri silsilah para Syekh, guru agama dan Sultan keturunan Nabi Muhammad SAW yang menjadi tokoh penyebar agama Islam di Nusantara. Wangsakerta berdiskusi dengan Mahakawi sejarah dari Pasai, Jawa Timur, Cirebon, Arab, Kudus, dan Surabaya, serta ulama dari Cirebon dan Banten.
Hasilnya sebagai berikut: Rasulullah Muhammad SAW berputri Fatimah yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib, berputra Husaian, berputra Zainal Abidin, yang menurunkan Muhammad Al-Baqir, bapak Ja'far Shadiq, berputra Ali Al-Uraidi, ayah Sulaiman Al-Basri, yang menetap di Persi, Sulaiman Abu Zain Al-Basri, yang menurunkan Ahmad Al-Baruni, ayah Sayyid Idris Al-Malik, yang berputra Muhammad Makdum Sidiq, yang terakhir ini adalah ayah Hibatullah, kakek Fatimah binti Maimun.
Masih menurut penelusuran itu, Fatimah menikah dengan Pria bernama Hassan yang berasal dari Arab bagian selatan.
Tentang Fatimah binti Maimun ini, pasangan peneliti H.J. de Graaf dan Th. Piqeaud menghubungkan-nya dengan tradisi Lisan Jawa, tentang putri Leran atau putri Dewi Swara. Dalam kaitan ini, kedua pakar Belanda ini juga menerima anggapan bahwa Gresik merupakan pusat tertua agama Islam di Jawa Timur.
Dengan demikian, tidak mustahil Fatimah binti Maimun itu pendakwah Islam pertama di Tanah Jawa, bahkan sangat boleh jadi di Nusantara. Namun ada penulis yang menyatakan, kakeknya pedagang dari Timur tengah, Hibatullah, menetap di Leran, dan menikah dengan wanita setempat, bahkan di duga sudah membangun masjid.
Apakah faktor kebetulan bila desa tempat Fatimah binti Maimun di makamkan itu bernama Leran? Tentu saja hal ini telah menjadi perbincangan para ahli sejarah sejak lama.
Cendikiawan Muslim Oemar Amin Hoesin, misalnya berpendapat, di Persia itu ada satu suku namanya "Leren", suku inilah yang mungkin dahulu datang ke tanah Jawa, sebab di Giri ada kampung Leren juga namanya. Begitu pula, ada suku Jawi di Persia. Suku inilah yang mengajarkan huruf Arab yang terkenal di Jawa dengan huruf Pegon.
Dalam hal ini, Moh. Hari Soewarno mencatat, Leran sebenarnya nama suku di Iran. mungkin Fatimah berasal dari Parsi, sebab data itu bisa dibandingkan dengan data lain di Iran sendiri. Di sanapun terdapat desa yang namanya Jawi, sehingga dapat di tarik kesimpulan, pada abad ke ke 11 itu sudah ada lalu lintas dagang antara negeri kita dengan negeri Parsi. Peristiwa itu pasti terjadi berulang-ulang serta di mengerti banyak orang, baik di Jawa maupun di Iran.
Menurutnya, orang Parsi, yang datang ke Jawa merasa kerasan, lalu menetap. Sebaliknya orang Jawa yang merasa senang di Iran lalu menetap di sana dan menamai desanya Jawi - untuk  menunjukkan perkampungan orang Jawa disana..
Jadi, dapat disimpulkan, Fatimah binti Maimun adalah orang Parsi yang menetap di Jawa (tepatnya di Gresik), lalu perkampungannya disana hingga sekarang terkenal sebagai desa Leran. Lebih jauh diketahui, di Kediri pada Abad ke 11 sudah banyak orang membuat rumah indah dengan genting warna-warni, kuning dan hijau. Gaya rumah demikian banyak kita jumpai di Parsi.
Apakah juga faktor kebetulan jika dari tanah Persia, Fatimah binti Maimun merantau ke pelabuhan Gresik, kemudian tinggal serta wafat dan dimakamkan di sana? Bersama nisan ulama Persia Maulana Malik Ibrahim, yang berangka tahun 882 H / 1419 M, sedang Nisan Fatimah yang berangka 475 H / 1082 M dilihat sebagai bukti bahwa pada waktu itu banyak orang Gresik yang telah menganut agama Islam. Bahkan sebelum kedatangan para Wali periode pertama, sudah banyak pedagang Islam di tanah Jawa. Mereka memilih daerah pelabuhan Gresik, yang saat itu sedang dalam kekuasaan kerajaan Majapahit, sebagai tempat tinggal mereka.
Bersama Tuban dan Jepara, pelabuhan Gresik sejak zaman Prabu Airlangga (1019-1041 M) bertahta, telah terjalin hubungan dagang dengan negara-negara manca. Di pantai Tuban banyak ditemukan kepingan uang emas dinar  Arab bertarikh abad ke 9 - 10, yang menunjukkan bahwa lalu lintas niaga antara Jawa dan Timur Tengah sudah pesat.
Akan halnya kedudukan Gresik yang istimewa itu, ahli obat-obatan bangsa Portugal, Tom Pires, yang menyusuri utara pantai Jawa pada Maret sampai Juni 1513, mencatat dalam jurnalnya, "Mereka mulai berdagang di negeri itu dan bertambah kaya. Mereka berhasil membangun masjid dan Mullah, para ulama di datangkan dari Luar."
Mengenai kemampuan melaut orang Jawa, Babat Tanah Jawi versi J.J. Meinnsma menggambarkan betapa kapal layar Jawa telah mengarungi samudra jauh sampai ke negeri Sophala di pantai Afrika Timur yang berhadapan dengan Madagaskar. Penjelajajahan itu terkait dengan kemajuan bidang industri pembuatan alat pertanian, seperti Cangkul dan sabit, serta alat persenjataan, yakni Keris yang bahan bakunya harus di cari sampai ke Afrika Timur. Itulah sebabnya, orang Jawa memberanikan diri berlayar ke Sophala dengan tujuan mencari bahan mentah besi yang ada di sana.
Akan tetapi ahli keris B.K.R.T. Hertog Djojonegoro menyatakan bahwa yang dicari jauh-jauh itu bukan hanya besi, melainkan juga batu metorit (watu lintang, batu bintang) sebagai bahan pamor atau "kesaktian" pada keris atau tombak. Pamor yang baik ada 111, antara lain berasal dari Gunung Uhud, di Arab Saudi, misalnya pamor "Subhanallah,, Alif dan Ahadiyat", yang sangat besar kewibawaannya, serta pamor "Rahmatullahi." Yang mendatangkan banyak rezeki.
Pengambilan pamor dari Gunung Uhud, menurut Hertog, menunujukkan bahwa suku bangsa Jawa khususnya dan bangsa Indonesia umumnya pada masa dahulu merupakan bangsa pelaut dan pedagang yang sudah mengunjungi tanah Arab dan sudah memiliki hubungan dagang dengan banyak negeri di kawasan Timur Tengah.
Diakui oleh bangsa asing melalui tulisannya bahwa dalam periode lama sebelum tarikh Masehi orang Indonesia merupakan bangsa pelaut, bahari dan pedagang ulung yang mencapai puncaknya pada zaman Sriwijaya, Syailendra, dan Majapahit. Kemudian masih berlangsung pada masa Demak dan Mataram di bawah Sultan Agung.
Keahlian membuat Keris hanyalah satu dari 10 ilmu asli yang dimiliki orang Jawa: Wayang, Gamelan, Metrik (cara dan alat penimbang), Batik, Logam (dan cara mengolahnya), sistem uang, ilmu pelayaran, Astronomi (ilmu perbintangan), penanaman Padi basah, dan sistem pemerintahan yang sangat teratur. (ar/sf)

Nikmatnya anak

Anak merupakan karunia terbesar dari ALLOH swt. pada hamba-Nya, sehingga ketiadaan anak menjadi kekurangan tersendiri dalam hubungan rumah tangga, sehingga Nabi Ibrohim as. dan istrinya merasakan hari-hari yang sepi dalam bahtera rumah tangganya, sehingga beliau selalu memohon kepada ALLOH swt. untuk memberikannya anak.
begitu orgen-nya anak bagi kehidupan manusia sehingga ALLOH swt. menjanjikan kehidupan disurga dilengkapinya dengan anak, dan dalam setiap tempat dan keadaan anak selalu menempati tempat sangat penting dan bahkan sebagai jembatan penghubung antar keluarga yang mengalami gerusan tertentu, dengan hadirnya anak ditengah-tengah keluarga menjadikan literatur tersendiri bagi keluarga.
Ingin punya anak? ya mari lakukan tahapan-tahapannya sesuaikan dengan sunnah Baginda Muhammad saw. insya-ALLOH hasilnya sholeh sholihah, amien...

Armada Penakluk Lautan Di Era Kejayaan Islam

Ilmu astronomi berkembang seiring dengan kebutuhan penjelajahan kaum Muslim ke berbagai belahan dunia. Pasalnya, astronomi bermanfaat untuk navigasi dalam upaya menjangkau negerinegeri yang jauh dari wilayah kekuasaan Islam. Dengan demikian, astronomi membantu mengembangkan misi dakwah Islam, juga memperkuat perkembangan ilmu pengetahuan umat. Dalam proses menggapai dua misi itu, tak jarang umat Islam harus berhadapan dengan pasukan musuh yang menghadang.

Maka dibutuhkan pasukan perang yang kuat dengan bekal pengetahuan perbintangan yang mumpuni. Dalam satu dekade sejak penaklukan Mesir, umat Islam berhadapan dengan Byzantium (Kekaisaran Romawi). Dalam persaingan itu, umat Islam berhasil menguasai Laut Tengah bagian timur, yakni Cyprus sekitar tahun 30 H (649 M), dan Rhodes pada tahun 52 H (672 M).

Pada saat itu, Kekaisaran Romawi memiliki armada angkatan laut yang hebat dan kuat di Laut Tengah. Mereka menjadi salah satu kekuatan militer terkuat di dunia pada zamannya. Maka, umat Muslim berpikir bagaimana cara melawan angkatan laut yang tak terkalahkan itu. Sejak saat itulah dibentuk armada angkatan laut Muslim. Di sini navigasi diperlukan untuk menuntun arah hingga ke tempat-tempat yang mereka tuju.

Kaum Muslim berkeyakinan, makin teliti seorang navigator dalam menentukan posisinya di tengah laut, berdasarkan peredaran matahari, bulan, atau bintang, makin tinggi pula akurasi perhitungan waktu dan tempat yang dituju. Dengan demikian, persiapan logistik selama perjalanan pun dapat dilakukan secara lebih matang.

Ada kaidah berbunyi Ma laa yatimmul waajib illaa bihi, fahuwa wajib (apa yang mutlak diperlukan untuk menyempurnakan sesuatu kewajiban, hukumnya wajib pula). Kaidah ini menjadi pedoman bagi kaum Muslimin dalam menyiapkan peperangan melawan Kaisar Romawi ketika itu.

Mereka mulai mempelajari teknik perkapalan, navigasi dengan astronomi maupun kompas, dan mesiu. "Bangsa Arab sangat cepat menanggapi kebutuhan akan angkatan laut yang kuat untuk mempertahankan dan mempersatukan daerah kekuasaannya," jelas Ahmad Y. Al-Hassan dan Donald R Hill dalam karyanya Islamic Technology: An Illustrated History.

Selama era kekuasaan Bani Ummayah, Khalifah Mu'awiyah (602M-680M) berusaha memulihkan kembali kesatuan wilayah Islam. Setelah berhasil mengamankan situasi dalam negeri, Mu'awiyah segera mengerahkan pasukan untuk perluasan wilayah kekuasaan.

Penaklukan Afrika Utara (647 M- 709 M) merupakan peristiwa penting dan bersejarah selama masa kekuasaannya. Gubernur Mesir kala itu, Amr Ibnu Ash, merasa terganggu oleh kekuasaan Romawi di Afrika Utara. Karenanya, Amr Ibnu Ash mengerahkan pasukan di bawah pimpinan Jenderal Uqbah untuk menaklukkan wilayah Afrika Utara itu.

Pasukan Uqbah akhirnya berhasil menguasai Kairowan hingga ke bagian selatan wilayah Tunisia. Khalifah Mu'awiyah kemudian membangun benteng untuk melindungi kota Kairowan dari serangan pasukan Berber dan menjadikan kota Kairowan sebagai ibukota propinsi Afrika Utara.

Mu'awiyah tercatat sebagai pendiri armada angkatan laut Islam. Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Syria, ketika kekhalifahan Islam dipimpin oleh khalifah rasyidah ketiga, Ustman bin Affan. Selama itu pula Mu'awiyah telah memiliki lima puluh armada laut yang tangguh. Pasukan laut ini akhirnya berhasil menaklukkan Cyprus (649 M), Rhodes (672 M), dan kepulauan lainnya di sekitar Asia Kecil.

Dengan penaklukan Afrika Utara (647 M- 709 M) dan Spanyol (705-715 M), kirakira 40 tahun kemudian, armada angkatan laut Islam di seluruh Laut Tengah menjelma sebagai yang terkuat dan tak terkalahkan hingga dua abad berikutnya. Pasukan ekspedisi dari Afrika Utara menduduki Sisilia pada tahun 211 H (837 M). Angkatan laut tersebut hingga masuk ke wilayah pantai Italia dan Prancis Selatan.

Armada laut Turki Ustmani
Berselang beberapa abad kemudian, Kesultanan Ustmani (Ottoman) juga mampu mengalahkan kekuatan Kaisar Romawi. Mereka berhasil menundukkan Konstantinopel (ibu kota Kekaisaran Byzantium) pada tahun 1453. Sejak itu, pemerintahan Ustmani mulai mengembangkan Istanbul (kota Islam) menjadi pusat pelayaran.

Bahkan, Sultan Muhammad II pun menetapkan lautan dalam Golden Horn sebagai pusat industri dan gudang persenjataan maritim. Dia juga mengangkat komandan angkatan laut, Hamza Pasha, untuk membangun industri dan gudang persenjataan laut.

Kesultanan Ustmani juga membuat sebuah kapal di Gallipoli Maritime Arsenal. Dengan komando Gedik Ahmed Pasha (tahun 1480 M), Kesultanan Ustmani memperkokoh basis kekuatan lautnya di Istanbul. Maka tak heran, jika marinir Turki mendominasi Laut Hitam dan menguasai Otranto.

Pada era kekuasaan Sultan Salim I (1512 M-1520 M), Kesultanan Turki Ustmani memodifikasi pusat persenjataan maritim di Istanbul. Salim I berambisi menciptakan negara yang kuat, tangguh di darat dan laut. Ia bertekad memiliki angkatan laut yang besar dan kuat untuk menguasai lautan.

Pembangunan dan perluasan pusat persenjataan maritim pun dilakukan dari Galata sampai ke Sungai Kagithane di bawah pengawasan Laksamana Cafer. Pembangunan dan perluasan ini rampung pada tahun 1515 M. Proyek besar ini menyedot dana hingga sekitar 50 ribu koin.

Selain mengembangkan pusat persenjataan Maritim Istanbul, Sultan Salim I juga memerintahkan membuat beberapa kapal laut berukuran besar. Selang beberapa tahun kemudian, sebanyak 150 unit kapal selesai dibuat. Dengan kekuatan yang dahsyat itu, Sultan Salim I pernah mengatakan, "Jika Scorpions (pasukan Kristen) menempati laut dengan kapalnya, jika bendera Paus dan raja-raja Prancis serta Spanyol berkibar di Pantai Trace, itu semata-mata karena toleransi kami."

Dengan memiliki armada kapal laut terbesar di dunia pada abad ke-16 M, Turki Ustmani telah menguasai Laut Mediterania, Laut Hitam, dan Samudera Hindia. Tak heran, bila kemudian Turki Ustmani kerap disebut sebagai kerajaan yang bermarkas di atas kapal laut. Ambisi Sultan Salim I menguasai Lautan akhirnya tercapai.

Bahkan, sekembalinya Sultan Salim I dari Mesir, ia berpikir kembali akan pentingnya membangun kekuatan di lautan yang lebih kuat. Sebelumnya, kekuasaan Ustmani Turki telah menguasai pelabuhan penting di Timur Mediterania, seperti Syiria dan Mesir. Gagasan Sultan Salim I ini terus dikembangkan oleh sultan-sultan berikutnya. Berkat kehebatannya, Turki Ustmani sempat menjadi adikuasa yang disegani bangsa-bangsa di dunia, baik di darat maupun di laut.

Mengenal Tipe Kapal Perang

Seiring berkembangnya teknologi navigasi, teknologi perkapalan pun berkembang pesat di dunia Islam. Teknologi perkapalan merupakan kekuatan industri dunia terbesar di abad pertengahan. Ketika itu, umat Islam memiliki begitu banyak pelabuhan yang ramai dan padat.

Dan di sepanjang daerah pantai kota-kota Islam banyak berdiri pusat-pusat pembuatan dan perakitan kapal. Setiap negeri Muslim menciptakan kapal dengan model dan jenis yang berbeda-beda. Selain membuat kapal untuk tujuan berniaga, pada era itu umat Islam juga gencar membuat kapal-kapal perang.

Kapal perang dibangun untuk memperkokoh pertahanan wilayah kekuasaan kekhalifahan Islam di lautan. Sehingga, ketika itu kekhalifahan Islam tak hanya tangguh di darat, namun juga kuat di lautan. Begitu sulit untuk dikalahkan. Kapal perang didesain lebih ramping dan dikendalikan dengan layar atau dayung. Sedangkan, kapal niaga dibangun dengan cukup lebar.

Rancangan seperti itu sengaja dibuat agar kapal dapat membawa barang dalam jumlah yang banyak. Pada masa itu, kapal perang yang paling besar sanggup menampung sekitar 1.500 pasukan. Sedangkan kapal dagang yang besar mampu menampung 1.000 ton barang.

Menurut Al-Hasan dan Hill, pada mulanya kapal-kapal perang tersebut dibuat di Mesir dan Syria oleh para ahli pembuat kapal nomor wahid. Konstruksi kapal dibuat sama dengan kapal-kapal yang dibuat oleh angkatan laut Byzantium. "Para kelasi direkrut dari penduduk setempat, tetapi para tentara yang membawahi mereka adalah orang-orang Arab," jelas Al-Hassan dan Hill.

Seiring berjalannya waktu, dunia perkapalan semakin maju. Bahkan pembuatan kapal serta perlengkapan angkatan laut secara keseluruhan menjadi mata usaha orang-orang Islam kala itu. Akibatnya, kaum Muslimin menjadi ahli dalam kedua cabang keahlian yang berkaitan dengan kelautan itu. Mereka tercatat membuat beberapa kemajuan penting. Kapal-kapal yang besar mampu mereka hasilkan. Bahkan mereka merancang kapal perang besar seperti shini, kapal besar (galley) yang digerakkan dengan 143 dayung.

Pada tahun 326 H (972 M), papar Al-Hasan dan Hill, Khalifah Mu'izz Din Allah dari Dinasti Fathimiyyah menjadi pimpinan pembuatan 600 kapal di galangan kapal Maqs di Mesir. Salah satu kapal besar lainnya tipe buttasa, sebuah kapal layar yang dapat menopang sebanyak 40 layar. "Salah satu kapal jenis ini membuat rekor dengan kemampuannya memuat 1.500 orang termasuk awak dan tentara," ungkap Al-Hasaan dan Hill.

Adapun jenis kapal lainnya adalah ghurab (secara harafiah berarti gagak). Dinamai demikian mungkin berdasarkan bentuk haluan kapal tersebut. Jenis lainnya adalah kapal shallandi, kapal dengan dek lebar yang digunakan untuk membawa muatan. Dua nama kapal tersebut sampai ke Eropa, bahkan masuk ke dalam kosakata bahasa Eropa dan berubah menjadi corvett dan challand.

Kaum Muslim juga mampu membuat kapal jenis qurqura (bahasa Latinnya berburu), yakni kapal Cyprus yang besar untuk membawa kebutuhan armada. Mereka juga menciptakan beberapa kapal kecil yang dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti kapal untuk suplai barang dan senjata, kapal untuk komunikasi dari kapal ke pantai, kapal pengintai, dan kapal untuk pengeran dan penangkapan musuh. "Kebanyakan kapal itu didayung, tetapi shubbak (perahu nelayan Laut Tengah) selain mempunyai dayung-dayung dilengkapi pula dengan sejumlah layar," kata Al-Hassan dan Hill.

Jenis kapal yang lebih besar bisa digunakan untuk membawa penembak misi dan mesin-mesin untuk melepaskan bahan peledak dan juga untuk membawa para awak kapal yang terampil. Ketika teknologi perkapalan belum canggih, pertempuran laut berlangsung dalam jarak jauh. Namun dalam perkembangannya, semua kapal dilengkapi jepitan besi untuk merapatkan pinggiran lambung kapal musuh, sehingga banyak pertempuran pada akhirnya ditentukan oleh perkelahian berhadap-hadapan antara para awak dan pelaut yang sedang bertempur.(rp) suaramedia.com

Turki Jadi "Neraka Dunia" Bagi Kaum Yahudi

Davos (Berita SuaraMedia) Hari demi hari, warga Israel semakin pesimis dengan negaranya. Dua hari yang lalu, pemerintah Israel mengeluarkan larangan bagi warga Israel untuk pergi melancong ke negeri Recep Tayyip Erdogan tersebut. Hal ini membuat kecewa hampir semua penduduk Israel. Mengapa?
Bagi orang-orang Israel, Turki merupakan tempat berlibur yang menakjubkan.Selama bertahun-tahun, sebagai salah satu negara sekutu Israel, orang-orang Israel diperlakukan dengan baik jika berada di negara ini.
Hampir semua keluarga Israel, dari segala golongan, menghabiskan liburan tahunannya ke Turki. Sekarang, Turki menjadi "neraka dunia" bagi kaum Yahudi. Hal ini diungkapkan sendiri oleh seorang Yahudi warga Turki, Haim Broida.
"Sebulan yang lalu, tim bola basket Israel dilempari batu, dan kelihatan jelas penonton pertandingan itu yang berasal dari Turki seperti ingin membunuh para pemain Israel." ujar Broida, "Di mana-mana terjadi pembakaran bendera Israel, demo akan Israel berlangsung tiap hari, dan pernyataan rasis muncul dimana-mana. Ditambah, bukan hanya di jalanan, tapi juga di pemerintahan, PM Erdogan bertengkar dengan Presiden Shimon Peres di Davos. Ketika pulang, semua rakyat Turki menyambutnya sebagai pahlawan. Saat ini Turki menjadi negara yang berbahaya buat Israel."
Haim Broida melanjutkan, dengan semua kekacauan tersebut, sekarang semua pemimpin Israel sibuk dengan urusan pemilu. Sderot, kota di sebelah selatan Israel, dan Ashkelon masih dilanda ketakutan yang amat sangat. "Apakah sekarang, Israel masih mempunyai kejayaan?" imbuhnya dengan nada putus asa.
Seperti yang membakar minyak tanah, pada saat ini, pemerintah Turki membuka diskon besar-besaran untuk semua penerbangan ke Turki. Dalam tiga jam saja, semuanya sudah sold out. Sementara ratusan orang Israel kecewa karena ketika mereka akan pergi ke Turki, semua dikatakan sudah tak tersedia lagi kamar dan penerbangan.
Satu hal yang sekarang tengah dirasakan langsung oleh warga Israel, bahwa boikot masyarakat dunia terhadap produk Israel mulai terasakan dampaknya oleh mereka. "Inilah bukti paling shahih, bahwa kesejahteraan dan keberadaan bangsa kami, Yahudi, sedang terancam." pungkas Broida. (sa/yn/erm) suaramedia.com

Kamis, 07 November 2013

Keutamaan Menyebarkan As-Salamu ‘Alaikum

Sebagai ajaran Rabbani Islam memang lengkap dan sempurna. Islam mengatur segenap urusan kehidupan manusia dari perkara yang paling kecil hingga perkara yang paling besar. Dari urusan yang bersifat individual hingga urusan sosial.
Salah satu tuntunan Islam ialah perkara bertegur sapa antara seorang beriman dengan Muslim lainnya. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mencontohkan bahwa bila seorang Muslim berjumpa dengan Muslim lainnya, maka hendaklah ia mengucapkan sapaan khas Islam yaitu As-Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh, artinya Salam damai untukmu dan semoga Rahmat dan Keberkahan Allah menyertaimu. Subhanallah...! Begitu indahnya tegur-sapa yang diajarkan agama Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman.
Bahkan dalam suatu kesempatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan tindakan mengucapkan salam sebagai bentuk ajaran Islam yang lebih baik. Menebar salam disetarakan dengan memberi makanan kepada orang yang dalam kesusahan.

Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Manakah ajaran Islam yang lebih baik?” Rasul shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Hendaklah engkau memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak.” (HR Bukhary)

Dalam hadits yang lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan korelasi antara mengucapkan salam dengan saling mencinta antara satu Muslim dengan Muslim lainnya. Kemudian korelasi antara saling mencinta dengan keimanan. Kemudian akhirnya korelasi antara beriman dengan izin dari Allah untuk masuk surga, negeri keabadian yang penuh dengan kesenangan abadi.

Berkata Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Kalian tidak beriman secara sempurna sehingga kalian saling mencinta. Maukah kalian aku tunjukkan suatu perkara bila kalian lakukan akan saling mencinta? Biasakanlah mengucapkan salam di antara kalian (apabila berjumpa).” (HR Muslim)
Dengan kata lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin menjelaskan bahwa kumpulan Muslim yang tidak suka saling menebar salam maka tidak akan saling mencinta. Bila atmosfir saling mencinta tidak ada, maka keimanannya diragukan keberadaannya. Dan jika keimanannya diragukan, maka kemungkinan masuk surga-pun menjadi kecil.
Saudaraku, marilah kita berlomba untuk masuk surga dengan jalan senantiasa menebar salam satu sama lain di antara sesama kaum muslimin. Sungguh sederhana, namun sebagian kita enggan melakukannya. Padahal akibat yang ditimbulkannya menjadi idaman setiap Muslim: Masuk surga…! Bukankah ini bentuk kompetisi satu-satunya yang dibenarkan Allah untuk diperebutkan di antara sesama Muslim?
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS Ali Imran ayat 133)

Ya Allah, aku mohon kepadaMu akan RidhaMu dan SurgaMu dan aku berlindung kepadaMu dari MurkaMu dan NerakaMu.

UNDANGAN PERINGATAN TAHUN BARU ISLAM

Kepada :
1. Pengurus Yayasan Al-Jazirah
2. Kepala Satuan Pendidikan PAUD, TK, MI & SMP
3. Dewan Guru dan Karyawan
4. Pengurus Lembaga Otonom
5. Siswa/Siswi Al-Jazirah Education
di-  TEMPAT

ASSALAMU'ALAIKUM WAR. WAB.
Mohon kehadirannya nanti pada hari Senen malam Selasa, tanggal 07 Muharram 1435 H bertepatan dengan 11 November 2013 M. waktu setelah sholat Isya', tempat di Halaman Masjid Baiturrahman Kamp. Sumber Penang Gunung Kesan Kec. Karangpenang Kab. Sampang, acara Peringatan Tahun Baru Islam 1435 H. insya-Alloh akan dihadiri oleh K. Nurut Tamam Sampang.
Khusus untuk pembaca dan editor website Al-Jazirah mohon juga hadir untuk merekam apa yang disampaikan pada acara tersebut. insya-ALLOH semuanya bersedia?
Wassalamu'alaikum War. Wab.

Senin, 04 November 2013

SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1435 HIJRIYAH

Segenap pengurus Yayasan Al-Jazirah, civitas akademik Al-Jazirah education, dan pengasuh Al-Jazirah mengucapkan :
SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1435 HIJRIYAH
Semoga iman dan amal kita selalu meningkat dan makbul disisi ALLOH swt.
Semoga Bapak/Ibu, Saudara/i mendapat barokah dari perubahan tahun islam ini yakni hijrah dari yang tidak baik kepada yang baik, dari yang lemah menjadi semangat, dari yang biasa-biasa menjadi luar biasa. amien...

Suasana Cuaca di Surga

Di Surga tidak ada terik matahari yang menyengat dan salju yang sangat dingin. Cuacanya cerah menerangi penghuninya, dengan suasana yang sangat menghanyutkan perasaan dan tiada bandingannya, tidak mungkin untuk dapat diungkapkan dengan kata kata, kecuali kalau kita sudah mengalaminya.
Di dunia, dalam satu tahun, hari demi hari berganti, dengan cuaca dan udara yang silih berganti, ada saatnya kita merasakan nyaman dan segar dengan cuaca dan suhu udara yang pas terasa di kulit. Biasanya itu terjadi pada pagi hari. Sedangkan di Surga cuacanya senantiasa sesuai dengan fisik dan jiwa manusia, dengan ukuran yang pas, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah berkaitan dengan kesenangan kesenangan di Surga.
Allah SWT berfirman,
Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka keceriaan dan kegembiraan. Dan dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya berupa surga dan pakaian sutera. Di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan. Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah mudahnya untuk memetik buahnya (QS Al Insan 11-14)
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat “ La yaraunaa fiha syamsan wala zamharina,” berarti mereka tidak merasakan panas yang terik atau dingin yang menyengat. Menurut kebanyakan mufasir, suasana di Surga seperti saat menjelang fajar atau saat matahari akan terbenam. Pendapat ini sangat jelas, Allah SWT menyebutkan, “ La yarauna fiha syamsan wala zamharina,” juga firman Allah “Wadaniyatan alaihim zhilaluha.” Naungan di sini memiliki tingkat ketebalan yang mengandung udara sehingga menjadikan iklim di Surga menjadi sangat menyenangkan. Wallahu alam.
Abu Abdillah Turmudzi dalam Nawadirul Ushul menyebutkan sebuah hadis dari Abban dari Hasan dan Abu Qilabah bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah SAW,” Wahai Rasulullah, apakah di surga ada malam?” Rasulullah SAW menjwab,”Apa yang telah kamu siapkan untuk itu?” Orang itu menjawab,”Aku mendengar Allah berfirman, “ Dan di dalamnya bagi mereka ada rezeki pagi dan petang (Maryam 62), aku (Perawi Hadist) berkata, “ Malam itu waktu antara pagi dan petang.” Rasulullah SAW bersabda,” Di Surga tidak ada malam.  Di sana ada sinar dan cahaya. Pagi mengantarkan mereka pada keadaan santai dan santai mengantarkan mereka pada pagi. Lalu, akan datang pada mereka saat saat untuk salat. Pada saat itulah mereka menunaikan salat. Para malaikat pun mengucapkan salam kepada mereka. (HR Ibnul Mubarak, dalam Zawa-id Az Zuhd)
Di Surga tidak ada terik matahari yang menyengat dan salju yang sangat dingin. Cuacanya cerah menerangi penghuninya, dengan suasana yang sangat menghanyutkan perasaan dan tiada bandingannya, tidak mungkin untuk dapat diungkapkan dengan kata kata, kecuali kalau kita sudah mengalaminya.
Di dunia, dalam satu tahun, hari demi hari berganti, dengan cuaca dan udara yang silih berganti, ada saatnya kita merasakan nyaman dan segar dengan cuaca dan suhu udara yang pas terasa di kulit. Biasanya itu terjadi pada pagi hari. Sedangkan di Surga cuacanya senantiasa sesuai dengan fisik dan jiwa manusia, dengan ukuran yang pas, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah berkaitan dengan kesenangan kesenangan di Surga.
Allah SWT berfirman,
"Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka keceriaan dan kegembiraan. Dan dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya berupa surga dan pakaian sutera. Di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan. Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah mudahnya untuk memetik buahnya (QS Al Insan 11-14)
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ayat “ La yaraunaa fiha syamsan wala zamharina,” berarti mereka tidak merasakan panas yang terik atau dingin yang menyengat. Menurut kebanyakan mufasir, suasana di Surga seperti saat menjelang fajar atau saat matahari akan terbenam. Pendapat ini sangat jelas, Allah SWT menyebutkan, “ La yarauna fiha syamsan wala zamharina,” juga firman Allah “Wadaniyatan alaihim zhilaluha.” Naungan di sini memiliki tingkat ketebalan yang mengandung udara sehingga menjadikan iklim di Surga menjadi sangat menyenangkan. Wallahu alam.
Abu Abdillah Turmudzi dalam Nawadirul Ushul menyebutkan sebuah hadis dari Abban dari Hasan dan Abu Qilabah bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah SAW,” Wahai Rasulullah, apakah di surga ada malam?” Rasulullah SAW menjwab,”Apa yang telah kamu siapkan untuk itu?” Orang itu menjawab,”Aku mendengar Allah berfirman, “ Dan di dalamnya bagi mereka ada rezeki pagi dan petang (Maryam 62), aku (Perawi Hadist) berkata, “ Malam itu waktu antara pagi dan petang.” Rasulullah SAW bersabda,” Di Surga tidak ada malam.  Di sana ada sinar dan cahaya. Pagi mengantarkan mereka pada keadaan santai dan santai mengantarkan mereka pada pagi. Lalu, akan datang pada mereka saat saat untuk salat. Pada saat itulah mereka menunaikan salat. Para malaikat pun mengucapkan salam kepada mereka. (HR Ibnul Mubarak, dalam Zawa-id Az Zuhd)

Sejarah penetapan kalender hijriyah




(Arrahmah.com) - Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du. Arab sejak masa silam, sebelum kedatangan Islam, telah menggunakan kalender qamariyah (kalender berdasarkan peredaran bulan). Mereka sepakat tanggal 1 ditandai dengan kehadiran hilal. Mereka juga menetapkan nama bulan sebagaimana yang kita kenal. Mereka mengenal bulan Dzulhijah sebagai bulan haji, mereka kenal bulan muharam, safar, dan bulan-bulan lainnya. Bahkan mereka juga menetapkan adanya 4 bulan suci: Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab. Selama 4 bulan suci ini, mereka sama sekali tidak boleh melakukan peperangan. Hanya saja masyarakat jazirah Arab belum memiliki angka tahun. Mereka tahu tanggal dan bulan, tapi tidak ada tahunnya. Biasanya, acuan tahun yang mereka gunakan adalah peristiwa terbesar yang terjadi ketika itu. Kita kenal ada istilah tahun gajah, karena pada saat itu terjadi peristiwa besar, serangan pasukan gajah dari Yaman oleh raja Abrahah. Tahun Fijar, karena ketika itu terjadi perang Fijar. Tahun renovasi Ka’bah, karena ketika itu Ka’bah rusak akibat banjir dan dibangun ulang. Terkadang mereka juga menggunakan tahun kematian tokohnya sebagai acuan, semisal; 10 tahun setelah meninggalnya Ka’ab bin Luai.
Keadaan semacam ini berlangsung terus sampai zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Khalifah Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu. Ketka itu, para sahabat belum memiliki acuan tahun. Acuan yang mereka gunakan untuk menamakan tahun adalah peristiwa besar yang terjadi ketika itu. Berikut beberapa nama tahun di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
1. Tahun izin (sanatul idzni), karena ketika itu kaum muslimin diizinkan Allah untuk berhijrah ke Madinah.
2. Tahun perintah (sanatul amri), karena mereka mendapat perintah untuk memerangi orang musyrik.
3. Tahun tamhish, artinya ampunan dosa. Di tahun ini Allah menurunkan firmanNya, ayat 141 surat Ali Imran, yang menjelaskan bahwa Allah mengampuni kesalahan para sahabat ketika Perang Uhud.
4. Tahun zilzal (ujian berat). Ketika itu, kaum muslimin menghadapi berbagai cobaan ekonomi, keamanan, krisis pangan, karena perang khandaq dan seterusnya. (Arsyif Multaqa Ahlul Hadits, Abdurrahman al-Faqih, 14 Maret 2005)
Sampai akhirnya di zaman Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah. Di tahun ketiga beliau menjabat sebagai khalifah, beliau mendapat sepucuk surat dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, yang saat itu menjabat sebagai gubernur untuk daerah Bashrah. Dalam surat itu, Abu Musa mengatakan:

“Telah datang kepada kami beberapa surat dari amirul mukminin, sementara kami tidak tahu kapan kami harus menindaklanjutinya. Kami telah mempelajari satu surat yang ditulis pada bulan Sya’ban. Kami tidak tahu, surat itu Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Kemudian Umar mengumpulkan para sahabat, beliau berkata kepada mereka:

“Tetapkan tahun untuk masyarakat, yang bisa mereka jadikan acuan.”
Ada yang usul, kita gunakan acuan tahun bangsa Romawi. Namun usulan ini dibantah, karena tahun Romawi sudah terlalu tua. Perhitungan tahun Romawi sudah dibuat sejak zaman Dzul Qornain (Mahdhu ash-Shawab, 1:316, dinukil dari Fashlul Khithab fi Sirati Ibnul Khatthab,  Dr. Ali Muhammad ash-Shalabi, 1:150)
Kemudian disebutkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak, dari Said bin al-Musayib, beliau menceritakan:
Umar bin Khattab mengumpulkan kaum muhajirin dan anshar radhiyallahu ‘anhum, beliau bertanya: “Mulai kapan kita menulis tahun.” Kemudian Ali bin Abi Thalib mengusulkan: “Kita tetapkan sejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah, meninggalkan negeri syirik.” Maksud Ali adalah ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Kemudian Umar menetapkan tahun peristiwa terjadinya Hijrah itu sebagai tahun pertama (al-Mustadrak 4287 dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi).
Mengapa bukan tahun kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi acuan?
Jawabannya disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar sebagai berikut:

Para sahabat yang diajak musyawarah oleh Umar bin Khatthab, mereka menyimpulkan bahwa kejadian yang bisa dijadikan acuan tahun dalam kalender ada empat: tahun kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tahun ketika diutus sebagai rasul, tahun ketika hijrah, dan tahun ketika beliau wafat. Namun ternyata, pada tahun kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tahun ketika beliau diutus, tidak lepas dari perdebatan dalam penentuan tahun peristiwa itu. Mereka juga menolak jika tahun kematian sebagai acuannya, karena ini akan menimbulkan kesedihan bagi kaum muslimin. Sehingga yang tersisa adalah tahun hijrah beliau (Fathul Bari, 7:268).
Abu Zinad mengatakan:

“Umar bermusyawarah dalam menentukan tahun untuk kalender Islam. Mereka sepakat mengacu pada peristiwa hijrah (Mahdzus Shawab, 1:317, dinukil dari Fashlul Khithab fi Sirati Ibnul Khatthab,  Dr. Ali Muhammad ash-Shalabi, 1:150)
Karena hitungan tahun dalam kalender Islam mengacu kepada hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya kalender ini dinamakan kalender hijriah.
Setelah mereka sepakat, perhitungan tahun mengacu pada tahun hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya mereka bermusyawarah, bulan apakah yang dijadikan sebagai bulan pertama.
Pada musyawarah tersebut, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu mengusulkan agar bulan pertama dalam kalender Hijriah adalah Muharam. Karena beberapa alasan:
a. Muharam merupakan bulan pertama dalam kalender masyarakat Arab di masa masa silam.
b. Di bulan Muharam, kaum muslimin baru saja menyelesaikan ibadah yang besar yaitu haji ke baitullah.
c. Pertama kali munculnya tekad untuk hijrah terjadi di bulan Muharam. Karena pada bulan sebelumnya, Dzulhijah, beberapa masyarakat Madinah melakukan Baiat Aqabah yang kedua. (Simak keterangan Ibn Hajar dalam Fathul Bari, 7:268).  Allahu a’lam

Sabtu, 02 November 2013

KUNJUNGAN PENGAWAS DINAS PENDIDIKAN SAMPANG

Pada hari ini Sabtu 02 November 2013 telah hadir ke Yayasan Al-Jazirah Drs. Junaidi, M.Pd. Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang diterima oleh pengasuh KH. Manshur Abdullah di balai tamu kepengasuhan.
Dalam kesempatan itu disampaikan tentang progres pembangunan gedung SMP Al-Jazirah yang direncanakan lantai 3 dengan dana swadaya dari yayasan, tokoh masyarakat dan orang tua murid, hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan pendidikan di kampung Sumber Penang Gunung Kesan Karangpenang Sampang.
Semoga cepat selesai...

Jumat, 25 Oktober 2013

Dengki, Menjemput Penyakit


by: Echiey Hisaan, Pekanbaru
Pengelola Rumah Tahfidz dan Aktivis

dengkiBiasanya seorang yang berada dalam kondisi serba kecukupan, cukup wajah, cukup postur tubuh, cukup materi, cukup popular, cukup ilmu, dan lain-lain, maka ia merasa dirinya sudah berada di pusat perhatian segala sisi kehidupan. Ketika ia mengetahui dan menyadari bahwa masih ada yang melebihi kecukupannya tadi, maka ia akan rentan di serang penyakit dengki jika tidak pandai-pandai mengelola perasaannya.
Sebab datangnya dengki sangat banyak dan sangat cepat merasuki jiwa seseorang. jika ia mampu cepat-cepat mengusirnya, selamatlah ia dari akibat yang di timbulkan oleh dengki, namun jika ia menerima serangan dengki itu ke dalam hatinya, jadilah akibat yang panjang bagi dirinya sendiri.
Di antara akibat yang panjang dari membiarkan masuknya dengki ke dalam hati adalah:
  • Tidak bisa tenang jika melihat yang di dengki lewat atau mendengar berita baik tentang nya, tekanan darah jadi tidak stabil, nafas lebih kencang, dan hasrat ingin menggunjingnya jadi meningkat.

  • Waktu yang ada di hari-hari jadi tersita dan pikiran terbagi karena selalu memikirkan tentang perkembangan terbaru orang yang di dengki.

  • Pahala dari amalan-amalan baik yang telah di buat jadi terkikis seiring lamanya proses dengki bersemayam di hati kepada orang lain.

  • Tidak bisa tidur malam karna sibuk memikirkan orang yang di dengki, seperti terus bertanya-tanya sendiri “apa maunya? Bagaimana bisa dia begitu? Dasar tidak tahu diri, dan lainnya”.

  • Jika sudah sulit tidur malam, biasanya lambung akan terganggu dan akibatnya selera makan juga akan terganggu.

  • Jika sudah tidak selera makan, maka asupan gizi untuk tubuh mulai berkurang dan mengganggu sistem peredaran darah dan sistem kerja tubuh.

  • Jika sistem tubuh sudah tidak stabil, maka kinerja otak terganggu, kerja jantung terganggu, dan semua organ tubuh ikut terganggu.

  • Jika semua organ tubuh sudah terganggu maka datanglah satu persatu penyakit di tubuh.

  • Jika sudah sakit, maka harus ke dokter untuk periksa dan tebus resep, bahkan kadang harus bolak-balik berulang kali ke dokter, semuanya menyita waktu dan uang.

Seperti itulah akibat panjang yang di timbulkan oleh dengki jika di biarkan masuk ke dalam hati. Selain merugikan karna menyita banyak waktu, juga menjadikan tubuh yang sehat menjadi sakit. Sebelum virus dengki berkembang lama di dalam hati, segeralah usir dengan cara mengingat keadilan Allah swt, serta beristigfar sebanyak-banyaknya.
Banyak jalan bagi dengki untuk dapat mudah masuk ke dalam hati manusia, virus dengki beterbangan mengintai hati manusia di tiap saat dan di tiap hari. kuncinya adalah syukuri keadaan kehidupan kita dan selalu ingat  bahwa semua yang ada pada orang lain adalah juga karunia pemberian atas kebijaksanaan Allah swt.
Semoga bermanfaat ya…

Bahagia Karena Banyak Digunjing

Redaksi – Jumat, 18 Oktober 2013 08:32 WIB
gunjingDi gunjing? anda tentu tau apa yang dikatakan dengan di gunjing. Setiap orang sudah mengenal kata ini bahkan sejak ia menginjak bangku SD.
Ya, segala sesuatu yang ada dalam kata di gunjing konotasinya adalah tidak mengenakkan sekali. Kebanyakan dari isinya adalah tentang pendapat dan hal-hal yang tidak di suka oleh objek gunjingan. isu-isu yang sarat dengan kamuflase dan biasanya berakibat merugikan objek gunjingan.
Perbuatan menggunjing ini sudah merata ke setiap kalangan dan jenis kelamin. Dimana-mana orang sadar atau tidak sadar ia pasti pernah ikut terlibat dalam gunjing menggunjing. Dengan cepat dan sigap suara gunjingan menyebar kemana-mana dan bertambah-tambah.
Itulah hebatnya gunjing, semua jadi kreatif olehnya, bumbu-bumbu yang tadinya sedikit menjadi meluas untuk di masak agar nikmat untuk di konsumsi bersama-sama. Indah sekali terasa bagi yang memakannya dan menyakitkan sekali bagi objeknya.
“ wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian banyak prasangka itu dosa. Dan jangalah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu akan merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah maha penerima taubat, maha penyayang.” (QS. AL-HUJURAT:12)
Namun tidak berlaku untuk yang merasa dirinya orang beriman dan mukmin sejati. Kenapa demikian, karna ia mengetahui rahasia tersembunyi dari setiap keadaan yang menerpanya.
Sebut sajalah ia sedang menjadi objek gunjingan, panas sekali hatinya mendengar dirinya tengah asyik di perbincangkan dalam skala yang buruk-buruk. Namun apabila ia memang orang yang beriman dan memiliki kecakapan pengetahuan yang luas tentang ilmu agama, maka ia tidak akan terganggu sedikitpun oleh suara-suara yang mempergunjingkannya tersebut.
Ya, orang-orang yang di gunjing mestinya bersyukur dan bertambah bahagia. Apa sebab? Sebab ia tau hakikat dari keadaan di gunjing tersebut. Marilah kita ulas satu persatu dari sekian banyak rahasia kebaikan dari keadaan di gunjing, ada 10 kebaikan padanya, yaitu sebagai berikut:
1)     Anda yang di gunjing jadi mendapatkan perhatian lebih dari sebelumnya, karna orang-orang jadi sibuk memperhatikan anda, sehingga andapun jadi lebih memperhatikan sikap anda.

2)     Pada dasarnya orang yang sedang ramai di bicarakan, pertanda ia sedang berada di atas, dengan kata lain mereka yang menggunjing menyadari dalam hatinya tentang kelebihan anda yang tidak mereka punya.

3)     Anda jadi memiliki penasehat gratis yang suka mengoreksi kekurangan anda, agar anda dapat segera memperbaikinya dan berubah menjadi lebih teliti dan hati-hati.  Tanpa anda harus menyewa mahal consultant karakter ataupun psikiater pribadi.

4)     Yang tadinya anda tidak tau kekurangan anda, karna memiliki penasehat gratis maka anda jadi menyadari dan akhirnya dapat pelajaran baru untuk mensiasati pribadi anda jadi lebih baik dari sebelumnya, karna setiap kita pasti ada kekurangan.

5)     Dalam sebuah hadist, di katakan bahwa mereka yang bergunjing, hakikatnya sedang mengambil dosa-dosa anda, semakin banyak mereka bergunjing tentang anda, semakin banyak pula dosa anda di ambil oleh mereka.

6)     Sebaliknya, orang yang sedang di gunjing hakikatnya sedang menerima pasokan pahala dari mereka yang sedang menggunjingnya, dengan kata lain pahala mereka pindah ke orang yang di gunjing.

7)     Tabiatnya orang-orang yang suka menggunjing akan saling menggunjing lagi di belakang masing-masing, sehingga tampaklah bagi mereka keburukan mereka masing-masing, dan akhirnya saling tidak mempercayai lagi dan satu persatu bubar, tanpa anda harus bekerja keras untuk balik menyerang kumpulan mereka.

8)     Jika anda dapat membuktikan gunjingan mereka salah, maka seketika mereka akan takjub pada anda dan balik saling membela anda satu sama lain, dan tampaklah bagi mereka masing-masing bahwa mereka sama-sama tidak berpendirian yang baik. Sekali lagi tanpa anda harus bekerja keras untuk balik menggunjing mereka.

9)     Jika mereka tidak dapat anda perbaiki, diam adalah sikap cerdas dalam menghadapi gunjingan, agar proses transfer pahala dan pemindahan dosa berlangsung dengan sukses.

10)  Senyum terima kasih pada mereka setiap bertemu, karna mereka telah memberikan pahala mereka dengan cepat kepada anda. Lagipula tak ada salahnya selalu tebar senyum untuk semakin menambah saldo pahala anda, karna senyum adalah sedekah.

11)  Bahagia, karna slama ini anda kurang inisiatif dalam beramal, namun dapat tumpukan pahala dari mana-mana akibat gunjingan yang bahkan anda tidak kenal dengannya, hingga hapus sedikit demi sedikit dari catatan dosa-dosa anda.

Bukankah semua itu baik? Bukankah semua yang tampak menyakitkan dan merugikan ternyata baik akibatnya. Tentunya jika sikap anda tetap baik dan santun dalam fase menjadi objek gunjingan. Namun jika anda balik membalas dan mengajak berkelahi, maka itu semakin memperburuk keadaan anda di mata mereka dan bukan pahala yang di dapat, melainkan menambah kesalahan baru.
Untuk itulah anda di tuntut agar tetap tenang dan bersahaja jika sedang menghadapi gunjingan yang tidak enak, bersabar sedikit demi kebaikan yang banyak. Diam bukanlah tanda kelemahan, mengalah bukanlah tanda penakut, namun karna berilmu maka anda mengambil sikap yang bijak.
Tentunya sikap baik akan menuai hasil yang baik, dan sikap pasif tersebut di pilih semata-mata karna mengharap pahala dan ridha dari Allah swt. Bukankah anda tidak menyengaja merencanakan agar mereka ramai-ramai menggunjing anda sedemikian rupa, agar pahala amalan mereka pindah kepada anda?
Jadi, jangan sedih jika anda sedang menghadapi sebuah gunjingan. Justru berbahagialah karna ada orang-orang yang suka mengambil deretan dosa-dosa anda, dan menggantinya dengan pahala-pahala mereka. Bahkan kalau anda mampu, sediakanlah bagi mereka kado ucapan terima kasih karna telah bersedia mengambil dosa-dosa anda.
Untuk itulah anda semestinya tersenyum dan bahagia jika sedang menjadi objek gunjingan yang tidak mengenakkan.  Tidak perlu marah, tidak perlu naik darah. Cukup kelola hati anda agar tetap dingin, dan selalu tersenyum untuk mengikis pandangan sinis orang-orang yang menggunjing anda.
Semestinya kita bersyukur dan semestinya kita bahagia jika ada orang mendzolimi kita. Karna dengan begitulah jalan pintas untuk kita dapat menghapus sedikit demi sedikit dosa-dosa kita yang kita ketahui , apalagi untuk kategori dosa-dosa yang kita tidak ketahui bahwa itu adalah dosa. Sehingga tanpa sadar kita berjalan menuju hari tua sudah dalam keadaan berkurangnya jumlah dosa, apalagi sampai terkikis habis dosanya. Bukankah itu keberuntungan? Insya’Allah….
“ wahai orang-orang yang beriman! janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang (di olok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan-perempuan yang lain, karena boleh jadi perempuan yang (di olok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Jangalah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. AL-HUJURAT:11)
Wallahu’alam….

Din: Pemuda Harus Jadi Bagian Perjuangan Bangsa

emilu legislatif dan Presiden saatnya `peremajaan` kepemimpinan nasional.
null
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Hidayatullah.com--Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, pemuda seharusnya membuktikan perannya sebagai aset kepercayaan untuk meneruskan perjuangan bangsa, bukan hanya menjadi perwakilan pergantian generasi.
"Pemuda jangan hanya menjadi delegasi, tapi juga `trustee`," kata Din pada Simposium Pemilu Bersih di Jakarta, Kamis (24/10/2013) malam.
Din mengatakan, pemuda Indonesia harus "bangkit dari tidur" dan mengatur perjalanan generasi dalam arus perubahan dan dinamika global.
Menjelang Pemilihan Umum 2014, Din mengatakan, pemuda akan menghadapi momentumnya dalam regenerasi kepemimpinan dan menjadi perwakilan suara rakyat. Dengan demikian, pemuda jangan menjadi kelompok yang pasif. Namun menjadi garda terdepan dalam mengamankan Pemilu sebagai sarana demokrasi yang adil, jujur, dan bersih.
"Pemilu legislatif dan Presiden adalah masa krusial, karena masa transisi dari generasi, maka saatnyalah `peremajaan` kepemimpinan nasional," ujarnya, dalam pemberitaan Antara.
Pemuda, lanjut Din, perlu mengawal terjaganya konstitusi dan mencegah distorsi konsep bangsa yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa sejak lama. Dengan begitu, pemuda akan dapat memberikan sebuah keberhasilan politik dengan basis moral, bukan hanya politik yang mementingkan kekuasaan para elit.
"Pemudalah yang harus memprakarsai tersebarnya politik moral, bukan hanya mementingkan kekuasaan," kata Din.*

Studi: Gejala Stroke bisa Dilihat Dari Mata

Sebuah studi terbaru yang digelar National University of Singapore, menunjukkan bahwa mata bisa menjadi tanda apakah seseorang berisiko stroke atau tidak.
Tanda-Tanda-Stroke-bisa-Dilihat-Dari-Mata Seperti halnya penyakit jantung, stroke termasuk ke dalam golongan penyakit mematikan yang paling banyak diderita penduduk dunia.
“Retina menyediakan informasi tentang status pembuluh darah di otak,” kata Mohammad Ikram Kamran , MD, PhD, asisten profesor di Singapore Eye Research Institute, di National University of Singapore.
“Pencitraan retina adalah cara non-invasif dan murah untuk menguji pembuluh darah retina.” tambahnya. Untuk mengatahui hal tersebut peneliti melacak lebih dari 2.000 pasien dengan riwayat darah tinggi dalam kurun waktu 13 tahun. Setiap pasien memiliki foto retina di saat awal pemeriksaan. Retina merupakan lapisan peka cahaya di bagian belakang bola mata.
Kerusakan pembuluh darah pada retina yang dikaitkan dengan tingginya tekanan darah disebut retinopati hipertensi. Dari semua peserta, diketahui sebanyak 146 orang mengalami stroke akibat gumpalan darah dan 15 orang lain mengalami perdarahan di otak.
Para ilmuwan menyesuaikan hasil temuan ini dengan beberapa faktor risiko stroke mulai dari usia, jenis kelamin, ras, gula darah hingga pola makan pasien. Dari pengamatan tersebut ditemukan bahwa pasien yang mengalami retinopati hipertensi ringan berisiko mengalami stroke sebesar 35 persen. Risiko meningkat sebesar 137 persen pada pasien yang mengalami retinopati hipertensi sedang hingga berat.
“Masih terlalu dini untuk merekomendasikan perubahan dalam praktek klinis,” kata Ikram. “Studi-studi lain perlu mengkonfirmasi temuan kami dan memeriksa apakah pencitraan retina dapat berguna dalam memberikan informasi tambahan tentang risiko stroke pada orang dengan tekanan darah tinggi.” terang Ikram seperti dilansir redorbit. (dan)

Minggu, 20 Oktober 2013

TAUSHIYAH




 
Sebaik-baiknya manusia, pastilah terdapat keburukan pada dirinya, dan sejelek apapun seorang manusia pastilah terdapat kebaikan pada dirinya.

Beruntunglah manusia yang dapat melihat keburukan dirinya dan menutupi keburukan orang lain, dan celakalah manusia yang tidak dapat melihat kebaikan orang lain dan hanya melihat kebaikan dirinya.

Dalam 10 Tahun, di Pakistan, Drone AS lakukan 330 Kali Serangan, Tewaskan 2200 Orang


Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan dalam sebuah surat kepada PBB , bahwa ribuan  warga Pakistan tewas akibat serangan pesawat tak berawak AS beberapa tahun lalu.
Dia menjelaskan bahwa 2.200 orang telah tewas dalam serangan oleh pesawat Drone selama sepuluh tahun terakhir , termasuk setidaknya empat ratus warga sipil , serta dua ratus korban lainnya dianggap “bukan militan . “
Ben Emerson , Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk Pakistan mencatat setidaknya 330 serangan drone sejak tahun 2004 di daerah-daerah yang berbatasan dengan Afghanistan .
Emerson menyebut AS tidak  mempublikasikan data mengenai jumlah warga sipil yang menjadi korban karena serangan di daerah  Pakistan dengan dalih memerangi apa yang disebut terorisme.
Data ini datang pada saat kunjungan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif ke Washington , di mana ia diperkirakan akan membawa subjek pembicaraan mengenai  serangan AS di Pakistan  selama kunjungan.

NEGERI TIRAI BAMBA CHINA


Oleh : BAHRAWI, S.Sos.I
Ketua Yayasan Al-Jazirah Gunung Kesan Karangpenang Sampang

Tahun 2012 Saya mendapat kesempatan berkunjung ke negeri tirai bamba China dengan 15 orang teman kepala sekolah negeri/swasta se-Jawa Timur dalam rangka Studi Kemitraan untuk penjajakan program pertukaran guru dan siswa Propinsi Jawa Timur dengan China.
Dalam program pertukaran guru dan siswa ini dengan salah satu mekanismenya yaitu sekolah yang sudah menandatangani MoU dengan ITCC (Indonesia-Tiong Hoa Culture Centre) dibawah Jawa Pos akan mendapat pelatihan belajar bahasa mandarin selama 2 bulan, setelah itu mendapat kehormatan untuk praktek dan memperdalam bahasa mandarin di negeri tirai bambu China, dan setelah itu akan mendapat pengakuan sebagai guru bahasa mandarin dan berhak mendapatkan fasilitas dari ITCC.
Jalan lain untuk mendapatkan fasilitas ini dengan mengikuti studi kemitraan yakni kepala sekolahnya berangkat ke China dan setelah itu dilembaganya menjadikan bahasa mandarin sebagai bahasa asing pilihan dengan mendatangkan guru dan bahan ajar yang ditunjuk oleh ITCC maka setelah tamat nanti siswa tersebut mendapat kehormatan untuk mengikuti program pertukaran kenegeri tirai bambu selama 6 bulan.
China bercita-cita untuk menjadi kekuatan alternatif dari Asia dan menjadi keniscayaan untuk menjadikan bahasa mandarin dikenal dan pakai oleh penduduk dunia, maka bagaimana kita sambut ini dengan antusias dan penuh semangat.
Selamat dan Sukses untuk Al-Jazirah semoga dapat mengatarkan siswanya ke Negeri Tirai Bamba China.

Jumat, 18 Oktober 2013

KATA HIKMAH



Yang kemarin, hanya ada dalam ingatan.
Untuk esok, hanya orang yang mampu dengan harapan.
Yang sekarang, ini adalah yang sebenarnya.
Dimana setiap orang harus menerima, dengan penuh kesadarannya.
Siapa sekarang yang tidak ingin membuka mata, esokpun akan tetap buta.

~TETAP SEMANGAT MENUJU KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN~

Kamis, 17 Oktober 2013

Bayangan Yang Tak Terkejar


siluet muslimah
Sosoknya adalah sosok yang penuh cinta, kelembutan dan pribadi yang begitu memesona. Jilbab dan gaun gamis yang dikenakan memancarkan sosok muslimah yang ideal dan seorang ibu yang berwibawa. Pada setiap pertemuan, dia tidak akan pernah lupa untuk membuatkan kue. Kue sederhana namun sangat dinanti oleh semua rekan – rekan. Usia kami hampir sama, dan dia sudah memiliki seorang putera. Suaminya bekerja sebagai pegawai biasa, namun dukungan dari ibu mertua sangat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beruntunglah, mertuanya sangat baik dan cuckup berada. Mereka bisa tinggal di rumah milik ibu dari suaminya.
Setelah hampir satu tahun tidak mengadakan kontak, kami berjanji untuk bertemu. Dia akan mengadakan survei dan sekaligus bersilaturahmi. Dia duduk di hadapan saya. Senyumnya ramah, tutur katanya halus. Masih seperti dulu. Namun, ada satu yang berubah saat ini. Dia tidak menggunakan gamis seperti biasanya. Dia masih berjilbab, namun untuk ukuran dia yang selama ini saya kenal, saya merasa dia telah berubah. Ups! Saya mencoba menepis prasangka buruk ini. Saya tidak berhak untuk menilai, terlebih sekehendak hati.
“Hanya ini yang bisa saya lakukan. Saya bekerja untuk anak-anak. Mas tidak bisa menafkahi kami dengan cukup..” Saya sudah bisa menduga alasannya. Namun ada penolakan yang dahsyat pada benak saya. Tadinya saya berfikir dia bekerja di sebuah lembaga riset, karena dia mengatakan akan mengadakan survei atau jajak pendapat terhadap saya.
Namun ternyata, kenapa harus bekerja pada lembaga ini, yang jelas–jelas menjalankan usaha riba? Pertanyaan itu hanya tercekat di kerongkongan.
Sekarang dia meminta saya untuk menjadi nasabahnya, dia sangat piawai menjelaskan segala keunggulan produknya. “Mbak, secara pribadi sebagai manusia normal, saya tentu ingin mendapatkan produk yang mbak tawarkan karena pendapatan yang akan saya terima sungguh luar biasa. Namun, saya tidak bisa menerimanya, karena ini mengandung unsur riba, mbak lebih faham tentunya” saya berusaha memberikan penjelasan tentang penolakan saya secara baik. Saya berharap, dia akan tersadar dengan segala ilmu agama yang pernah dipelajarinya.
Doktrin tentang keunggulan produk dan pembelaan dan sangkalan tentang penjelasan saya membuat saya semakin sedih. Saya terluka, saya merasa kehilangan dia..
Sebagai wanita yang juga bekerja, saya sungguh memahami motivasinya untuk membantu ekonomi keluarga. Saya juga mengerti akan kesulitannya. Namun, saya tidak berharap dia untuk seperti ini. Penghasilannya sudah mencapai 20 juta rupiah perbulan, semakin aktif membangun jejaring bisnis, mencari teman baru karena target yang dikejar semakin tinggi. Sementara dia aktif membangun mimpi, anaknya berdua dengan sang bapak, di rumah..ya berdua saja.
Saya merasa sakit, sedih, dan marah. Saya sungguh tak berdaya mengejarnya, saya tak sanggup untuk membuatnya kembali seperti dulu, seorang wanita sederhana yang menyejukan mata. Saya ingin merengkuhnya, memasukkan kembali ke dalam kenangan masa lalu yang terpatri di benak.
Maafkan kami ya Rabb, atas segala kelemahan diri.
Nenda_2001@yahoo.com