Hidayatullah.com—Ratusan ulama, warga dan santri
hari Ahad, (29/09/2013) meresmikan berdirinya Front Anti Aliran Sesat
(FAAS) Jatim. Acara diresmikan di masjid jami’ Sampang.
Demikian disampaikan Ketua FAAS KH. Habib Achmad Zein Al-Kaf. Tujuan acara ini adalah mensosialisasikan kepada masyarakat Madura tentang bahayanya aliran sesat.
“Kami ingin memantapkan akidah Ahlus Sunnah, menjaga masayrakat Madura dari aliran sesat terutama Syiah,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Senin (30/09/2013).
Menurut mereka, acara yang dihadiri oleh para ulama dari Badan Silaturahmi Ulama Madura (BASRA) ini sekaligus dibacakan sikap para ulama Madura atas perjanjian yang diklaim islah yang diprakarsai secara sepihak oleh Syiah belum lama ini.
“Seluruh ulama Madura menolak rekayasa perdamain yang diprakarsai oleh Syiah tanggal 23 September 2013 di Puspo Agro, “ ujar Habib Ahmad Zein yang juga A'wan Syuriah PWNU Jatim ini.
Menurutnya, penolakan ulama Madura atas perjanjian yang diprakarsai Syiah karena ulama Bassra menganggap upaya itu sebagai sebuah rekayasa perdamain yang dibuat sepihak.
“Jika Syiah mau berdamai harus terbuka dan melibatkan semua komponen termasuk ulama, pemerintah, dan masyarakat,” tutur Habib Achmad.
Habib Achmad juga menyinggung Peraturan Gubernur (Pergub) Jatim nomor 55 Tahun 2012 tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim Nomor.Kep-01/SKF-MUI/JTM/I/2012 tentang Kesesatan Ajaran Syiah.
FAAS juga mengajak ummat Islam agar berhati-hati maraknya ajaran sesat.
FAAS berdiri bulan April 2013, 10 Muharram 1434 H. Yang didirikan oleh para ulama dan habaib di Jawa Timur, di mana akan berkonsentrasi menjaga akidah ummat Islam dari ajaran sesat.*
Demikian disampaikan Ketua FAAS KH. Habib Achmad Zein Al-Kaf. Tujuan acara ini adalah mensosialisasikan kepada masyarakat Madura tentang bahayanya aliran sesat.
“Kami ingin memantapkan akidah Ahlus Sunnah, menjaga masayrakat Madura dari aliran sesat terutama Syiah,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Senin (30/09/2013).
Menurut mereka, acara yang dihadiri oleh para ulama dari Badan Silaturahmi Ulama Madura (BASRA) ini sekaligus dibacakan sikap para ulama Madura atas perjanjian yang diklaim islah yang diprakarsai secara sepihak oleh Syiah belum lama ini.
“Seluruh ulama Madura menolak rekayasa perdamain yang diprakarsai oleh Syiah tanggal 23 September 2013 di Puspo Agro, “ ujar Habib Ahmad Zein yang juga A'wan Syuriah PWNU Jatim ini.
Menurutnya, penolakan ulama Madura atas perjanjian yang diprakarsai Syiah karena ulama Bassra menganggap upaya itu sebagai sebuah rekayasa perdamain yang dibuat sepihak.
“Jika Syiah mau berdamai harus terbuka dan melibatkan semua komponen termasuk ulama, pemerintah, dan masyarakat,” tutur Habib Achmad.
Habib Achmad juga menyinggung Peraturan Gubernur (Pergub) Jatim nomor 55 Tahun 2012 tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim Nomor.Kep-01/SKF-MUI/JTM/I/2012 tentang Kesesatan Ajaran Syiah.
FAAS juga mengajak ummat Islam agar berhati-hati maraknya ajaran sesat.
FAAS berdiri bulan April 2013, 10 Muharram 1434 H. Yang didirikan oleh para ulama dan habaib di Jawa Timur, di mana akan berkonsentrasi menjaga akidah ummat Islam dari ajaran sesat.*
Rep:
Samsul Bahri
Editor: Cholis Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar