“Ayoo Dina, coba lihat sini..” seorang ibu dengan sangat lembutnya
mencoba untuk mengalihkan perhatian anaknya pada televisi dan mengajak
sang anak bermain bola di luar rumah. Namun anak perempuan kecil yang
berusia 3 tahun, dengan kuncir dirambutnya dan pipi merah meronanya
hanya menggeleng dan berusaha menjauhkan dirinya dari sang ibu yang
terus berusaha mengajak sang anak dengan setengah memaksa, lalu, “akhh
anak ini, nonton televisi melulu, “ gumam sang ibu. “ Noooo, I don’t
want, go, go, goo..” teriak sang anak dengan bahasa Inggris yang cukup
fasih.
Sejenak sang ibu terdiam, masya Allah, kok anaknya lancar betul
berbahasa Inggris. Usut punya usut ternyata film-film berbahasa Inggris
yang diserap sang anak dari sejak masih kecil mampu membuat seorang anak
ikut dan mengikuti percakapan yang terdengar oleh telinga si anak,
walau mungkin tidak terjadi pada semua anak yang menonton film kartun.
Namun film kartun yang masih menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar, mampumembuat anak mengerti dan meniru percakapan singkat
dalam bahasa Inggris terhadap film kartun yang dilihat sang anak,
asalkan film kartun tersebut dipilihkan oleh sang ibu yang cukup membuat
anak memahami bahasa Inggris dalam kalimat yang cukup sederhana.
Selain merupakan talent juga, bakat bahasa dari sang anak itu sendiri
ada secara personal. Namun menonton televisi dalam bahasa Inggris
berarti menonton acara anak-anak dalam versi barat yang tentu saja bukan
hanya bahasa yang tersaji, namun juga nilai-nilai dan akhlak, pola
tingkah laku, pakaian, penampilan dan lain-lain. Semua hal itu
memerlukan juga bimbingan orang tua yang tentu saja sang orang tua harus
bijak dalam menyikapi dan menjawab pertanyaan anak bila ada acara
televisi edisi bahasa Inggris yang tidak dimengerti oleh sang anak, agar
mereka tidak salah persepsi terhadap apa yang dilihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar