Banyak manusia merasa
khawatir dalam mencari rezeki karunia Allah Swt. Bahkan tidak sedikit
dari mereka yang rela menggadai diri dan menghinakan martabat.
Banyak manusia merasa khawatir dalam mencari rezeki karunia Allah
Swt. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menggadai diri dan
menghinakan martabat. Kondisi dunia modern yang sarat persaingan dan
pergulatan menuntut mereka untuk lebih berjibaku dalam mencari nafkah
berupa karunia Tuhan. Betapa banyak setiap pagi hari di belahan bumi
manapun didapati wajah-wajah penuh ketegangan dan kepanikan yang
memancarkan rona khawatir dalam mengais rezeki di pagi hari. Seolah
mereka tiada memiliki Tuhan yang Maha Kaya Yang Mampu menjamin rezeki
setiap hambaNya. Dialah Allah, Ar Razzaq Sang Pemberi Rezeki.
Hal yang sering luput dari diri manusia zaman modern ini adalah
keimanan dan keyakinan bahwa Allah Swt telah menjamin rezeki dan nafkah
setiap hambaNya. Karena keyakinan ini semakin memudar, maka setiap
individu bergulat dan berkutat dalam kehidupan dunia demi memenuhi
kebutuhan hidup belaka.
Dalam kitab Mirqaat al Mafatiih terdapat kutipan pernyataan Al
Qusyairi yang mengatakan, ““Seseorang yang mengetahui bahwa Allah itu
adalah Sang Pemberi Rezeki, berarti ia telah menyandarkan tujuan
kepadaNya dan mendekatkan diri dengan terus bertawakal kepadaNya.”
Pernyataan Al Qusyairi ini penting untuk diyakini bahwa memang kunci
mendapatkan rezeki adalah dengan mendatangi Sang Pemilik rezeki yaitu Ar
Razzaq! Sebab dengan mendatanginya maka segala kebutuhan akan
terpenuhi.
Apakah kita belum pernah mendengar hadits yang amat masyhur ini: "Hai manusia, jika dari generasi pertama sampai terakhir, baik jin dan
manusia berkumpul dalam satu tempat untuk meminta kepadaKu, lalu
masing-masing orang meminta untuk dipenuhi kebutuhannya, niscaya hal
tersebut tidak mengurangi sedikit pun dari kekuasaanKu, kecuali hanya
seperti jarum yang dicelupkan di laut." HR. Muslim
Ini semua bukanlah demi menafikan sebuah ikhtiar mencari nafkah atau
bekerja. Tetap saja bekerja adalah sebuah prasyarat mulia untuk
mendapatkan nafkah, dan para nabi manusia terhormatpun tetap
melakukannya. Namun tekanan yang terpenting dalam mencari rezeki dan
nafkah adalah ketaatan kepada Allah Sang Pemberi rezeki.
Dalam kitab Shahih Al Jami’ disebutkan sebuah hadits dari Rasulullah
Saw yang berbunyi, “Sesungguhnya malaikat Jibril menghembuskan ke dalam
hatiku bahwasanya jiwa hanya akan mati sampai tiba masanya dan
memperoleh rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah, carilah nafkah yang
baik, jangan bermalas-malasan dalam mencari rezeki, terlebih mencarinya
dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak akan
memberikan apa yang dicarinya kecuali dengan taat kepadaNya.”
Sebab itu usahlah panik dalam mencari karunia Allah Swt berupa
rezeki. Yakinilah bahwa rezeki itu datang, bahkan kedatangannya
menghampiri diri kita begitu cepat.
“Sesungguhnya rezeki itu akan mecari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya.” HR. Thabrani
Semoga Allah memberkahi rezeki & hidup kita bersama. Amien!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar